Terkini Nasional
Sandiaga Uno Ungkap Pilih 'Ngalah' hingga Anies yang Jadi Calon Gubernur: Sempat Yakinkan Prabowo
Politisi Partai Gerindra, Sandiaga Uno mengungkap fakta menarik saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Gerindra, Sandiaga Uno mengungkap fakta menarik saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017.
Hal itu diungkapkan Sandiaga Uno saat melakukan percakapan melalui video call dengan Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun yang tayang di channel YouTube Refly Harun, Minggu (17/5/2020).
Sandiaga Uno menjelaskan bahwa awalnya dia yang ditunjuk menjadi Calon Gubernur dan bukan Gubernur DKI Jakarta yang sekarang, Anies Baswedan.

• Sandiaga Uno Habiskan Uang Rp 1 Triliun untuk Pilpres, Refly Harun: Anies Kan Modalnya Begitu Doang
Sandiaga Uno menceritakan hal tersebut karena awalnya ditanya oleh Refly Harun mengenai prediksi tokoh-tokoh yang maju pada Pemilihan Presiden 2019.
Mulanya Sandi menceritakan bagaimana dirinya sempat diminta pulang oleh Prabowo Subianto untuk menjadi Calon Wakil Presiden 2019.
Padahal kala itu, dia tengah mengikuti acara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan Pemerintah Moskow, Rusia.
"Mengenai individu-individunya, you never know saya seminggu sebelum diminta Pak Prabowo mendampingi itu, itu saya lagi di Moscow," kata Sandiaga.
"Saya lagi jalanin tugas Pemprov DKI waktu itu kita punya intercity Jakarta sama Moscow saya lagi di sana."
"Lagi ngobrol-ngobrol mainin my own bussiness tiba-tiba ada telepon Pak Prabowo minta balik, begitu balik langsung diminta ke Kartanegera (kediaman Prabowo)," imbuhnya.
Selain itu, ia juga sempat dihubungi oleh Mantan Ketua Umum PAN, Amien Rais untuk segera pulang.
"Dalam perjalanan pulang dari Moscow Pak Amien Rais telepon, beberapa ini dengan cepat pulang."
"Padahal saya, mustinya saya satu minggu di sana gitu dan saat itu waktu bergerak cepat sekali dan cair sekali politik kita ini," ujar dia.
• Sempat Ditawari Jabatan Erick Thohir, Sandiaga Uno: Kalau Hatinya Dia, Pasti Mau Kerja Sama Temen
Sehingga ia merasa politik mudah berubah seperti saat di mana awalnya dirinya yang dicalonkan sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta.
"Dan belajar dari sana sama juga waktu Pilgub DKI saya kan dicalonkan sebagai Gubernur, Anies Baswedan waktu itu enggak ada."
"Waktu kita ketemu di Kompas TV, bung pada waktu itu masih Calon Gubernur (Cagub)," ungkapnya.
Ia menjelaskan dirinya masih menjadi Cagub sehari sebelum pendaftaran.
Namun, Sandiaga mengaku lantas meminta Prabowo untuk mengganti posisinya dengan Anies Baswedan.
Pasalnya, Anies Baswedan merupakan tokoh nasional yang sempat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
"Iya masih, sampai detik terakhir, sampai hari terakhir hari Kamis, kan Jumat itu pendaftaran, sampai hari Kamis saya masih Calon Gubernur."
"Tapi akhirnya politik itu cair saya ambil keputusan, meyakinkan Pak Prabowo bahwa untuk kita bisa menawarkan satu perubahan di Jakarta, kita butuh tokoh nasional yang ikut meramaikan," ujar Sandi.
• Isu Izin Perusahaan Dicabut saat PSBB, Sandiaga Uno Kecam Pelaksanaan: Ide Bagus, Koordinasi Buruk
Selain meyakinkan Prabowo, ia juga meyakinkan partai-partai pendukung lainnya.
Sehingga, ia menilai bahwa politik terus berubah tak bisa diprediksi siapa yang akan maju pada Pilpres 2024.
"Akhirnya saya melobi partai-partai lain termasuk PKS akhirnya bisa diterima Anies."
"Jadi belajar dari pengalaman itu menurut saya sangat sulit ditebak," ceritanya.
Lihat videonya mulai menit ke-37.40:
Habiskan Dana Rp 1 T untuk Pilpres 2019
Dalam kesempatan tersebut, Refly juga bertanya berapa dana yang dibutuhkan untuk kampanye pada Pemilihan Gubenur 2017 dan Pilpres 2019.
Sandiaga menjawab, dia menghabiskan kurang lebih Rp 300 milyar.
"Satu pertanyaan terakhir dan jawabnya singkat saja."
"Bung harus jujur tahun 2017 Pilkada DKI habis berapa," tanya Refly.
"Aduh hampir lebih itu, itu sudah saya laporkan di LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelanggara Negara) angkanya saya lupa tapi kira-kira hampir 300 milyar," jawab Sandi.
Sedangkan untuk kampanye Pilpres, Sandi mengatakan dirinya menghabiskan uang sekitar Rp 1 triliun.
"Itu juga belum saya laporkan hampir 600 an milyar itu total 1 triliun," ujar Sandi.
"Jadi 1 triliun ya, yang lainnya jangan bermimpi jadi Calon Presiden dan Calon Gubernur DKI," timpal Refly.
Sandi lantas membantah anggapan tersebut, pasalnya ada beberapa orang yang tidak memiliki.
"Belum tentu, ada yang enggak punya apa-apa tau-tau bisa jadi kandidat," bantah Sandi.
• Sandiaga Uno Pernah Ditawari Jabatan oleh Erick Thohir, Refly Harun Imbau Menteri: Jangan Politisasi
Lalu, Refly menyinggung bahwa Sandi merupakan orang dengan pemilik modal terbesar dibanding kandidat-kandidat Capres 2024 yang selama diisukan.
Bahkan ia turut menyinggung Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswedan hingga Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang belum memiliki modal.
"Kan Bung memang harus membantu kaum dhuafa, dari orang-orang yang disebutkan sebagai next presiden itu, calon presiden ke depan yang mapan kan cuma Bung Sandi."
"Yang lainnya Anies kan modalnya modal begitu doang, Ganjar juga begitu, RK juga begitu, Khofifah juga begitu," ungkapnya.
Sementara itu, Sandi melanjutkan dirinya tak masalah menghabiskan uang sebegitu banyak.
Menurutnya tak ada yang sia-sia dalam sebuah perjuangan.
"Buat saya tidak ada penyesalan sama sekali, buat saya ini adalah bagian dari perjuangan, pengorbanan kalau meamh di politik, kalau kita mau mandiri ya harus berani gitu loh," ucapnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)