Virus Corona
Agus Pambagio Nilai Pemerintah Tak Lambat tapi Berkelok-kelok soal Corona: Ya Sudah Saya Pilih Diam
Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio turut mengomentari soal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio turut mengomentari soal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Agus Pambagio menilai kebijakan tersebut tidak membuat pemerintah terkesan lamban.
Meski demikian, Agus Pambagio menilai kebijakan tersebut berkelok-kelok.
• Anies Baswedan Pastikan Ojol Boleh Angkut Penumpang saat PSBB di Jakarta asal Terapkan Hal Ini
Menurutnya, seharusnya pemerintah memberlakukan karantina seperti dalam undang-undang kekarantinaan.
Meski demikian Agus mengatakan, dirinya akan mendukung apa pun keputusan pemerintah.
"Lambat tidak, tapi berkelok-kelok saya setuju IDI (Ikatan Dokter Indonesia) bahwa harus sebaiknya kan dikarantina karena undang-undangnya adalah karantina."
"Ya sudah, saya akan dukung apa pun keputusan pemerintah, tapi ada beberapa hal seperti yang Anda katakan Gubernur Jakarta itu empat hari karena waktu diajukan keputusan Menteri Kesehatannya kan belum keluar, jadi hitungannya dua hari maksimum," ujar Agus.
Menurutnya selama ini negara sibuk dengan istilah-istilah yang membuat masyarakat bingung.
"Jadi kita sibuk definisi sebuah istilah, lockdown, kemudian karantina, kemudian social distancing, terus PSBB itu kan lama proses muter-muter, masyarakat bingung."
"Dan perdebatan juga di publik itu ada hal itu, sebetulnya karena sudah kritis sekali," katanya.
• Najwa Tanya Adakah Pihak Lain Tak Gerak Cepat Tangani Virus Corona, Anies: Kenyataan Ada Regulasi
Lalu, Pengamat dari Universitas Indonesia ini mengatakan bahwa pihaknya dulu pernah meminta pemerintah tiga bandara yang menjadi masuknya turis asal Tiongkok.
Namun, pemerintah tak mengindahkan peringatannya tersebut.
"Saya ingat betul ketika saya mengingatkan bandara Manado, Denpasar itu ahkhir Januari, karena Turis China itu masuk ke Indonesia dari tiga bandara, tapi tidak dilakukan, karena alasannya turis."
"Ya sudah saya diam saja akhirnya kan melebar," katanya.
Agus membenarkan bahwa ketidakjelasan itu membuat pemerintah daerah sempat memberlakukan kebijakannya sendiri-sendiri.
Ia merasa maklum keputusan para kepala daerah tersebut.
Apalagi seperti di daerah-daerah Jawa Tengah yang banyak didatangi pemudik dari Jakarta yang menjadi episentrum penyebaran Virus Corona di Indonesia.
• PSBB DKI Berlaku Mulai Besok, Anies Baswedan: Kami Pikirkan Efeknya di Wilayah Luar Jabodetabek
"Iya betul, jadinya awalnya saya pikir ada pembangkangan karena presiden kan bilang harus ikut saya putusannya."
"Tapi bisa saya pahami bahwa mereka harus lindungi diri juga, kalau semua dari Jakarta masuk ke sana itu kan yang repot yang daerah kan sekitar Wonogiri, Brebes, itu pusat buruh migran datang ke sektor informal datang ke Jakarta berjualan," jelas Agus.
Lihat videonya mulai menit ke-44:42:
Alasan Jokowi Pilih PSBB
Pelaksana Tugas Deputi 2 Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Abetnego Tarigan menjelaskan mengapa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk mencegah penyebaran Virus Corona.
Hal itu diungkapkan di acara Satu Meja The Forum Kompas TV pada Rabu (2/4/2020).
Abetnego Tarigan menjawab bahwa pemerintah memiliki data mengapa memilih PSBB.
• Penurunan Penumpang Capai 60 Persen, PT KAI Terus Kurangi Perjalanan Kereta dan Batalkan 133 Jadwal
"Kalau tidak ada detail, pasti ada detail yah karena misalnya Presiden sudah punya data terkait dengan angka-angka potensi dan dampak wilayah-wilayah mana yang paling terdampak," ujar Abetnego.
Ia mengakui bahwa pemerintah dihadapkan dengan dua pilihan terkait penanganan Virus Corona.
"Memang menjadi konsen pertanyannya di dalam konteks itu mengambil keputusan di situasi seperti ini selalu memang akan dihadapkan apakah ekstrem kiri apa ekstrem kanan."
"Ekstrem kiri itu kita bisa mengambil putusan lockdown atau juga meremehkan, selalu bergerak di ruang-ruang ini kita mengambil keputusan," ucap dia.
Abetnego menegaskan bahwa keputusan yang diambil presiden berdasarkan kalkulasi bukan hanya intuisi.
• Cegah Penularan Virus Corona di Penjara, Pemerintah akan Bebaskan 30 Ribu Napi, Ini Ketentuannya
"Nah terkait dengan keputusan yang ada polanya Pak Presiden dari awal sampai hari ini itu memang dia mengeskalasi."
"Dan dia juga tau di dalam pengambilan keputusan pada situasi yang misalnya bias dalam arti hanya mengandalkan intuisi," tegasnya.
Lalu ia menyinggung Pakar Tata Hukum Negara, Zainal Arifin yang terhubung melalui sambungan telepon.
Zainal Arifin bertanya mengapa tidak memilih karantina wilayah.
Sehingga, ia kembali bertanya apa data karantina wilayah yang selama ini diusulkan.
"Kemudian yang kedua tidak didukung dengan seperti yang disampaikan oleh Mas Zainal soal data juga ya. rakyat mengatakan lockdown datanya juga kayak apa kan gitu."
"Karantina wilayah itu datanya apa kan kitya lihat juga tidak boleh parsial," ungkapnya.
Ia menegaskan jangan sampai kebijakan itu meniru negara lain.
• Bupati Banyumas Minta Maaf soal Penolakan Pemakaman Jenazah Pasien Corona: Kami Kurang Edukasi Warga
"Kita tentu tidak sama dengan negara-negara lain, karateristik kita juga berbeda, kultur masyarakat kita juga," sambungnya.
Selain itu, jika menerapkan karantina wilayah pembagian logistik di Pulau Jawa juga tidak mudah.
"Dan ketika bicara Corona itu di Pulau Jawa, Pulau Jawa ini adalah yang paling padat di dunia oleh sebab itu ketika bicara karantina wilayah kita harus mempertimbangkan jalur logistik dan sebagainya."
"Paling mungkin dilaksanakan dengan segera dengan kekuatan yang kita punya," jelas Abetnego.
Ia mengatakan bahwa informasi dan aturan lebih detail terkait PSBB akan segera diumumkan.
• Berstatus ODP Virus Corona, Ibu Hamil di Kupang Meninggal Dunia saat Mau Melahirkan, Sempat Demam
"Ini kan dalam waktu dekat nanti akan segera ada seluruh panduan terkait dengan pelaksanaan ini, karena sudah rapat semua menteri-menteri."
"Termasuk tadi juga dihadiri juga Pak Moeldoko Kepala Staf Kepresidenan itu memastikan ini memang segera."
"Karena kan kita lihat bahwa di dalam konteks pembatasan sosial berskala besar ini harus cukup clear kita di dalam mana yang dilarang mana yang tidak," ungkapnya.
Lihat videonya mulai menit ke-30:57:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
BACA JUGA Agus Pambagio Nilai Pemerintah Tak Lambat tapi Berkelok-kelok soal Corona: Ya Sudah Saya Pilih Diam