Breaking News:

Virus Corona

Bahas PSBB DKI, Miing Soroti Pedagang yang Nekat Jualan meski Dilarang: Kalau Enggak Makan Mati Pak

Seniman Dedi Gumelar alias Miing turut angkat bicara soal dampak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) rakyat kecil.

YouTube Indonesia Lawyers Club
Seniman Dedi Gumelar alias Miing dalam acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (14/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Seniman Dedi Gumelar alias Miing turut angkat bicara soal dampak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bagi rakyat kecil.

Dilansir TribunWow.com, Miing mengaku banyak warga yang terpaksa melanggar aturan dengan tetap bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup.

Menurut Miing, pemerintah hingga kini belum memberikan solusi bagi warga yang kesulitan ekonomi akibat larangan beraktivitas di luar rumah, termasuk bekerja.

Hal itu disampaikan Miing melalui tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (14/4/2020).

Seniman Dedi Gumelar alias Miing dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (14/4/2020).
Seniman Dedi Gumelar alias Miing dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (14/4/2020). (YouTube Indonesia Lawyers Club)

Di ILC Bahas Corona, Anies Baswedan: Penderitaan Jangan Diperpanjang, Tuntaskan Cepat

Anies Baswedan Ungkap Peningkatan Kasus Corona di Jakarta, Berawal dari 2 Korban Kini Jadi 400 Lebih

Pada kesempatan itu, Miing mengaku sempat melihat sejumlah pengemudi sepeda motor yang nekat tak memakai masker.

Tadi saya dari Becak Kayu (Tol Beekasi-Cikampek-Kampung Melayu) turun ada orang naik motor enggak pakai masker loh, hebat betul, entah hebat, entah enggak ngerti, enggak enggak ada masker saya tidak tahu," ucap Miing.

Kondisi itu dinilainya berbeda dengan para pekerja informal yang kekeh bekerja di tengah wabah Virus Corona.

Ia pun menyoroti pengakuan seorang pedagang kaki lima Yernis  di ILC, yang nekat berjualan meski tahu bahaya Covid-19.

Menurut Miing, hal itu dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup.

"Tapi kalau lihat ibu tadi (Yernis-red), bukan tidak ada kesadaran, dia juga tahu bahwa 'Ini berbahaya tapi anak kami butuh makan'," jelas Miing.

"Ini solusinya kan dari awal harusnya pas sila ke lima itu terterjemahkan di negeri ini, kan itu persoalannya."

Alasan Polisi Tak Tahan 3 Tersangka Penolak Pemakaman Jenazah Korban Virus Corona di Banyumas

Lebih lanjut, Miing menyinggung pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Menurut dia, seluruh masyarakat selalu mendukung apapun kebijakan pemerintah, termasuk soal penerapan PSBB.

"Kemudian tadi yang saya lihat Pak Gubernur DKI dan Pak Gubernur Jawa Barat menyampaikan, ini semua jadi multi dimensi," ujar Miing.

"Semua kita sepakat dengan PSBB, apapun yang dibuat pemerintah rakyat pasti taat."

Namun, menurutnya masyarakat kini membutuhkan soluasi atas larangan bekerja di luar rumah.

Miing mengungkapkan, larangan bekerja di luar rumah itu jika tak dibarengi dengan solusi akan menyebabkan rakyat kelaparan.

"Tapi mungkin itu bukan hanya sebagai aturan dalam konteks melarang tapi ada solusi," ujar Miing.

"Sebab kalau orang dilarang ke sekolah karena PSBB enggak mati, kantor tutup enggak mati, tapi kalau orang enggak makan mati pak."

Simak video berikut ini menit ke-5.03:

Pedagang Kaki Lima Menangis

Pada kesempatan itu, sebelumnya  Yernis, seorang pedagang kaki lima mencurahkan isi hatinya.

Dilansir TribunWow.com, Yernis mengaku sempat diusir oleh petugas saat sedang berjualan pakaian dalam.

Di tengah wabah Virus Corona, Yernis mengaku kesulitan menghidupi keluarga dan membayar cicilan rumah yang belum lunas.

Sambil menangis, bahkan ia mengaku nekat berjualan di tengah wabah Virus Corona demi menyambung hidup.

Pada kesempatan itu, Yernis menceritakan perjalanan hidupnya yang dimulai dari pedagang makanan hingga pakaian dalam.

"Saya sudah lama, pertama saya jual nasi ada empat tahun tapi bangkrut, akhirnya alih dagang pakaian dalam," kata Yernis.

"Saya jualan keliling dari pasar malam."

Semenjak merebaknya Virus Corona, ditambah dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Yernis mengaku  perekonomiannya semakin menurun.

Ia yang biasanya berjualan pakaian dalam di pasar malam pun terpaksa membuka lapaknya di sekitar rumah.

Yernis, seorang pedagang kaki lima dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (14/4/2020).
Yernis, seorang pedagang kaki lima dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (14/4/2020). (YouTube Indonesia Lawyers Club)

 Anies Baswedan Sebut Kematian di Jakarta Tembus 987 Orang, Sebut Kurva Kini Bentuknya J

 Karni Ilyas Blak-blakan Kritik PSBB DKI dan Kartu Prakerja Jokowi: Jangan Lihat Tukang Ojek Saja

"Kan adanya Virus Corona ini kan enggak boleh lagi, pasar malam ditutup, sama sekali kita enggak boleh jualan di pasar malam itu," ujar Yernis.

"Iya di pasar malam saya, nah pas kebeneran dekat rumah ada yang dagang sayur."       

Melanjutkan ceritanya, terdengar suara Yernis mulai bergetar menahan tangis saat menyebut kondisi anak-anaknya kini.

"Di sana kan lumayan lah ada pembeli orang lewat juga ada, saya coba-coba buka di situ karena udah 10 hari di rumah," ucapnya.

"Namanya saya punya kebutuhan banyak, anak masih kecil-kecil pak," sambung Yernis dengan suara bergetar.

Tak hanya menghidupi anak-anaknya, Yernis juga masih harus membayar cicilan rumahnya yang hingga kini belum lunas.

Ia bahkan menangis saat mengaku terpaksa tetap bekerja di tengah wabah Virus Corona.

"Kami masih butuh biaya, harus setor rumah juga," kata Yernis.

"Jadi saya coba, enggak ada lagi pegangan, daripada kami mati kelaparan dalam rumah kami nekat jualan ke luar pak."

"Itu saya lakukan untuk menyambung hidup pak, kalau saya enggak kerja bagaimana nasib kami, anak saya masih kecil, masih butuh biaya," imbuhnya menangis.

Pada tayangan tersebut, tampak Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Danny Amrul Ichdan hanya tertunduk saat Yernis menangis.

"Rumah katanya kan ditangguhkan pembayarannya, itu enggak ada pak, enggak ada ditangguhkan," kata Yernis.

"Kan katanya dari Pak Presiden ditangguhkan pembayaran yang kredit, kredit rumah saya, kalau enggak kredit enggak punya rumah saya," tukasnya. (TribunWow.com)

Baca juga artikel ini di Tribunnews.com dengan judul Bahas PSBB DKI, Miing Soroti Pedagang yang Nekat Jualan meski Dilarang: Kalau Enggak Makan Mati Pak

Tags:
Dedi GumelarMiing Gumelarpembatasan sosial berskala besar (PSBB)Indonesia Lawyers Club (ILC)Virus Corona
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved