Kerajaan Galuh di Ciamis
Babe Ridwan Tertangkap Kamera Berbisik ke Presenter saat Dedi Mulyadi Tegaskan Kerajaan Galuh Nyata
Dedi Mulyadi membantah pernyataan Budayawan sekaligus Sejarawan Ridwan Saidi yang menyebut tak ada kerajaan Galuh.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Claudia Noventa
Selain itu, Dedy mengatakan bahwa dari penelitian seorang Sejarawan dari Universitas Padjajaran itu memang ada.
"Lima tahun saya ikut membiayai Sejarawan dari Universitas Padjajaran untuk melakukan penelitian, sisa-sisa peninggalan Kerajaan Galuh dan bisa disimpulkan bahwa apa yang ditinggalkan adalah otentik peninggalan sejarah Kerajaan Galuh," katanya.
• Ridwan Saidi Diminta Minta Maaf soal Kerajaan Galuh, Babe: Bapak Benar Mustinya Saya Tidur di Masjid
Tak berhenti di sana, dari segi bahasa Galuh berarti 'hati' dalam bahasa Sunda.
"Itu yang pertama, yang kedua kalau dari sisi tata bahasa dalam Kamus Bahasa Sunda yang saya baca, Galuh itu bisa diartikan berarti berasal dari kata Galuh, Galuh itu 'hati'," ucap Dedi.
Kata Galuh memiliki filosofi yang dalam bagi warga Ciamis.
"Nah sehingga karena hati itu maka sangat respon terhadap apa yang menjadi filsafatnya orang Galunggung bahwa pulung akan turun dari Galunggung."
"Pulung itu cahaya kemudian Galunggung berasal dari kata Galuh Agung."
"Orang Sunda meletakkan hati sebagai kekuatan fundamen utama dalam membentuk karakter manusia," jelas Dedi.
Lihat videonya mulai menit ke-4:20:
Argumen Babe Ridwan soal Kerajaan Galuh
Budayawan Babe Ridwan Saidi angkat suara soal pernyataannya terkait Kerajaan Galuh yang menimbulkan kontroversi.
Hal itu diungkapkan Babe Ridwan Saidi dalam acara 'Apa Kabar Indonesia Malam' tv One pada Minggu (17/2/2020).
Babe Ridwan Saidi sempat mengatakan bahwa Kerajaan Galuh itu tak ada.

• Ridwan Saidi Diminta Minta Maaf soal Kerajaan Galuh, Babe: Bapak Benar Mustinya Saya Tidur di Masjid
Ia juga menyebut Galuh yang berarti brutal.
Babe Ridwan mengatakan, bahwa kata itu berasal dari Kamus Bahasa Armenia-English.