Breaking News:

Virus Corona

Jaga Daya Tahan Tubuh Cegah Corona dengan Berjemur, Ini Durasi dan Waktu Terbaik Menurut Dokter

Dianjuran bagi masyarakat untuk melakukan sun-exposures atau berjemur di bawah paparan sinar matahari guna mencegah risiko terpapar Virus Corona.

Editor: Ananda Putri Octaviani
beerphotographer
Ilustrasi sinar matahari pagi. Dianjuran bagi masyarakat untuk melakukan sun-exposures atau berjemur di bawah paparan sinar matahari guna mencegah risiko terpapar Virus Corona. 

TRIBUNWOW.COM - Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai pandemi global, muncul berbagai informasi mengenai cara meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terjangkit Virus Corona.

Salah satu yang mengemuka, yakni anjuran bagi masyarakat untuk melakukan sun-exposures atau berjemur di bawah paparan sinar matahari guna mencegah risiko terpapar virus yang berasal dari Wuhan, China itu.

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, Sp.KK (K), membenarkan saran tersebut.

Menurut dia, jika dilakukan dengan tepat, berjemur di bawah sinar matahari dapat meningkatan daya tahan tubuh.

Ini Beda Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang Ditetapkan Pemerintah dengan Karantina Wilayah

Terpaksa Harus Keluar Rumah di Tengah Wabah Virus Corona? Ini 12 Tips Aman dari WHO

Sosok yang akrab disapa dr. Pras itu, mengatakan sinar matahari adalah sumber utama kehidupan dan energi di planet bumi.

Namun, mendapat paparan energi matahari yang berlebihan, jelas merusak sistem biologis.

Bagi manusia, kebutuhan akan paparan cahaya ultraviolet (UV) dari matahari untuk pemeliharaan kesehatan, bervariasi secara dramatis antarindividu.

Hal itu antara lain dipengaruhi oleh kondisi masing-masing idividu kaitannya dengan:

- Fenotipe kulit

- Adanya fotosensitifitas patologis

- Faktor genetik

Pada individu yang normal dan sehat, sinar matahari diperlukan guna meningkatkan rasa psikologis dan juga menyediakan energi untuk sintesis vitamin D endogen.

Di sisi lain, paparan sinar matahari yang berlebihan dapat menyebabkan:

- Photoaging atau proses penuaan yang diakibatkan oleh sinar ultraviolet dari matahari

- Imunosupresi atau penurunan sistem kekebalan tubuh

- Fotokarsinogenesis atau suatu mekanisme kompleks dari kerusakan DNA yang disebabkan oleh sinar UV

Terkendala Cuaca Buruk, Penyelesaian RS Darurat Covid-19 di Pulau Galang Diundur 5 April 2020

Durasi dan waktu terbaik untuk berjemur

Dokter yang sehari-hari juga menjadi Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) itu, menjelaskan radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi termasuk di antaranya, yakni radiasi UV, cahaya tampak, dan Infra Red antara 290 dan 4000 nm.

Sinar matahari terestrial berfluktuasi secara dramatis, tidak hanya dalam hal intensitas keseluruhan, tetapi juga dalam komposisi spektralnya berdasarkan waktu, ketinggian, dan garis lintang.

Menurut dia, kualitas dan kuantitas radiasi UV dari pancaran sinar matahari tersebut bervariasi tergantung pada faktor geografi dan waktu.

Namun, di lokasi dan iklim tertentu, sinar matahari cukup seragam dan dapat diprediksi sebagai sumber radiasi murah dan mudah didapat yang mungkin cukup untuk penggunaan diagnostik atau terapeutik.

dr. Pras menerangkan secara umum sinar UV dapat dibagi menjadi 3 tergantung panjang gelombangnya, yaitu UV-A, UV-B, dan UV-C.

Masing-masing sinar UV tersebut memiliki benefit dan risiko.

Oleh karena itu, penting bagi semua untuk memahami karakteristik dari sinar UV.

Terharu Bantuan APD-nya Dipakai Dokter, Nikita Mirzani: Ternyata Dampaknya Baik Buat Orang Banyak

Sinar UV-C memiliki energi dan potensi terkuat untuk kerusakan biologis.

Untungnya bagi manusia, lapisan ozon menyerap hampir semua UV-C di permukaan bumi melalui penyerapan di atmosfer.

Dengan demikian, efek biologis sinar matahari terhadap manusia hanya berkaitan dengan UV-B dan UV-A.

Diperkirakan, 96,5 persen UV-A dan 3,5 persen UV-B mencapai permukaan bumi saat musim panas.

“Radiasi UV yang mencapai permukaan bumi terutama terdiri dari UV-A dengan komponen UV-B kecil,” jelas dr. Pras saat diwawancara Kompas.com, Selasa (31/3/2020).

dr. Pras mengatakan, salah satu aspek yang menarik dari paparan sinar matahari UV adalah bahwa sejumlah kecil UV sangat penting untuk produksi vitamin D pada manusia, namun paparan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan kulit secara akut dan kronis.

Cerita Perawat RSUP Persahabatan yang Dikucilkan Warga, Pernah Diwaspadai Jadi Pembawa Virus Corona

“Di sinilah pentingnya pemahaman yang memadai kapan dan bagaimana memanfaatkan sinar matahari secara bijak” jelas dr. Pras.

Menurut dia, berjumur di bawah sinar matahari idealnya dilakukan dengan durasi 10-15 menit saja untuk meraih manfaat peningkatan imunitas sekaligus kepadatan tulang.

Sementarara, waktu yang dianjurkan dr. Pras untuk berjemur, yakni di antara pukul 11.00-13.00 WIB atau pukul 08.00-09.00 WIB dengan intenstitas 2-3 kali saja selama seminggu.

“Cukup dilakukan seminggu 2-3 kali untuk menghasilkan vitamin D yang memadai yang juga bermanfaat untuk kekebalan tubuh,” jelas dr. Pras. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Durasi dan Waktu Terbaik untuk Berjemur Saran Dokter Spesialis Kulit"

Sumber: Kompas.com
Tags:
Virus CoronaCoronaCovid-19Mataharikulit
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved