Virus Corona
IDI Punya Data Beda soal Jumlah Kematian Pasien Corona, Istana Tetap Percaya Jubir Achmad Yurianto
Istana menanggapi data IDI soal jumlah kematian akibat pandemi Covid-19 yang mencapai angka ribuan.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
Dengan kasus seperti itu, tentunya penginputan ke pemerintah pusat dilakukan pada hari selanjutnya.
Hal ini disampaikan dr. Nazar dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang tayang di Youtube Talk Show tvOne, Selasa (21/4/2020).
"Pertama, itu kan ada perbedaan kurun waktu, itu dulu," ujar dr. Nazar.
Sedangkan faktor kedua adalah berkaitan dengan pasien kasus Covid-19 yang meninggal dunia.
Dr. Nazar menjelaskan tidak semua pasien kasus Virus Corona yang meninggal sudah dinyatakan positif Covid-19.
Karena pada kenyataannya, pasien meninggal masih banyak yang menunggu hasil pemeriksaan VCR yang dirasa saat ini masih lamban.
Dengan begitu, maka harus menunggu hasilnya terlebih dahulu, ketika positif, maka baru bisa masuk dalam penginputan data di pemerintah pusat.
"Kemudian perbedaan dalam hal ini yang meninggal itu belum seluruhnya yang terkonfirmasi Covid-19," sambungnya.
"Nah kami juga belum tahu persis yang dikemukakan oleh kawan-kawan di gugus tugas itu apakah itu yang meninggal yang telah terkonfirmasi Covid, atau termasuk juga penderita yang memang jelas-jelas riwayatnya gejala dan segala macam plus penyakit penyertanya, tapi belum keluar hasil laboratorium dengan jelas," jelasnya.
• Jokowi Keluarkan Larangan Mudik, Menhub Luhut Jelaskan Detailnya: Berlaku Efektif Mulai 24 April
Kemudian faktor selanjutnya adalah PDP yang memang belum dilakukan pengetesan, namun sudah meninggal.
Dengan begitu, kasus tersebut tidak masuk dalam penginputan data di pemerintah pusat.
"Yang ketiga juga ada PDP yang belum dilakukan laboratorium asesmen dengan lengkap sudah meninggal," ungkapnya.
Lebih lanjut, dr. Nazar juga memberikan sedikit contoh nyata dari rekan sejawatnya yang meninggal akibat Virus Corona.
Namun sampai meninggal, belum diketahui apakah positif atau negatif Covid-19.
"Nah, ada contoh nyata dari sejawat kami," kata dr. Nazar.