Virus Corona
Mal Diisukan Segera Buka, Pandu Riono Gamblang Bantah Kajian Kemenko Perekonomian: Jangan Dipercaya
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyoroti kajian yang dilakukan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyoroti kajian yang dilakukan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian.
Sebelumnya, Kemenko Perekonomian melakukan kajian soal pembukaan kembali mal, pasar dan tempat keramaian lainnya pada Juni 2020.
Dilansir TribunWow.com, terkait hal itu, Pandu Riono gamblang mengimbau publik tak memercayai kajian tersebut.
Ia pun mengungkap sejumlah kejanggalan kajian Kemenko Perekonomian.

• Soal Wacana Pelonggaran PSBB, Imam Prasodjo Sebut Jokowi Dibuat Geregetan oleh Corona, Ini Alasannya
• Bali Berhasil Kendalikan Virus Corona, Benarkah Strateginya Lebih Efektif daripada PSBB?
Hal itu disampaikan Pandu Riono melalui kanal YouTube Kompas TV, Minggu (10/5/2020).
"Mereka kan enggak memodelkan, jadi Kemenko Perekonomian itu sudah menetapkan tanggal-tanggal yang mereka tetapkan sendiri," ucap Pandu.
"Mungkin mengandalkan pemodelan yang bisa memprediksi tanggal."
Pandu mengatakan, untuk melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pemerintah harus memenuhi tiga indikator penting.
"Kalau ada pemodelan sudah memperediksi tanggal, jangan dipercaya," terang dia.
"Saya enggak tahu datanya apa, tapi sebelum dibuka harus memenuhi tiga indikator penting."
Terkait hal itu, Pandu menyinggung soal penurunan korban Virus Corona.
• Pemuda Pengendara Motor Ngamuk di Check Point PSBB Bogor, Pukul Petugas karena Ingatkan Pakai Masker
Jika ingin melonggarkan PSBB, Pandu menyebut pemerintah harus berhasil menurunkan angka korban Virus Corona secara stabil.
Ia bahkan juga mengimbau pemerintah meningkatkan tes Virus Corona.
"Yaitu indikator epidemiologi, bahwa ada kasus penurunan yang konsisten selama dua minggu dan terus menerus, tidak naik turun," terang Pandu.
"Dan juga dibarengi dengan peningkatan testing, bukan karena testing-nya yang terbatas sehingga kasusnya menurun."