Breaking News:

Virus Corona

Curhat Guru Honorer dan Orangtua Siswa saat Pandemi Corona, Nekat Jual Barang-barang di Rumah

Sebelum pandemi corona, kehidupan ekonomi Andi Priyanto lumayan berkecukupan.

Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Muh Abdiwan/Tribun Timur
Ilustrasi Guru Honorer 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengatakan melalui konferensi video: "Karena ada berbagai macam kondisi yang sudah berubah dengan Covid-19. Dan juga ada berbagai macam kondisi ekonomi yang sudah lebih mendesak bagi banyak sekali teman-teman kita, seperti guru atau guru honorer, maka kita melakukan revisi Permen kita," ujarnya.

Kritik Jokowi soal Corona, Rocky Gerung Bandingkan Beda Ucapan Presiden: Betul-betul Gagal Nalar

Menyeimbangkan penggunaan dana BOS

Meski penggunaan dana BOS berdasarkan musyawarah antara sekolah, dewan guru, dan komite sekolah, pengelolaannya berada di tangan kepala sekolah sebagai penanggung jawab dana BOS di setiap sekolah.

Yani Mulyani, selaku kepala sekolah SD Negeri 04 Batujajar tempat Andi mengajar, mengaku tidak menutup mata atas kondisi yang dialami Andi.

Namun, ia menyatakan kesulitan membayar honor yang lebih besar dari biasanya di saat pandemi ini, meski ada kelenturan kebijakan dalam hal pembayaran upah bagi guru non-ASN.

Pasalnya, pencairan dana BOS yang diterima sekolahnya tidak sesuai dengan jumlah siswa karena pemerintah masih mengacu pada Dapodik siswa per 31 September 2019.

"Di SD kami kekurangan (dana BOS). (Jumlah) siswanya tidak sesuai dengan Dapodik (Data Pokok Pendidikan). Kalau di Dapodik (jumlah siswanya) 165 siswa, kalau yang dibayarkan hanya untuk 137 siswa," ungkap Yani.

Jatah dana BOS memang berdasarkan jumlah siswa per sekolahnya. Mengacu ke Permendikbud Nomer 8 tahun 2020, dana BOS untuk tingkat SD sebesar Rp900 ribu per siswa.

Momen Ganjar Pranowo Pergoki Bapak-bapak Berkerumun saat Pandemi Corona: Yang seperti Ini Diapakan?

Yani juga mengaku dilematis dalam mengelola dana BOS di masa pandemi corona ini.

Di satu sisi, dia ingin membayar lebih besar honor bagi empat orang guru honorer di sekolahnya, tapi di sisi lain, beberapa kegiatan dan program sekolah harus tetap dijalankan.

Apalagi, ada program-program tambahan di masa pandemi ini, seperti disinfeksi gedung sekolah, pemberian masker bagi siswa, kuota internet bagi siswa dan guru untuk mendukung pembelajaran daring, dan uang transportasi bagi guru yang mendatangi siswa jika kesulitan belajar daring.

Sementara besaran dana BOS tidak mengalami perubahan dan tetap disesuaikan dengan jumlah siswa.

"Dua triwulan ini, kekurangannya delapan hingga Rp10 juta dari sana (kementerian). Yah sulit (mau ngasih honor lebih), programnya banyak. (Tapi), dulu (honormya) kan hanya 15 persen, sekarang justru hampir 30 persen. Boleh (30 persen), tapi jangan melebihi 50 persen untuk honor itu," kata Yani.

Menunggak iuran sekolah, memprioritaskan makan

Pada masa pandemi corona, kesulitan tidak hanya dialami guru honorer. Orang tua siswa pun ada yang perekonomiannya terdampak wabah Virus Corona sehingga terpaksa menunggak iuran sekolah.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Tags:
Virus CoronaCovid-19Guru Honorer
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved