Polemik APBD DKI 2020
Politisi PDIP Paparkan Alasan Temuan Pasir Rp 52 Miliar Janggal: Bukan untuk Pemeliharaan Gedung
Anggota DPRD DKI Fraksi PDI Perjuangan Ima Mahdiah, menjelaskan mengapa anggaran pasir sebesar Rp 52 miliar dinilai sebagai hal yang aneh.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Ima kemudian mempertanyakan fungsi pembelian cat tembok, yang menurutnya sudah terdapat pada anggaran rehabilitasi sekolah.
"Terus cat tembok buat apa? Kan sudah ada renovasi sekolah sih aku enggak tahu juga berapa triliun buat renovasi," jelas Ima.
Ima akan mempertanyakan keanehan tersebut dalam rapat pembahasn di RAPB.
"Itu yang nanti mau kita pertanyakan di pembahasan, RAPBD mungkin di banggar juga nanti komisi sudah selesai," kata dia.
Ima kemudian menyayangkan pemborosan yang terjadi, menurutnya lebih baik anggaran seperti pulpen seharusnya dialokasikan ke Kartu Jakarta Pintar (KJP) agar nantinya siswa yang memang sudah memiliki pulen, bisa membeli keperluan lain.
"Kalau dulu enaknya semua ini dijadiin 1 yaitu KJP. Kenapa enggak dimasukkin ke KJP jadi kadang siswa siswi ini enggak butuh pulpen tapi butuh buku atau bisa ditabung uangnya untuk beli laptop karena dulu kalau filosofi dari KJP itu kita mendidik siswa agar mau menabung," jelasnya.
• Ramai soal Munculnya Desa Siluman demi Dana Desa, Sri Mulyani Mulai Sisir Anggaran
Wakil Ketua DPRD DKI Sebut Kejanggalan Anggaran Hal Biasa
Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik menyebut kejanggalan anggaran yang ditemukan oleh PSI dan PDIP tidak mengagetkan dirinya.
Ia mengatakan temuan angka-angka fantastis tersebut sebagai hal yang biasa saja
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube KompasTv, Sabtu (9/11/2019), Taufik mengatakan temuan PSI dan PDIP soal kejanggalan di KUA PPAS bukan hal istimewa.

"Saya sih melihat biasa-biasa aja, enggak ada yang istimewa," kata Taufik.
Wakil Ketua DPRD DKI yang juga merupakan politisi Gerindra tersebut menyampaikan dirinya pernah menemukan kejanggalan sebesar Rp 1,2 triliun.
Namun ia mengatakan perbedaan dirinya dengan PDIP dan PSI adalah dirinya tidak melapor ke media soal temuannya tersebut.
Ia menambahkan dirinya menyelesaikan permasalahan tersebut di dalam forum, tanpa memberitahu publik.
"Dulu saya temuin Rp 1,2 triliun, cuman kalau dulu kita tidak lapor ke media, kita beresin di dalam," katanya.