Virus Corona
Virus Corona Menyebar di China, Angka Kematian Capai 41 Jiwa, Lebih dari 1200 Terinfeksi
Menurut otoritas kesehatan China, penyebaran virus corona sudah mencapai lebih dari 1.200 kasus di 29 provinsi di China.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Menurut otoritas kesehatan China, penyebaran Virus Corona sudah mencapai lebih dari 1.200 kasus di 29 provinsi di China.
Bahkan seorang tenaga medis profesional yang menangani pasien virus corona telah tertular dan meninggal dunia, seperti dilansir TribunWow.com dari South China Morning Post.
Tercatat angka kematian tertinggi terjadi di Provinsi Hubei, yakni mencapai 39 jiwa.
• VIRAL Video Suasana di Rumah Sakit Wuhan karena Virus Corona, Pasien Panik hingga Ada yang Pingsan
Sementara untuk Provinsi Hebei dan Heilongjiang tercatat 2 orang meninggal dunia.
Sehingga total saat ini korban yang meninggal dunia akibat Virus Corona mencapai 41 orang.
Diketahui Provinsi Hubei yang beribu kota Wuhan adalah wilayah awal penyebaran virus corona.
Provinsi Hubei telah diisolasi sebagai langkah penanganan penyebaran virus.
Sejumlah perjalanan baik lewat darat maupun udara menuju Hubei telah dibatalkan.
Kendaraan pribadi yang melintas di dalam Provinsi Hubei juga dibatasi.
Lebih dari 20 rumah sakit di Wuhan menyatakan terdapat kebutuhan darurat akan stok masker, kaca mata pelindung, dan sarung tangan karet.
Untuk membantu penanganan virus, China Development Bank mengucurkan pinjaman senilai USD 228 juta untuk dana darurat pencegahan dan perawatan pasien terdampak virus corona.
Sebagai langkah pencegahan, 18 provinsi di China telah menetapkan status darurat kesehatan.
Dilaporkan penyebaran Virus Corona sudah mencapai Hong Kong, Makau, Taiwan, dan delapan negara lainnya.
• Sebut Belum Ada yang Terjangkit, Jokowi Minta Kemenkes Siaga Awasi Virus Corona
Tanggapan Hong Kong
Asosiasi Penyintas Sars di Hongkong mendorong Pemerintah China tidak melakukan kesalahan yang sama seperti saat virus SARS merebak 17 tahun lalu.
Diketahui virus corona yang berasal dari Wuhan mirip dengan virus SARS, yakni sama-sama menjangkiti organ pernapasan dan menimbulkan gejala serupa pneumonia.
Kelompok asosiasi tersebut kemudian meminta agar larangan memasuki wilayah Hong Kong diterapkan bagi warga China daratan.
Sampai Jumat (24/1/2020), dilaporkan lima pasien positif terjangkit virus corona.
Kepala Asosiasi, Alex Lam Chi-yau, menegaskan pemerintah harus belajar dari pengalaman wabah SARS pada 2003.
"Saya kecewa dengan tindakan pencegahan yang dilakukan pemerintah. Beberapa kebijakan menunjukkan perhatian yang minim terhadap penyebaran virus, terutama dengan formulir pernyataan sehat yang diisi penumpang kereta api dari Wuhan," kata Alex Lam, dikutip dari South China Morning Post, Jumat (25/1/2020).
Alex Lam menyebutkan dampak wabah SARS bagi kondisi psikologis masyarakat yang trauma.
"Wabah SARS menjadi kenangan buruk bagi kami. Pemerintah seharusnya tidak melupakan kejadian itu. Sekarang tampaknya lebih dipentingkan kunjungan wisatawan daripada kepentingan masyarakat Hong Kong," lanjut Alex Lam.
Alex Lam menyayangkan keputusan pemerintah yang menolak larangan kunjungan dari masyarakat Wuhan meskipun potensi penyebaran virus sangat tinggi.
Tak Selalu Tunjukkan Gejala
Penelitian terbaru dari tim medis China menyebutkan tidak semua pasien yang terjangkit menunjukkan gejala-gejala yang telah ditetapkan.
Tanpa pengamatan intensif, pasien terjangkit dapat didiagnosia menderita pneumonia ringan.
Dikutip dari South China Morning Post, Dokter Spesialis Menyakit Menular Yuen Kwok-yung menyebutkan dalam penelitiannya terhadap keluarga beranggotakan tujuh orang, enam orang didiagnosa terjangkit virus corona.
Dalam penelitian tersebut, salah seorang anggota keluarga, yakni anak berusia 10 tahun, tidak menunjukkan gejala virus.
Meskipun demikian, dalam hasil pemindaian CAT, ditemukan paru-paru anak tersebut menunjukkan kelainan yang mirip dengan pneumonia.
"Berdasarkan penelitian tersebut, sangat penting untuk mengisolasi pasien, melacak, dan mengkarantina kontak langsung sedini mungkin karena gejala virus mungkin tidak muncul sedari awal," kata Yuen dalam laporan penelitiannya.
Dalam penelitian terhadap keluarga lain dengan rentang waktu yang sama, Yuen menemukan kasus serupa yang menyerang anak berusia tujuh tahun.
Padahal, anak tersebut diketahui mengenakan masker sepanjang waktu dalam kunjungan bersama keluarganya ke Wuhan.
Jokowi Meminta Kemenkes Waspada
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus mengawasi penyebaran virus corona.
Virus yang beredar dari Wuhan, China ini diketahui sudah menyebabkan korban jiwa di daerah asal penyebarannya.
Dilansir TribunWow.com, Jokowi meminta agar masyarakat selalu waspada.
• Virus Corona Disebut Bersumber dari Hewan, Kemenkes RI Justru Tak Sepakat, Ini Penjelasannya
"Yang paling penting kita waspada, hati-hati," kata Jokowi, dalam tayangan KompasTV, Jumat (24/1/2020).
Jokowi menyebutkan dirinya telah meminta Kemenkes melakukan sejumlah langkah pencegahan terhadap penyebaran virus corona di Indonesia.
"Saya sudah perintahkan Menteri Kesehatan untuk diawasi secara detail," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, langkah yang dilakukan pemerintah saat ini adalah menyiapkan alat pemindai panas tubuh di sejumlah pintu masuk bandara yang menyediakan penerbangan langsung dari China.
"Kita sudah siap mengecek dengan scanner setiap kedatangan dari luar. Siapa pun yang kita perkirakan kemungkinan besar terjangkit itu (di-scan)," jelasnya.
Meskipun demikian, Jokowi menegaskan sampai saat ini belum ada masyarakat Indonesia yang positif terjangkit virus corona.
"Tapi sampai sekarang, informasi yang saya terima, dan moga-moga seterusnya, tidak ada yang terjangkit corona," kata Jokowi.
(TribunWow.com/Brigitta Winasis)