Terkini Daerah
Mengaku Tetap Puasa, Pemudik yang Nekat Jalan Kaki dari Jakarta ke Solo Tempuh Jarak hingga 440 km
Maulana Arif Budi Satrio (38), pria yang nekat mudik dengan berjalan kaki dari Jakarta ke Solo mengaku tetap berpuasa meski kepayahan.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Maulana Arif Budi Satrio (38), pria yang nekat mudik dengan berjalan kaki dari Jakarta ke Solo mengaku tetap berpuasa meski kepayahan.
Pria yang akrab disapa Rio tersebut harus menempuh perjalanan di tengah di cuaca yang terik, namun ia tetap bisa menahan lapar dan haus.
Ia menuturkan tetap ingin menjalankan ibadah tersebut meski medan yang dilaluinya cukup berat saat memasuki daerah Karawang Timur hingga Tegal Jawa Tengah.
• Nekat Jalan Kaki dari Jakarta ke Solo, Seorang Pemudik Ngaku Terpaksa: Sempat Ribut dengan Petugas
Dilansir Kompas.com, Rabu (20/5/2020), pria yang berprofesi sebagai sopir bus pariwisata ini telah berjalan kaki dan menempuh jarak hingga sekitar 440 km.
Jarak tersebut dilaluinya bukan dengan hambatan yang mudah, namun ia tetap melanjutkan niatnya demi bisa pulang ke kampung halaman.
Dalam perjalanan, Rio mengaku letih dan kepanasan karena cuaca yang sangat terik.
"Udaranya sangat panas. Sampai gosong semua kulit saya karena panas," ungkap Rio.
Namun ia tetap bisa bertahan berpuasa meskipun dengan kondisi tubuh yang tidak prima.
Pernah suatu waktu, ketika ia berbuka puasa di sebuah warung, Rio yang menceritakan bahwa ia sedang berjalan kaki untuk pulang ke Solo membuat pengunjung warung terkaget-kaget.
Bahkan salah seorang diantaranya sampai tersedak mendengar kisah Rio.
Kisahnya tersebut menyentuh hati pemilik warung yang merasa iba sehingga menolak saat akan dibayar.
"Saya pernah ditanya mau ke mana? Saya jawab mau ke Solo. Mereka terkejut. Ada yang minum sampai kesedak. Terus saya mau bayar, pemilik warung tidak mau dibayar," tutur Rio.
Saat ditanya alasan yang memicunya nekat mudik dengan berjalan kaki, Rio menerangkan bahwa ia telah di PHK.
Akibat adanya pandemi Virus Corona, perusahaan bus pariwisata tempatnya bekerja sejak tahun 2017 tidak lagi dapat beroperasi.
Oleh sebab itu, perusahaan terpaksa memecat beberapa karyawan untuk menekan biaya pengeluaran.