Virus Corona
Wacana Kelonggaran PSBB di Tengah Corona, Ahli Epidemiologi: Yang Mau Dilonggarkan Wilayah Mana?
Isu wacana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mendapatkan penolakan dari banyak pihak, termasuk dari Ahli Epidemiologi Pandu Riono.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Isu wacana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mendapatkan penolakan dari banyak pihak, termasuk dari Ahli Epidemiologi Pandu Riono.
Dilansir TribunWow.com, Pandu Riono mengaku tidak setuju dengan istilah adanya kelonggaran PSBB di tengah penyebaran Virus Corona yang masih terjadi.
Menurut Pandu Riono, hal yang semestinya dilakukan oleh pemerintah bukannya melonggarkan, melainkan harusnya lebih diperketat.

• Pengujian Spesimen PCR Corona Jauh dari Target, Jokowi: Saya Minta Segera Diselesaikan Minggu ini
Dirinya beranggapan dengan tidak ada kelonggaran PSBB saja pelanggaran masih banyak, terlebih ketika nantinya ada kelonggaran.
Dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Senin (11/5/2020), Pandu Riono sebenarnya tidak mempermasalahkan kebijakan pemerintah yang akan melonggarkan aturan PSBB.
Namun syaratnya harus bisa memberikan data yang menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
Dengan begitu, masyarakat bisa memantau dengan pasti kondisi sebenarnya yang terjadi, apakah mengalami peningkatan atau memang terkendali.
"Perbaiki dulu sistemnya, kemudian kita melihat konsistensi dari betulkah jumlah kasus, betulkah jumlah suspect, betulkah jumlah kematian bisa dalam waktu 14 hari terus menurun?" ujar Pandu Riono.
"Kalau masih naik turun, kita masih belum yakin," jelasnya.
Selain itu, Pandu Riono mempertanyakan jika memang benar ada rencana untuk melonggarkan PSBB, maka daerah mana yang akan dilakukan.
Seperti yang diketahui, penerapan PSBB saja di Indonesia belum merata, karena memang penyebaran Covid-19 berbeda-beda di setiap daerah.
• Pemerintah Klaim Kasus Positif Corona di Jakarta Menurun, Benarkah Demikian? Cek Fakta dan Datanya
Padahal menurutnya, saat ini hanya PSBB-lah yang bisa mengikat masyarakat untuk melakukan physical distancing.
Karena memang memiliki aturan yang sedikit lebih jelas.
"Kedua, yang mau dilonggarkan wilayah mana? Kalau wilayah yang sekarang ini dilakukan PSBB masih beberapa wilayah saja, tidak mungkin kita melonggarkan di seluruh Indonesia," ungkap Pandu.
"Juga mana yang bisa dilonggarkan, tentu yang risikonya paling ringan," tegasnya.
Pandu tidak ingin pemerintah gegabah dalam mengambil keputusan.
Dirinya berharap pemerintah mempertimbangkan dengan matang setiap kebijakan yang memiliki risiko tinggi, termasuk rencana pelonggaran atau relaksasi PSBB ini.
"Direncanakan boleh, tapi direncanakan dengan baik," kata ahli epidemiologi Universitas Indonesia ini.
"Lebih baik internal di dalam dengan ahli dengan lintas sektoral, sehingga menjadi matang. Kalau memang sudah waktunya melakukan pelonggaran," pungkasnya.
• Jika Pandemi Virus Corona Berakhir, Apakah Perlu Waktu Lama untuk Kembali ke Kehidupan Normal?
Simak videonya mulai menit 6.22
Meyakini Target Jokowi Kurva Corona Turun Bulan Mei
Ahli Epidemiologi Pandu Riono meyakini target dari Jokowi soal penanganan penyebaran Virus Corona di Indonesia.
Sebelumnya, Jokowi menargetkan kurva penyebaran Virus Corona mengalami penurunan di bulan Mei atau akhir Mei 2020.
Dilansir TribunWow.com, Pandu Riono juga optimis dengan apa yang sudah ditargetkan Jokowi, karena hal itu tentunya bukan main-main.
• Soal Wacana Pelonggaran PSBB, Imam Prasodjo Sebut Jokowi Dibuat Geregetan oleh Corona, Ini Alasannya
Menurut Pandu, Jokowi tentunya akan mengerahkan segala cara untuk mencapai target tersebut.
Bahkan Pandu menyebut Jokowi bisa dikatakan sedang marah besar menghadapi situasi Virus Corona yang masih terus mengalami peningkatan.
Ketika presiden sudah marah maka bawahannya tentu akan berkerja lebih keras lagi.
"Seharusnya bisa, itu 'kan perintah," ujar Pandu.
"Itu kan perintah orang marah. Presiden marah, ya dibawa ke kita semua termasuk saya juga," jelasnya.
"Harus diturunkan secepatnya dengan cara apapun," ungkap Pandu.
Pandu kemudian menyimpulkan pernyataan dari Jokowi yang akan melakukan apapun caranya untuk bisa menurunkan kurva penyebaran Covid-19 sebagai pertanda orang yang sedang geram dengan suatu permasalahan.
Terlebih menurut Pandu, Jokowi merupakan orang asli Jawa.
"Kalau orang Jawa sudah ngomong dengan cara apapun, itu artinya dia marah sekali," kata Pandu Riono.
"Karena kesal lihat situasi kok enggak turun-turun."
• Ridwan Kamil Sebut Kebijakan Budi Karya Lemahkan PSBB, Cerita Kades Positif Corona karena Pemudik
Lebih lanjut, Pandu menilai Jokowi tidak tega melihat rakyatnya menderita karena dampak Corona.
Karena seperti yang diketahui, banyak permasalahan yang diakibatkan oleh Covid-19 yang dirasakan langsung oleh rakyat, khususnya kalangan bawah.
"Sudah rakyat menderita, tapi PSBB-nya tidak di-monitoring, tidak dievaluasi," paparnya.
"Ini menjadi galau sebagai seorang pemimpin harus kayak gitu," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)