Breaking News:

Virus Corona

Kesaksian WNI yang Berhasil Keluar dari Wuhan, Terkena Pendeteksi Thermal Cam oleh Pihak Bandara

Mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Wuhan, China, Abraham Seno Bahrun bercerita soal pengalamannya soal menghadapi Virus Corona di China.

AFP/HECTOR RETAMAL
Petugas keamanan berpatroli di pasar ikan tradisional Huanan di kota Wuhan, China, Jumat (24/1/2020). Pasar ikan itu ditutup setelah virus corona yang mematikan dideteksi berasal dari pasar itu. 

TRIBUNWOW.COM - Mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Wuhan, China, Abraham Seno Bahrun bercerita soal pengalamannya soal menghadapi Virus Corona di China.

Dikutip TribunWow.com dari tayangan YouTube Talk Show tvOne, Abraham bercerita saat keluar dari Wuhan, China.

Diketahui Wuhan merupakan asal dari Virus Corona yang telah menewaskan ratusan orang.

Abraham berhasil keluar dari Wuhan, China pada tanggal 11 Januari 2020.

"Saya pulang itu pertanggal 11 Januari kemarin tapi nyampai Indonya tanggal 12," ujar Abraham, Jumat (31/1/2020).

Mahasiswa itu juga bercerita saat itu soal kondisi Virus Corona yang begitu heboh.

Korban Virus Corona di Singapura Bertambah Jadi 13 Orang, 3 Korban Baru Asal Wuhan Tengah Liburan

WNI Beranak Satu yang Juga Hamil Tak Bisa Dievakuasi ke Indonesia, Padahal Corona Sangat Mengancam

"Sudah ada berita tentang satu atau dua yang meninggal," kata Abraham.

"Belum seheboh sekarang, jauh belum heboh."

Ternyata saat keluar dari Wuhan, Abraham sedang demam.

"Tadi kita sempat berbincang ya sebelum dimulai acara ini, sempat demam juga waktu sebelum meninggalkan Kota Wuhan?" tanya presenter.

Karena kondisinya yang demam, Abraham pun harus dipinggirkan dari penumpang lainnya.

Ia juga harus menjalani beberapa pengecekan agar bisa terbang.

Abraham Seno, mahasiswa Indonesia yang berhasil keluar dari Wuhan
Abraham Seno, mahasiswa Indonesia yang berhasil keluar dari Wuhan (YouTube Talkshow TvOne)

 

Ratusan WNI Terjebak akibat Wabah Virus Corona, Pemerintah Indonesia Siapkan Evakuasi

"Iya demam biasa, flu batuk biasa, batuk pilek biasa, jadi ketika mau pulang itu masih nyisa," katanya.

"Bukan demam parah, tapi masih bersisa demamnya."

Saat itu Abraham tidak langsung diizinkan untuk terbang sampai benar-benar diperiksa oleh pihak keamanan bandara.

"Ketika pas mau masuk ke bandara saya terkena detect oleh Thermal Cam cuman disuruh minggir aja," ujar Abraham.

"Dicek lagi lebih lanjut sama ada dokter di situ ternyata tidak apa-apa."

"Cuma ditanya-ditanya beberapa saja."

Abraham juga membeberkan pertanyaan apa saja yang dilontarkan pihak bandara padanya saat itu.

Viral Video Masker Sekali Pakai Dicuci dan Direbus agar Bisa Dipakai Lagi, untuk Cegah Virus Corona?

"Ditanya, dicek suhu, ditanya kemarin makan apa, terus kemudian batuk pileknya sudah berapa lama," katanya.

"Ada yang sakit misalkan sakit sendi atau sakit maag ada keluhan apa."

Pertanyaan yang menurutnya paling penting adalah soal pasar yang ada di Kota Wuhan.

"Kemudian yang paling penting sih, pernah datang ke pasar hewan atau tidak dalam dua minggu terakhir," kata Abraham.

"Saya pikir kalau terkait kasus ini jadi concers jadi kayak SOP mungkin."

Lihat videonya mulai menit pertama:

Corona Berstatus Darurat Global

World Health Organisation (WHO) atau organisasi kesehatan dunia resmi menyatakan wabah Virus Corona yang bermula di Kota Wuhan tersebut berstatus darurat global.

Cepatnya penyebaran wabah Virus Corona membuat beberapa negara menjadi ketakutan akan China, terutama warga dan turis asal China yang masuk ke negara mereka.

Dikutip TribunWow.com dari scmp.com, Jumat (31/1/2020), menanggapi hal tersebut WHO mengimbau kepada seluruh negara di dunia agar tidak berlebihan menanggapi wabah Virus Corona.

Kasus Virus Corona dari China Hampir Capai 10.000, WHO Resmi Nyatakan Status Darurat Global

WHO menegaskan tidak perlu untuk menerapkan langkah berlebihan terhadap China terkait wabah Virus Corona.

Langkah-langkah yang dianggap berlebihan oleh WHO di antaranya adalah menutup hubungan dagang dan melarang turis serta warga China masuk ke negara mereka.

Pimpinan komite darurat WHO, Didier Houssin mengatakan kebijakan negara-negara yang membatasi masuknya turis perlu dipertanyakan dan sebenarnya tidak perlu dilakukan.

"Beberapa negara telah mengambil kebijakan yang perlu dipertanyakan terkait turis," kata Didier.

Jan Jones, Profesor dari sebuah universitas manajemen turis dan hospitality Universitas New Haven mengatakan dasar dari munculnya kebijakan tersebut adalah ketidaktahuan dan ketakutan yang berlebihan atas wabah Virus Corona.

Jones mengatakan selama belum ditemukan bagaimana cara mengobati dan mengatasi wabah Virus Corona, maka ketakutan terhadap turis dan warga China akan terus berkembang.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanmo Ghebreyesus justru mengibaratkan langkah negara-negara memblokir turis China sebagai bentuk hukuman.

Tedros beranggapan China seharusnya mendapat apresiasi atas usahanya menangkal wabah Virus Corona dengan baik.

Menyusul pernyataan status darurat global Virus Corona dari WHO, juru bicara kementerian luar negeri China, Hua Chunying mengatakan China akan terus bekerja sama dengan seluruh pihak untuk mengatasi Virus Corona.

"Untuk menjaga keamanan kesehatan publik dalam lingkup regional dan global," kata Chunying.

Sebelumnya, WHO sempat didesak oleh berbagai pihak untuk segera mengeluarkan status darurat terhadap wabah Virus Corona.

Hal tersebut lantaran sudah ditemukannya beberapa kasus di berbagai negara terkait penularan Virus Corona antar manusia ke manusia.

Penularan Virus Coron antar manusia telah terjadi di Amerika Serikat, Jerman, Vietnam, dan Jepang.

Seorang Epidemiologi atau ahli ilmu pola penyebaran penyakit di Amerika Serikat, Jennifer Huang Bouey mengatakan Virus Corona memang tidak begitu fatal seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

Namun Virus Corona memiliki bahaya yang lebih besar karena kadang gejalanya tidak terlihat dan bisa tertular dari orang yang tidak menunjukkan gejala wabah Virus Corona.

"Itu berarti, Virus Corona tidak begitu berbahaya untuk individu namun lebih berbahaya terhadap suatu populasi, karena akan ada banyak orang dengan gejala yang tak terlihat masih dapat berpergian," kata Jennifer.

Memasuki hari ke-8 karantina di Wuhan, jumlah kasus wabah Virus Corona di seluruh dunia kini telah hampir mencapai angka 10.000 kasus orang yang positif terinfeksi virus mematikan tersebut.

Korban wabah Virus Corona kini juga telah tembus angka 200 jiwa.

Berdasarkan data terakhir yang dihimpun oleh South China Morning Post, Jumat (31/1/2020), berikut adalah rincian detil kasus dan korban dari Virus Corona:

Kasus Positif Virus Corona:

  • China - 9536 Kasus
  • Hong Kong- 12 Kasus
  • Macau - 7 Kasus
  • Taiwan - 9 Kasus
  • Negara Asia Lainnya - 62 Kasus
  • Eropa - 13 Kasus
  • Amerika Utara - 8 Kasus
  • Australia - 9 Kasus
  • Negara lain - 4 Kasus

TOTAL KASUS : 9480 kasus di seluruh dunia

Korban Tewas Virus Corona:

  • China -  213 Jiwa

Tolak Dikarantina di Pulau Terpencil, Warga Australia Pilih Bertahan di Wuhan Lawan Virus Corona

WNA Inggris di Wuhan Gelisah Ingin Pulang

 Dua warga negara Inggris yang tinggal di Kota Wuhan menceritakan bagaimana perasaan dan harapan mereka setelah diputuskan untuk tidak bisa keluar dari kota tersebut karena sedang berada dikarantina.

Keduanya menyatakan keinginan yang sama untuk ingin segera pulang ke Inggris karena takut dan khawatir soal penyebaran wabah Virus Corona yang setiap harinya semakin meninfeksi banyak orang dan jumlah korban jiwa yang juga terus bertambah.

Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Guardian News, mulanya seorang profesor asal Inggris, Yvonne Griffiths menceritakan apa yang dirasakannya setelah terjebak di Wuhan karena karantina pemerintah China.

Dua warga negara Inggris yang tinggal di Wuhan menceritakan bagaimana kehidupan mereka di sana pasca dilakukannya karantina sejak Kamis (23/1/2020)
Dua warga negara Inggris yang tinggal di Wuhan menceritakan bagaimana kehidupan mereka di sana pasca dilakukannya karantina sejak Kamis (23/1/2020) (Kolase (EPA via AlJazeera) dan (YouTube Guardian News))

 

 Pengakuan Warga Wuhan Pasca Terkarantina karena Virus Corona: Hanya Bisa Duduk dan Menunggu Mati

Yvonne adalah seorang warga negara asal Inggris yang tinggal di Wuhan karena urusan pekerjaan.

Ia menceritakan bagaimana situasi di Wuhan menjadi sangat sepi dari aktivitas manusia.

"Apa yang dapat kita lihat adalah bagaimana seluruh jalan menjadi sepi, dan sangat-sangat sedikit aktivitas di area sekitar tempat kita tinggal," paparnya.

"Semua orang kini menggunakan masker."

Yvonne tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya.

Ia mengaku setelah mengetahui seberapa parah Virus Corona, rasa gelisah yang dirasakannya terus semakin kuat tiap harinya.

"Setelah kamu mengetahui betapa parahnya virus (Virus Corona) ini , maka sudah pasti rasa gelisah terus meningkat setiap harinya," ujar Yvonne.

Warga negara Inggris yang lain, Joe Armitt juga mengatakan hal serupa.

Joe yang bekerja sebagai guru di Wuhan mengatakan meskipun banyak di antara mereka mencoba untuk tegar menghadapi wabah Virus Corona, pada kenyataannya sebagian besar dari mereka merasa ketakutan.

"Saya pikir saya bicara merepresentasikan mayoritas komunitas Warga Negara Inggris yang saat ini tinggal di Wuhan," jelas Joe.

"Ketika saya bilang ini adalah situasi yang mengerikan, sebagian besar dari kita merasa ketakutan."

"Ini adalah situasi yang mengerikan, kita memasang wajah berani namun sebagian besar dari kita ketakutan," tambahnya.

Joe mengatakan saat ini yang diinginkan oleh warga negara Inggris yang ada di Wuhan adalah ingin pulang kembali ke negara asalnya.

"Kita berharap dapat segera dipulangkan sekarang, saya tentunya ingin untuk dipulangkan sekarang," tegasnya.

WHO Umumkan Status Darurat Dunia untuk Virus Corona: Inilah Waktunya untuk Fakta

Lihat videonya di bawah ini mulai menit 1.20:

(TribunWow.com/ Tiffany Marantika/ Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Warga Negara Indonesia (WNI)WuhanVirus Corona
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved