Virus Corona
Pemudik Kerasan di Tempat Karantina sampai Ogah Pulang, Wali Kota Solo: Saya Tidak Butuh Dipuji
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menanggapi seorang pemudik yang enggan pulang dari tempat karantina karena terlalu nyaman.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menanggapi seorang pemudik yang enggan pulang dari tempat karantina karena merasa terlalu nyaman.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota Solo menyiapkan Ndalem Joyokusuman untuk lokasi karantina 14 hari para pemudik dari luar kota.
Hal tersebut sehubungan dengan pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid-19).

• Dua Pasien Positif Covid-19 di Kota Solo Meninggal Dunia, Asal Mojosongo dan Jebres
Sebelumnya Rudyatmo menyebutkan Pemkot Solo berusaha menyiapkan tempat karantina yang nyaman ditempati para pemudik.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui tayangan iNews, Minggu (3/5/2020).
Awalnya, Rudyatmo membenarkan ada seorang pemudik yang enggan pulang dari lokasi karantina.
"Bukannya enggak mau pulang, tapi karena Beliau merasa dilayani dengan baik. Fasilitas disediakan, baik olahraga maupun yang lainnya," kata FX Hadi Rudyatmo.
Ketika ditanya, pemudik tersebut mengaku kerasan selama berada di lokasi karantina.
Rudy menyebutkan Pemkot Solo memang telah menyiapkan karantina khusus untuk perantau ber-KTP Surakarta yang nekat mudik.
Ia kemudian membeberkan hal yang membuatnya berbeda dari pemerintah daerah lainnya dalam mempersiapkan lokasi karantina.
"Saya tidak mau dibandingkan dengan kabupaten yang lain, tetapi saya punya prinsip kasih sayang dan kemanusiaan," ungkap Rudy.
"Jadi saya tidak butuh dipuji, tidak butuh disanjung. Namun lebih bagaimana memberikan pelayanan kepada masyarakat yang sebaik-baiknya," lanjut politisi PDIP ini.
• 10.394 Orang Nekat Mudik ke Sumbar meski Diberlakukan PSBB, Pemprov Wajibkan Karantina
Rudy kemudian menuturkan jumlah pemudik yang menjalani karantina di Joyokusuman sudah mulai berkurang.
"Sampai kemarin ada 200 lebih, tetapi yang sudah kita pulangkan sudah 99 warga yang kita antar ke rumah masing-masing," jelas Rudy.
"Kalau tidak kita antar takut nanti ditolak warga masyarakat setempat," lanjut dia.
Mengenai fasilitas Joyokusuman, Rudy menyebutkan keadaannya tidak mewah.
"Manusiawi aja," jelasnya singkat.
Saat tiba di lokasi karantina, pemudik akan segera ditangani petugas kesehatan.
Pemudik akan langsung diambil sampel darahnya untuk dicek.
Rudy menyebutkan petugas karantina juga menyediakan fasilitas untuk menunjang ibadah puasa.
"Apalagi kalau ini suasana Ramadan atau puasa, kita juga layani dengan buka puasanya, sahurnya," ungkap dia.
Menurut Rudy, Ndalem Joyokusuman dapat menampung sampai 200 orang.
Meskipun begitu, ia berharap jumlah pemudik tidak bertambah.
• Viral ODP Corona Bandel akan Dikarantina di Rumah Angker, Kades: Ada yang Diperlihatkan Penunggu
Lihat videonya mulai menit 2:00
Bupati Sragen Siapkan Karantina di Rumah Angker
Bupati Sragen Kusdinar Untung Sukowati tak kuasa menahan tawa saat menceritakan sistem karantina yang dilakukan jajarannya bagi pemudik yang tidak patuh.
Pemerintah Kabupaten Sragen telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif untuk mencegah penularan Virus Corona di daerahnya.
Salah satu yang dilakukan adalah meminta para warga yang mudik atau warga yang dinyatakan berstatus orang dalam pemantauan (ODP) untuk karantina mandiri selama 14 hari.
• Peserta Kartu Prakerja Membludak, Jokowi: Pekerja Dirumahkan dan Korban PHK, Saya Minta Prioritaskan
Namun yang unik dari aturan ini adalah adanya sanksi bagi warga yang melanggar aturan tersebut.
Sanksi itu adalah karantina sementara di rumah yang terkenal angker, yang berlokasi di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.
Dalam tayangan Mata Najwa, Rabu (29/4/2020), Bupati Sragen Kusdinar Untung Sukowati menjelaskan mengenai pelaksanaan hukuman itu.
Namun ia tidak bisa menahan tawanya saat menceritakan bentuk hukuman yang diberikan untuk warga yang melanggar.
Pasalnya, pemudik yang diketahui melanggar ketentuan karantina mandiri akan ditempatkan di gedung kosong yang tidak terpakai dan terkenal berhantu.
Presenter acara, Najwa Shihab kemudian menanggapi sanksi unik yang diterapkan Bupati Sragen tersebut.
"Ditempatkan di rumah yang terkenal angker itu membuat kapok ya Bu Bupati," ujar Najwa sambil tersenyum.
Mendengar perkataan tersebut, Kusdinar tertawa dan menjelaskan bahwa hukuman tersebut bertujuan memberi efek jera.
"Memang harus dibuat kapok mbak, orang Indonesia itu takut sama hantu, jadi ini hanya kita ambil efek jeranya mereka," kata Kusdinar sambil tertawa.
"Supaya mereka bisa mematuhi dan disiplin terhadap komitmen ini. Karena untuk kesehatan bersama."
"Mereka pulang kampung jangan sampai membawa penyakit dibawa pulang ke kampung," imbuhnya.

• Dikarantina di Rumah Angker, Seorang Warga Sragen Mengaku Jera Melanggar: Anak Saya Nangis Terus
Kusdinar kemudian mengungkapkan bahwa ide yang tak sengaja didapatnya saat melakukan kunjungan tersebut terbukti efektif.
Sebanyak 3 orang pemudik yang melanggar ketentuan hanya kuat bertahan di rumah tersebut selama 3 hari lantaran ketakutan.
"Di desa Sepat ada gedung kosong yang sudah 10 tahun tidak di huni, kita bersihkan, kita gunakan untuk itu," jelas Kusdinar.
"Akhirnya dipakai dengan tiga orang ini, dan mereka hanya bisa bertahan 3 hari karena merasa ketakutan," sambungnya sambil tersenyum. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Noviana)