Terkini Daerah
Tionlina Ceritakan Detik-detik saat Tragedi Bom Bali: Saya Pas di Dalam Mobil Bilang 'Tolong-tolong'
Tionlina Marpaung (44) asal Medan menceritakan detik-detik saat peristiwa atau tragedi bom Bali yang diperingati pada hari ini, Sabtu (12/10/2019).
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Tragedi bom Bali yang terjadi di Jalan Legian, Kuta, Badung 17 tahun silam atau tepatnya pada tanggal 12 Oktober 2002 menjadi luka mendalam bagi masyarakat baik nasional maupun internasional.
Peristiwa itu menewaskan 202 korban jiwa dari 21 negara ini, menjadi suatu tragedi yang tidak pernah bisa dilakukan.
Tepat pada hari ini, Sabtu (12/10/2019) tragedi bom Bali pun diperingati di Ground Zero atau Monumen Tragedi Kemanusiaan Bom Bali.
Semua elemen masyarakat baik lokal maupun asing datang berkumpul untuk merenung kembali dan berdoa diselingi berbagai acara.
• Seorang Anak Meninggal setelah Dipukul Ibunya karena Tak Kerjakan PR dengan Baik, Ini Kronologinya
Dalam hal ini, Tribun-Bali.com, berkesempatan mewawancarai satu korban selamat saat terjadi peristiwa mengerikan tersebut.
Tionlina Marpaung (44) asal Medan, Sumatera Utara pun menceritakan, saat kejadian usiannya baru 27 tahun.
Tionlina Marpaung saat itu tengah berkeliling bersama kedua temannya, yakni Dewa Ketut Rumit dan Gatot Indro.
Tionlina Marpaung berkeliling bersama rombongan setelah merayakan aniversary mobil VW.
Saat, itu Tionlina Marpaung sebenarnya tidak melewati lokasi kejadian.
"Saat itu saya bersama dengan klain VW pas aniversary. Sebenarnya kita tidak melewati lokasi itu (tempat kejadian). Namun, karena saat itu malam minggu mereka (kedua rekannya) bilang ingin ke Legian untuk melihat Kuta di malam hari. Akhir kita lewati jalur itu," cerita Tionlina Marpaung.
• Tangis Irma Nasution Pecah saat Dampingi Suami yang Dipecat dari Jabatan Dandim, Lihat Videonya
Di tengah situasi Jalan Legian yang macet, saat itu mobil Tionlina Marpaung berada di depan mobil lainnya sebanyak 8 mobil yang ada di belakang.
Sekitar pukul 22.00 WITA, tiba-tiba dari arah belakang mobilnya seperti ada yang mendorong atau menabrak.
"Saat kita lewat dan berada di deretan mobil lainnya. Tiba-tiba dari belakang itu seperti menabrak. Ternyata itu pas ledakan pertama. Saya lalu menanyakan kepada temen saya, tapi belum selesai saya tanya 'pak siapa yang nabrak' tiba-tiba ledakan kedua terdengar keras," lanjutnya.
"Saya pas didalam bilang 'tolong tolong' sambil meraba-raba yang namanya mobil. Tapi saya merasa itu kaca-kaca sudah pada pecah. Saya coba buka pintu, tapi gak bisa. Saat itu kondisi temen saya masih pingsan," katanya.
"Setelah itu ada satu tangan besar menarik saya, tapi gak tau lewat mana, saya dikeluarin apa dari kaca atau pintu. Tiba-tiba saja, saya rasa sudah berada di atas trotoar," ujar Tionlina Marpaung sambil mengingat.