Virus Corona
Jelaskan Alasan Jokowi Wajibkan Tapera saat Corona, Fadjroel Rachman: Sebenarnya Tak Ada Bebannya
Jubir Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman memberikan penjelasan terkait kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) di tengah pandemi Virus Corona.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
"Tapi di saat pandemi sekarang ini justru saya melihat bukan urgensi untuk kepemilikan rumah," kata Bhima.
"Karena sekarang ini bagaimana survival untuk bertahan hidup dulu."
• Tanggapi IDAI yang Tolak Pembukaan Sekolah, Anies Baswedan: Jangan Beri Kesan Kita Mau Buka Sekolah
Tak cuma untuk saat ini, Bhima menyebut pemenuhan kebutuhan dan kesehatan masyarakat lebih penting hingga 7 tahun ke depan.
"Jadi mulai dari kesehatan, kemudian makanan, itu dua kebutuhan pokok yang lebih penting daripada perumahan," ujar Bhima.
"Bahkan sampai 7 tahun ke depan."
Lantas, Bhima pun menyinggung PP yang secara resmi diberlakukan Jokowi.
"Ya kalau kita baca PP-nya secara lebih detail, ini kan ada pasal yang jelas bahwa uang ini akan diolah oleh manager investasi," ucap Bhima.
"Tapi di situ ada penempatan salah satu opsinya adalah penempatan di surat berharga negara."
Hal itulah yang menurutnya janggal.
Bhima menduga, pemerintah tengah berusaha mencari keuntungan di balik iuran Tapera.
"Sehingga ini ada keuntungan yang akan dinikmati pemerintah," kata Bhima.
"Jadi semacam dana full dana dari pekerja dan pengusaha 3 persennya itu."
• Anies Senyum-senyum saat Dokter Sebut Sekolah Tak Boleh Dibuka karena Kasus Corona Anak Masih Tinggi
Lebih lanjut, Bhima juga menduga pemerintah berupaya menambal defisit APBN hingga memaksa warga membayar iuran Tapera saat kondisi sulit.
Ia menilai, iuran Tapera ini memilikin skema yang mirip dengan BPJS Tenaga Kerja.
"Nanti kemudian masuk dalam manager investasi, dimasukkan lagi kemudian untuk menambal defisit APBN."