Terkini Daerah
Bahas Kasus Pembunuh Bocah, Sudjiwo Tedjo Berkelakar Singgung John Lennon: Karni Ilyas yang Ditembak
Budayawan Sudjiwo Tedjo turut menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) Ia menyinggung menyinggung soal pembunuhan John Lennon.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
Ia mengatakan bahwa baik Don Quixote maupun NF tidak merasa bersalah membunuh karena delusi.
"Yang pertama adalah dia tidak akan menyesal karena itu delusi, enggak aku membunuh dia karena dia mengancam si anak ini, yang mungkin terjadi begitu juga pada si anak yang sedang kita bicarakan."
"Kenapa seolah-olah dia tidak merasa bersalah atau terjadi dia merasa menyesal karena itu delusi," ucap dia.
Lalu, Sudjiwo Tedjo mengatakan bahwa dalam diri manusia itu ada dua macam, diri yang mengalami dan diri yang bercerita.
"Dan ini yang secara kebudayaan oleh karena manusia terdiri dari dua, diri yang mengalami dan diri yang bercerita," ucapnya.
Lantas, Sudjiwo Tedjo menyebutkan contoh dari teori tersebut.
• ILC Bahas ABG Bunuh Bocah di Jakpus, Sudjiwo Tedjo Ungkit Sumanto: Dari Mana Dia Dapat Delusi?
"Kalau menurut diri yang mengalami, perempuan itu kapok melahirkan. Tapi dia harus bercerita ini untuk negara, untuk rumah tangga dia bercerita," ungkap Sudjiwo Tedjo.
"Semua tentara yang diamputasi itu nyesel pak kalau menurut diri yang alami veteran-veteran itu, tapi karena ini demi bangsa dan negara supaya dia enggak nyesel," imbuhnya.
Sehingga, Budayawan asal Jember ini mengatakan bahwa delusi yang diciptakan oleh film bisa menjadi berbahaya jika memang diyakini oleh seseorang.
Hal itu bisa menjadi bahaya jika seseorang mempercayai dirinya merupakan seorang karakter tertentu.
Sehingga, bisa jadi NF tidak meenyesal dengan apa yang dilakukan karena dia sudah merasa bahwa cerita dalam film itu memang kehidupannya.
• Di ILC, Tetangga ABG Pembunuh Bocah di Jakpus Soroti Pesan Mau Siksa Baby: Yang Punya Saya Doang
"Yang paling bahaya dari delusi-delusi yang diciptakan oleh film oleh cerita-cerita yang lain itu kalau dia sudah meyakini itu sebagai kehidupanya."
"Itu kalau Don Quixote tadi si orang tua Alonso tadi betul-betul dalam kehidupan sehari-hari menyangka itu Don Quixote, dia enggak akan tetap merasa bersalah karena dia sudah menginternalisasi dalam dirinya si peran itu, si peran yang dibayangkan di film-film Spiderman sudah ada dalam dirinya," jelasnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)