Terkini Nasional
Kader PDIP Geram soal Aksi Pembakaran Bendera, GNPF: Kayaknya Gagah Banget Bela Simbol Partai
Sekjen Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Edy Mulyadi menanggapi insiden pembakaran bendera PDIP.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
"Baik oleh mahasiswa ketika aksi masalah BBM bahkan oleh kadernya sendiri di Kalimantan Barat kan bendera PDIP dibakar," jelasnya.
"Bahkan juga kader PDIP pernah membakar partai demokrat tahun 2017 itu dari berita dan data yang kita dapatkan."
Maka dari itu, Slamet Maarif meminta supaya pihak PDIP tidak berlebihan menanggapi hal itu.
Menurutnya, ada hal yang jauh lebih penting dari pembakaran tersebut.
Dirinya lantas menganggap wajar adanya penolakan terhadap RUU HIP, termasuk yang dilakukan dalam bentuk demo hingga pembakaran bendera PDIP.
• Soal Pembakaran Bendera PDIP, Pakar Hukum Sebut Bukan Menghina Partai: Ekspresi Penolakan RUU HIP
"Artinya enggak usah berlebihan, justru ada persoalan yang sangat penting buat kita, menyangkut keutuhan NKRI, menyakut keselamatan Pancasila, menyangkut jati diri hidup bangsa, menyangkut ideologi dasar negara yang sudah final," kata Slamet Maarif.
"Karena menyangkut ideologi dan keselamatan pancasila, menyangkut keutuhan NKRI makanya wajar umat ini marah, wajar rakyat Indonesia marah," tegasnya.
Dirinya mengaku tidak terima dan merasa tersinggung ketika idelogi bangsa yang sudah melekat dicoba untuk dirubah dan diotak-atik.
Terlebih dalam ubahannya tersebut banyak poin yang sangat tidak bisa diterima oleh akal.
Termasuk rencana menjadikan Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila.
Ia memastikan tidak hanya dirinya yang merasa tidak terima dan menolak RUU HIP, namun seluruh rakyat Indonesia.
"Bahkan bagaimana umat dan rakyat kalangan islam maupun nasionalis tidak marah ketika persoalan ideologi bangsa yang sudah final bagi kita kemudian akan dicoba dirubah, diutik-utik melalui rancangan HIP ini," ungkapnya.
"Bahkan ketuhanan yang maha esa yang menjadi dasar negara dan dicantumkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 disepakati akan dirubah menjadi Ketuhanan yang berkebudayaan."
"Bagaimana umat tidak marah ketika Pancasila akan diubah menjadi Trisila dan Ekasila," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Elfan)