Virus Corona
Puluhan Ribu Orang Nekat Mudik, Pemkab Brebes: Kalau Tidak Jelas, Mereka Langsung Kita Minta Kembali
Pemkab Brebes telah menerapkan aturan tegas bagi para pemudik yang menuju ke Brebes.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Sekretariat Daerah Brebes Djoko Gunawan menjelaskan bagaimana langkah Pemerintah Kabupaten Brebes dalam menanggulangi orang yang masih nekat mudik di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19).
Djoko menjelaskan Pemkab Brebes telah menerapkan aturan tegas pasca Pemerintah Pusat mengumumkan adanya larangan mudik.
Ia mengatakan apabila orang-orang yang menuju Brebes tidak memiliki tujuan jelas, maka akan disuruh untuk putar balik.

• Pemudik yang Huni Rumah Angker di Sragen Ungkap Kesaksian, Presenter: Enggak Lihat Ada Penampakan?
Pada acara APA KABAR INDONESIA PAGI, Sabtu (25/4/2020), awalnya Djoko memaparkan bahwa Brebes telah menjalankan segala protokol penanganan pandemi Covid-19 sesuai anjuran dari pemerintah pusat.
Satu di antaranya adalah membangun pos tanggap darurat Covid-19.
"Kita telah bersama-sama dengan TNI, dengan Polri, dan juga dinas kesehatan kami, dinas perhubungan, telah membentuk pos tanggap darurat Covid-19, ada di empat lokasi," kata Djoko.
Keempat lokasi tersebut adalah Pangkalan Truk Kecipir, Akses Tol Pejagan, Akses Tol Brebes Barat, Akses Tol Brebes Timur.
Djoko mengatakan pos tersebut nantinya akan digunakan untuk memeriksa mobilitas orang-orang di Kabupaten Brebes, termasuk para pemudik.
Ia mengatakan sesampainya para pemudik di pos-pos tersebut, mereka akan ditanyakan tujuan mereka ingin ke arah mana.
"Yang kami lakukan adalah, yang pertama kita tanyakan dulu tujuannya mau ke mana, kalau tidak jelas mereka langsung kita minta untuk kembali ke arah tujuan," kata Djoko.
Selanjutnya apabila para pemudik tersebut memang ingin menuju ke Brebes, akan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh, dan sterilisasi.
Djoko menambahkan sebelum pos-pos tanggap darurat tersebut didirikan, Pemkab Brebes telah membangun sejumlah checkpoint di beberpa area.
Posko checkpoint tersebut dibangun di wilayah-wilayah perbatasan seperti Pantura, Banjarharjo, Salem, Bantarkawung, dan Paguyangan.
"Jadi pintu-pintu masuk yang ke Brebes sudah kita buat sejak minggu ketiga bulan Maret kemarin, sampai dengan sekarang," ucapnya.
• Cerita Warga Ngotot Mudik meski Dilarang, Ada yang Bohong hingga Dipaksa Putar Balik oleh Petugas
Tindakan terhadap Pemudik
Kemudian Djoko lanjut menjelaskan apa langkah yang dilakukan oleh Pemkab Brebes terhadap para pemudik yang telah sampai di sana.
Pertama ia mengungkit ada kenaikan drastis angka pemudik sebesar lima ribu orang mulai Kamis hingga Jumat kemarin
Djoko menjelaskan Pemkab Brebes telah merangkul aparatur desa untuk memastikan para pemudik bisa karantina di rumah masing-masing.
"Jadi kita pembentukan gugus tugas ini sudah sampai pada desa-desa yang ada di kita 292 desa, dan lima kelurahan, kita lakukan karantina di rumah masing-masing," paparnya.
Di awal pemeriksaan, Djoko menjelaskan orang-orang yang terdeteksi suhu badannya tinggi akan diberikan status Orang dalam Pemantauan (ODP).
"Jadi begitu mereka suhunya cukup tinggi, mereka kita berlakukan sebagai ODP," kata Djoko.
Namun Djoko mengatakan bagi orang-orang yang normal-normal saja, tidak akan dikenakan status ODP.
"Jadi yang normal tetap kita minta kepada desa, RT-RW untuk melakukan pengawasan," terangnya.
Lalu langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Pemkab Brebes adalah bersiap mengatasi orang yang dicurigai telah terpapar Covid-19.
"Kemudian bagi yang dicurigai di dalam kurun waktu selama 14 hari kemungkinan suhunya meningkat, langsung dari pihak desa dengan tenaga kesehatan setempat langsung mereka akan bertindak merujuk ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat," tandasnya.
• Psikiater Ibaratkan Nekat Mudik saat Corona Layaknya Kecanduan: Kalau Tak Dilakukan Ada Kecemasan
Lihat videonya mulai menit awal:
Kemenhub Soroti Jalur Tikus Mudik
Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian perhubungan, Adita Irawati menyampaikan perihal jalur tikus yang akan menjadi celah masyarakat untuk tetap menjalankan mudik.
Seperti diketahui, Kementrian Perhubungan telah menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik, dalam rangka pencegahan penularan Covid-19.
Larangan mudik utamanya diberlakukan secara ketat untuk wilayah-wilayah yang dinyatakan sebagai zona merah atau telah melakanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Adita menyampaikan, Kementrian Perhubungan memang telah berkoordinasi dengan bebagai stakeholder terkait untuk mencegah hal tersebut.
Pihaknya mengakui bahwa pendirian check point untuk pemeriksaan dilakukan di sejumlah titik yang umumnya merupakan jalan nasional dan jalan tol.
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan kepolisan, dinas perhubungan dan pemerintah daerah dan kita sama-sama berkomitmen untuk melakukan pengawasan," terang Adita dikutip dari kanal tvoneNews, Jumat (24/4/2020).
"Memang betul untuk jalur-jalur utama dan jalan tol ada chcek point-nya," tambahnya.

• Pilih Mundur dari Bursa Pilkada Solo di Tengah Pandemi Corona, Achmad Purnomo: Saya Tak sampai Hati
Terkait daerah yang memang terdapat jalur tikus, pihaknya mengaku membutuhkan kerja sama dan dukungan dari pemerintah hingga masyarakat setempat untuk turut melakukan pengawasan.
Dalam berbagai kesempatan, pihaknya mengaku telah meminta masyarakat untuk turut mengawasi jalan-jalan kecil atau jalan tikus.
"Untuk daerah-daerah yang istilanya ada jalan tikus, ini adalah sesuatu yang membutuhkan dukungan dan kerja sama dari pemerintah daerah sampai ke level terendah untuk melakukan pengawasan," ujar Adita.
"Dan bahkan kami dalam berbagai kesempatan meminta bantuan juga kepada sulurah anggota masyarakat untuk mengawasi," imbuhnya.
Adita seolah ingin masyarakat mengerti bahwa maksud pelarangan mudik bukanlah untuk melarang masyarakat untuk bertemu sanak saudara atau menjalankan tradiri.
Namun hal itu semata-mata hanyalah untuk mencegah penyebaran wabah Virus Corona (Covid-19) semakin luas.
"Karena harus dipahami larangan ini bukan kemudian kita tidak memperbolehkan orang untuk ketemu dengan saudara atau ritual," ujar Adita.
"Tapi ini kan sangat penting untuk menjaga keselamatan satu sama lain dengan tidak menyebarkan Virus Corona lebih luas lagi," tambahnya.
Pihaknya menyadari betul bahwa akan ada celah-celah yang akan bisa dilewati pemudik atau pihak yang keluar masuk secara bebas.
Untuk itu, ia memohon kesadaran masyarakat untuk memahami maksud pelarangan yang dilakukan pemerintah.
"Memang ini disadari bahwa akan banyak celah-celah yang akan bisa dilewat."
"Tetapi kembali lagi, kalau kita sama-sama memahami esensi dari pelarangan ini diharapkan semua unsur masyarakat bisa terlibat unuk sama-sama mengatasi," tambahnya.
• Ibaratkan Masalah Stafsus seperti Kasus Virus Corona, Rocky Gerung: Satu Istana Harus Dinyatakan ODP
Simak video berikut mulai dari menit ke-2.45:
(TribunWow.com/Anung/Rilo)