Kabar Ibu Kota
Cawagub DKI Tuai Polemik, Pendamping untuk Anies Baswedan Disebut Bisa Berpotensi Jadi Wapres
Pengamat Indo Barometer, M Qodari, turut mengomentari polemik pemilihan cawagub DKI Jakarta.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Selain itu, penundaan tersebut dimaksudkan agar pihak PKS dapat menyesuaikan dengan agenda pribadi masing-masing.
“Kami minta, ayo, duduk bersama untuk mempersiapkan segala sesuatunya, jangan sampai kita yang sama-sama partai pengusung berjalan sendirian,” kata Yani.
Selain itu, Yani juga mendorong agar masing-masing calon berkompetisi secara sportif dalam meyakinkan 106 anggota DPRD DKI Jakarta.
Diketahui pemilihan calon wakil gubernur akan ditentukan oleh DPRD DKI Jakarta.
Meskipun demikian, Yani merasa yakin terhadap usulan partainya.
“Kami dari PKS optimistis karena menyiapkan kader terbaik," kata Yani.
"Maka harapannya adalah seluruh anggota dewan bisa memberikan dukungan pada kader PKS dan Wagub bisa dimiliki PKS,” lanjutnya.
• Sandiaga Uno Blak-blakan Ungkap Alasan Berani Tinggalkan Anies Baswedan dari Kursi Wagub DKI Jakarta
Gerindra Bantah Bersikap "Grasak Grusuk"
Sebelum mengumumkan nama cawagub, sempat terjadi perselisihan antara kedua partai, yakni PKS dan Gerindra.
Kedua partai sempat berselisih paham mengenai waktu pengumuman nama cawagub.
Pihak PKS menyebutkan partainya meminta agar Gerindra tidak terburu-buru mengumumkan nama cawagub.
Meskipun demikian, akhirnya Gerindra mengumumkan nama cawagub meskipun tanpa kehadiran PKS pada Senin (20/1/2020) lalu.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD DKI Fraksi Gerindra, M Taufik, membantah partainya tergesa-gesa mengumumkan nama cawagub DKI Jakarta.
"Enggak, ah. Ini buktinya kita bareng-bareng sama PKS. 'Kan ditanda tangan suratnya semua. Kami berpikir ketika surat itu ditanda tangan, mestinya semua sudah paham," kata Taufik, dalam tayangan KompasTV, Rabu (22/1/2020).
"Ketika kemarin kami bilang 'Ayo, kita serahin ke Pak Gubernur', PKS oke. Jadi enggak ada masalah," tambahnya.