Virus Corona
Laju Penularan Virus Corona di China Menurun, Bisakah Langkah Mereka Diterapkan di Negara Lain?
Laju Virus Corona di China mengalami penurunan drastis, apakah cara yang dilakukan China bisa diterapkan di negara lain?
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Populasi Korea Selatan 50 juta orang, bisa disetarakan dengan Italia, dan kurang dari 30.000 orang yang dikarantina.
Kini angka infeksi setiap hari tercatat turun setiap hari. Pada hari Jumat (13/03) jumlahnya 110, yang merupakan angka infeksi terendah dalam dua minggu terakhir.
Kini lebih banyak pasien yang lebih dinyatakan pulih daripada pasien yang baru terinfeksi.
Profesor Huang menyatakan tindakan ini tak semata soal pengendalian, tapi pemerintah juga berupaya melindungi perekonomian.
Seoul "sangat sadar perlunya pengendalian yang agresif di satu sisi, dan gangguan yang bisa ditimbulkan kepada perekonomian dan masyarakat akibat pengendalian itu," katanya.
Profesor Huang juga mengatakan tindakan ketat yang dilakuan China menciptakan masalah sekunder, yaitu kewalahan di pihak pelayanan medis. Ini menyumbang pada lonjakan angka kematian di kota itu.
"Model penanganan di China bukan hanya tak bisa ditiru, itu juga bukan standar terbaik untuk mengendalikan penyakit," katanya.
• Akibat Corona, Anies Baswedan Umumkan Layanan Transportasi DKI akan Turun Drastis, Ini Penjelasannya
Apa yang dilakukan negara lain?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan adanya pembatasan perjalanan bagi 26 negara Eropa, belakangan ditambah Inggris dan Republik Irlandia, dalam upaya memerangi penyebaran Virus Corona.
Larangan ini diterapkan bagi mereka yang bepergian dari negara-negara tersebut. Namun Trump dikritik karena gagal mengambil langkah tegas di dalam negeri.
Anggota senior Partai Demokrat mengatakan, "mengkhawatirkan" bahwa Presiden Trump tidak menyinggung soal kurangnya alat pengetes Virus Corona.
"Cara terbaik untuk membantu agar warga Amerika tetap aman dan menjamin keamanan ekonomi mereka adalah agar presiden fokus dalam memerangi penyebaran Virus Corona," kata Ketua Senat Nancy Pelosi dan pemimpin kelompok minoritas di Senat Chuck Schumer dalam sebuah pernyataan.
Mengenai larangan bepergian, Lawrence Gostin, ahli kesehatan masyarakat di Georgetown University, bercuit: "Kebanyakan negara Eropa sama amannya dengan Amerika. Ini tak akan berdampak pada AS, karena penyakit tak peduli perbatasan."
Iran juga dikritik karena tidak mengkarantina Provinsi Qom, pusat wabah di Iran. Pemerintah telah menyediakan pos pemeriksaan medis dan menyerukan warga untuk tidak bepergian.
Arab Saudi juga mengisolasi Provinsi Qatif, tempat yang dilaporkan menjadi pusat penyebaran.