Virus Corona
Direktur INDEF Kritisi Kartu Prakerja: Didik Langsung saja Belum Penuhi Kompetensi, Mau Online?
Direktur Institute For Development of Economics and Finance, Enny Hartati mengkritik konsep pelatihan online yang ada di program Kartu Prakerja.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Direktur Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Hartati mengkritik konsep pelatihan online yang ada di program Kartu Prakerja.
Dilansir TribunWow.com, Enny Hartati bahkan menyebut pemerintah gagal paham dalam menyelesaikan masalah pengangguran.
Terlebih, saat ini jumlah pengangguran bertambah banyak seusai ramai dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat Virus Corona.
Hal itu disampaikan Enny Hartati melalui tayangan YouTube realita TV, Rabu (22/4/2020).
• Kisruh Kartu Pra Kerja, Begini Kritik Pengamat pada Stafsus Milenial: Anda Sadar saat Ini Dilihat?
Ennya menilai, sistem pelatihan online dalam Kartu Prakerja tak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Untuk mereka mampu memenuhi permintaan pasar tenaga kerja atau kebutuhan yang ada di pasar tenaga kerja, mereka harus punya skill, harus punya keahlian," kata Enny.
"Harus mempu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan sebagainya."
Terkait hal itu, Enny lantas mempertanyakan efektivitas pelatihan online dalam program Kartu Prakerja.
Ia menyebut, hingga kini banyak warga lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang justru menjadi pengangguran setelah lulus sekolah.
"Persoalannya, kalau problem-nya seperti itu maka apakah akan cukup efektif kalau pelatihannya dengan sistem online?," tanya Enny.
"Karena yang dibutuhkan mereka itu pelatihan yang benar-benar intensif, dan kenapa harus intensif? Kita belajar dari angka pengangguran lulusan SMK."
• Tanggapi Kritikan Program Kartu Prakerja pada Najwa, Jokowi: Tidak Murni Training, Sudah Semi Bansos
• Kekeuh Jalankan Pelatihan Kartu Prakerja saat Corona, Jokowi: Sudah Bukan Murni Pelatihan
Lebih lanjut, Enny mengatakan banyaknya lulusan SMK yang menganggur hingga kini disebabkan karena bekal praktik yang diperoleh di bangku sekolah tidak cukup.
Enny menambahkan, banyak siswa SMK yang lebih banyak mendapatkan ilmu secara teori ketimbang praktik langsung.
"SMK kan siap kerja, tapi kenapa justru SMK tinggi penganggurannya?," jelas dia.
"Karena di SMK yang didapat hanya teoritis, jadi kemampuan praktikumnya harusnya kalau SMK minimal 60-40, 60 teori, 40 praktikum."