Virus Corona
PSBB Banyak Dilanggar, Bima Arya Gamblang Sebut Pemerintah Tak Konsisten: Enggak Mudah Kultur Diubah
Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Bima Arya angkat bicara soal banyaknya pelanggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk merayakan Hari Raya.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Bima Arya angkat bicara soal banyaknya pelanggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk merayakan Hari Raya Lebaran.
Dilansir TribunWow.com, Bima Arya menilai merayakan lebaran sudah menjadi kultur yang sulit dihilangkan.
Ia bahkan menyoroti banyaknya kebijakan pemerintah yang kerap berubah-ubah.

• Akhiri PSBB, Tegal Lakukan Penyemprotan Disinfektan Skala Besar, Kerahkan 6 Water Canon dan 9 Damkar
• Sebut Simalakama soal Kebijakan PSBB, Sandiaga Uno Jelaskan Tahapan New Normal yang Seharusnya
Hal itu disampaikan Bima Arya melalui kanal YouTube Kompas TV, Jumat (22/5/2020).
"Ini kan dilema antara kultur dan struktur, kultur ini kita berhadapan dengan tradisi yang sudah mengakar, yang sudah terjadi di keseharian warga selama puluhan tahun," kata Bima.
"Tradisi mudik, tradisi beli baju baru dan lain-lain."
Bima menyatakan, kebiasaan masyarakat merayakan lebaran tak bisa dengan sekejap dihilangkan karena pandemi Virus Corona.
Tak hanya itu, ia juha menyebut tak semua masyarakat memiliki pandangan yang sama soal bahaya virus dengan nama lain Covid-19 tersebut.
"Enggak mudah kultur ini dilawan, dirubah sekejap," ujar Bima.
"Enggak semua punya sense of urgency yang sama, enggak semua punya tafsir yang sama tentang Covid-19 ini."
Lebih lanjut, Bima kembali mengungkit pengalamannya yang pernah dinyatakan positif Virus Corona.
• Soal PSBB, dr Erlina Burhan Singgung Pihak yang Minta Segera Dilonggarkan: Terima Kasih Pak Ngabalin
Menurut dia, hanya segelintir warga yang menganggap bahaya Virus Corona lebih besar ketimbang meriahnya perayaan lebaran.
"Saya sebagai alumni Covid punya sense yang kuat tentang betapa bahayanya Covid-19 ini," terang dia.
"Tapi buat saudara-saudara kita di pedesaan, pelosok, merasa ini penyakit orang kaya, jauh dari realita."
Terkait hal itu, Bima lantas menyebut banyaknya kebijakan yang tak konsisten pemerintah semakin memperburuk keadaan.