Terkini Nasional
UN Dihapus oleh Mendikbud Nadiem Makarim, Anggota DPR RI Sudewo: Tidak Ada Tantangan bagi Siswa
Penggantian Ujian Nasional (UN) oleh Mendikbud Nadiem Makarim masih tuai polemik, seperti apa?
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sudah resmi mengumumkan penggantian sistem Ujian Nasional (UN) dengan assessment.
Hal itu kemudian ditanggapi oleh anggota Komisi X DPR RI Fraksi Gerindra Sudewo dalam acara Mata Najwa, Rabu (18/12/2019).
Ia mengamini pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengatakan siswa menjadi lembek apabila tak ada UN.
"Coba dibayangkan kalau tidak ada Ujian Nasional, tidak ada tantangan bagi siswa," ujar Sudewo.
• Terkait Ujian Nasional, Putra Nababan: Jangan Ganti Menteri, Ganti Kebijakan dan Kurikulum
• Program Merdeka Belajar: Masukan dari Komisi X DPR hingga Tanggapan Nadiem Makarim
Sudewo mengatakan para siswa akan senang dengan keputusan itu, namun hal tersebut dapat memunculkan mental yang tidak kuat.
Menurut Sudewo, UN dapat membentuk karakter juang siswa dalam mencapai sesuatu hal.
"Tetapi itu akan membentuk karakter yang tidak bagus, tidak ada nilai juang, jadi meskipun dia itu punya kekuatan fisik, tapi mental belum tentu," katanya.
"Maka dengan ujian nasional inilah, anak tersebut dapat memiliki nilai juang, semangatnya tinggi, etos kerja, etos semangat untuk belajar, ada nilai-nilai karakter dengan Ujian Nasional tersebut," lanjut Sudewo.
Daya saing itu, disebut Sudewo nantinya dapat digunakan oleh anak Indonesia tidak hanya secara nasional tapi tingkat global.
"Jadi dalam proses dia belajar merupakan proses membangun mental dia untuk mempunyai tingkat saing anak-anak di tingkat internasional," papar Sudewo.
Terkait pelaksanaan UN yang dapat membuat para siswa menjadi stres, Sudewo mengatakan pemerintah akan mengakomodir jalan keluarnya.
Sehingga anak-anak akan merasa tidak terbeban dan punya semangat untuk belajar.
Ia meminta UN tetap dijadikan sebagai standar secara penilaian nasional.
Soal penilaian PISA 2018 yang menempatkan Indonesia pada posisi yang rendah, Sudewo mengatakan hal tersebut bukan diakibatkan oleh adanya UN.
Sudewo menilai konten dalam UN lah yang harus dievaluasi.