Virus Corona
Ahli Kesehatan Hong Kong Sebut Perkiraan Kasar Ada 44 Ribu Kasus Virus Corona di Wuhan
Ahli penyakit menular Universitas Hongkong memperkirakan jumlah kasus terinfeksi Virus Corona mencapai 44.000 pasien.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Ahli penyakit menular Universitas Hongkong memperkirakan jumlah kasus terinfeksi Virus Corona mencapai 44.000 pasien, jauh lebih tinggi dari pengumuman resmi pemerintah setempat.
Dilansir TribunWow.com, sampai Senin (27/1/2020) perkiraan jumlah tersebut mencakup orang yang masih dalam masa inkubasi virus.
Sejauh ini, Pemerintah China merilis data 2.800 kasus terinfeksi dan angka kematian 81 jiwa sampai Senin (27/1/2020) malam.
• Antisipasi Masuknya Virus Corona, Pihak Bandara Soekarno-Hatta Jelaskan Cara Kerja Thermal Scanner
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hongkong, Gabriel Leung, timnya memperkirakan ada 25.630 pasien yang menunjukkan gejala virus.
Angka tersebut akan meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu enam hari ke depan, seperti yang dikutip dari South China Morning Post.
Menurut Leung, penularan berkelanjutan antarmanusia dapat terjadi sehingga membuat penyebaran virus lebih cepat daripada yang diperkirakan.
Diketahui Virus Corona yang serupa dengan virus SARS tersebut juga dapat menular selama masa inkubasi.
Padahal, selama masa inkubasi penderita gejala tidak menunjukkan gejala tertentu, seperti batuk, demam, dan sesak nafas.
"Kita harus bersiap-siap, bahwa epidemi ini akan menjadi epidemi global," kata Gabriel Leung, Senin (27/1/2020).
Leung memprediksi penularan akan terjadi di kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, Shenzen, dan Chongqing sekitar bulan April sampai Mei 2020.
Menurut Leung, penelitian tersebut belum mencakup langkah pencegahan yang dilakukan pemerintah dan hanya berdasarkan model kasus yang terjadi di Wuhan.
"Sangat penting, perkiraan kasar yang terbatas pada mobilitas populasi harus dilakukan segera," tegas Leung.
Ia juga mengapresiasi langkah Pemerintah Hong Kong yang membatasi perjalanan baik dari dalam maupun menuju Provinsi Hubei.
"Jadi pertanyaannya bukanlah apa yang harus atau tidak boleh dilakukan. Tentu, kita harus bertindak lebih lanjut," kata Leung.
"Pertanyaan sesungguhnya adalah bagaimana kita memastikan langkah (pencegahan penyebaran virus) mungkin dilaksanakan dan diimplementasikan," tambahnya.