Kabinet Jokowi
Disebut Masih Dendam ke SBY soal AHY Tak Ada di Kabinet, PDIP: Tiba-tiba Tembakan Diarahkan ke Mega
Andi Arief menuding Megawati tidak hanya dendam kepada SBY, melainkan juga kepada anaknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), begini respons PDIP.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua DPP PDIP Said Abdullah angkat bicara soal tudingan Wasekjen Demokrat Andi Arief, yang menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri masih menaruh dendam kepada Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Bahkan, Andi Arief menuding Megawati tidak hanya dendam kepada SBY, melainkan juga kepada anaknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Said membantah Megawati Soekarnoputro memiliki dendam politik kepada SBY dan AHY.
• Pakar Hukum Tata Negara Sebut Tak Semua Menteri Membutuhkan Wakil, Begini Penjelasannya
Ia menyinggung soal kedatangan dua putra SBY, AHY dan Ibas ke kediaman Megawati pada 5 Juni lalu.
Dalam pertemuan tersebut AHY dan Ibas berfoto bersama.
"Kenapa pula Andi Arief tidak mengingat masa-masa manis ketika AHY dan mas Ibas datang ke Teuku Umar, disambut manis oleh ibu, selfie bersama. Itu kan sebuah kehormatan," kata Said saat dihubungi, Minggu, (27/10/2019).
Kondisi tersebut, menurutnya menunjukkan bahwa tidak ada dendam sama sekali dari Megawati kepada SBY maupun ke dua anaknya.
Ia meminta jangan karena tidak masuk kabinet lantas menuding Megawati masih memiliki dendam.
"Dan di situlah berakhir, tidak ada istilah dendam apapun," ujar Said.
"Tiba-tiba hari ini ketika Demokrat tidak masuk satupun di koalisi katakanlah di kabinet pemerintahan Jokowi, tiba-tiba tembakan diarahkan ke ibu Mega."
"Itu saya sangat menyayangkan pernyataan itu," katanya.
• Jokowi Minta Maaf di Depan Ketum Hanura soal Susunan Kabinet: Saya Tak Bisa Akomodasi Semuanya

Andi Arief, menurutnya, tidak legowo terhadap keputusan Jokowi menyusun kabinet.
Andi Arief mencari kambing hitam atas keputusan Jokowi tidak menyertakan Demokrat dalam koalisi.
"Bayangin kemesraan ibu Mega ketika dengan mas AHY dan mas Ibas, dan mbak Puan di Teuku Umar."
"Itu kan pertemuan yang luar biasa, momentum yang luar biasa, kemudian ditarik ke soal penyusunan kabinet, ibu Mega yang dijadikan kambing hitam. Lho di mana? Tidak boleh dong,"katanya.