Ledakan di Beirut
Ancam Penyebab Ledakan, PM Lebanon Kecam Bahan Berbahaya Diletakkan Sembarangan: Sejak 2014
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab menegaskan akan menindak penanggung jawab ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut, Lebanon.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab menegaskan akan menindak penanggung jawab ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut, Lebanon.
Diketahui ledakan terjadi di kota pesisir tersebut pada Selasa (4/8/2020) siang waktu setempat.
Dilansir TribunWow.com, insiden itu menewaskan lebih dari 70 orang dan ribuan lainnya luka-luka.

• Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon juga Turut Jadi Korban Ledakan, Angkatan Laut Terluka
"Apa yang terjadi hari ini tidak akan berlalu saja tanpa pertanggungjawaban," tegas Hassan Diab, dikutip dari Aljazeera, Selasa seusai kejadian.
Ia bahkan mengancam pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
"Pihak yang bertanggung jawab atas kekacauan ini akan membayar harganya," tambah Diab.
Sementara ini Pemerintah Lebanon belum menyatakan pasti penyebab ledakan yang menyita perhatian dunia tersebut.
Namun pemerintah setempat menduga ledakan terjadi karena sitaan bahan berbahaya mudah meledak ditempatkan di lokasi penyimpanan selama bertahun-tahun.
Diab menambahkan, pemerintah akan menyelidiki penyebab kejadian tersebut.
"Gudang berbahaya ini sudah ada selama enam tahun sejak 2014," ungkapnya.
Perdana Menteri Diab juga meminta bantuan dunia internasional untuk Lebanon.

• Bantah Donald Trump, Pakar Sebut Ledakan Beirut Lebanon Bukan karena Serangan Militer: Percikan Api
Diketahui negara pesisir Laut Tengah tersebut tengah menghadapi krisis ekonomi menyusul pandemi Virus Corona.
"Saya mengumumkan permohonan mendesak untuk negara-negara yang bersahabat dan bersaudara dengan Lebanon, untuk bersama-sama di sisi kami membantu mereka yang terluka," kata Diab.
Sementara itu, Presiden Lebanon Michel Aoun turut mengecam zat ammonium nitrat ditempatkan secara sembarangan tanpa pengamanan khusus.
Diketahui bahan sebanyak 2.750 ton tersebut diduga menjadi penyebab ledakan.