Seleksi Pimpinan KPK
Ditanya soal Kasus Novel Baswedan, Capim KPK Singgung Kepolisian: Memalukan bagi Bangsa Indonesia
Calon Pimpinan (Capim) KPK, Nurul Ghufron turut mengomentari Kasus Novel Baswedan. Bagaimana pendapatnya?
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Calon Pimpinan (Capim) KPK, Nurul Ghufron turut mengomentari kasus Novel Baswedan.
Hal itu disampaikan Nurul Ghufron saat menjadi bintang tamu acara 'Mata Najwa' pada Rabu (29/8/2019).
Nurul Ghufron sendiri merupakan Dekan Fakutas Hukum Universitas Jember.
Pertama-tama, Nurul Ghufron membeberkan tugas-tugas KPK.
Sedangkan, Novel Baswedan menilai merupakan penguat institusi KPK.
• Capim KPK Roby Arya Ingin Presiden hingga Menteri Kerja Nyaman, Najwa Shihab: Tenang kalau Mencuri?
"Pertama secara kelembagaan KPK memiliki kewenangan mulai dari proses monitoring, supervisi, penindakan sampai kepada pencegahan."
"Maka setiap kelembagaan dengan institusi dalam hal ini termasuk Novel Baswedan yang bagaimanapun Beliau adalah penguat institusi KPK," kata Nurul dikutip TribunWow.com dari channel Youtube Najwa Shihab pada Kamis (28/8/2019).
Sehingga, Nurul menilai serangan pada Novel Baswedan yang merupakan seorang penyidik KPK dilakukan oleh institusi.
"Maka yang dialami oleh Novel Baswedan merupakan serangan institusi pada KPK."
Kendati demkian, Nurul Ghufron menyebut KPK tidak berwenang dalam mengusut kasus Novel Baswedan.
"Mestinya aparat penegak hukum, karena KPK dalam hal ini sesungguhnya aparat penegak hukum juga cuma karena ini adalah tindak penganiayaan bukan wilayah KPK, KPK tidak memiliki kewenangan ke situ," ujar Nurul.
• Fakta-fakta OTT KPK yang Libatkan PNS Pemkot Jogja, Ini Kata Sri Sultan Hamengkubuwono
Dalam hal ini, kepolisian yang berwenang mengusut kasus Novel Baswedan.
"Maka kami sesungguhnya sangat mempercayai bahwa kalau beberapa kasus lain insititusi penegak hukum dalam hal ini Polri mampu saya yakin kasus untuk kasus Novel Baswedan seandainya memiliki tekad baik untuk mengungkapkan itu memiliki kemampuan untuk mengungkapkannya," tuturnya.
Sehingga, KPK nantinya bisa menagih bagaimana proses dan hasil penyelidikan kasus Novel Baswedan kepada Polri.
"Dan kami akan menagih itu kepada insitusi yang dalam hal ini berwenang melakukan penyidikan," ungkap Nurul.
Nurul menilai, kasus Novel Baswedan bukan sesuatu yang benar-benar sulit untuk diungkapkan.
• Polisi Tahan Pelawak Nurul Qomar terkait Kasus Dugaan Pemalsuan Ijazah S2 dan S3
Sehingga Nurul menganggap, proses penyidikan yang tak kunjung selesai setelah beberapa bulan lamanya sungguh memalukan bagi Indonesia.
"Karena ini juga memalukan bagi Bangsa Indonesia kalau hanya sekelas tindak pidana seperti sejauh ini hampir berapa bulan belum terungkap juga," ucap dia.
Kemudian, Najwa Shihab bertanya apakah Polri bisa mengungkap kasus Novel Baswedan.
"Berkali-kali Novel Baswedan mengatakan ia percaya sesungguhnya polisi bisa, tapi apakah mau atau tidak itu dipertanyakan. Menurut Anda polisi mau atau tidak?" tanya Najwa Shihab.
Menurut Nurul, Polri sangat mungkin untuk mampu menguak kasus NoveL Baswedan
"Kalau saya pribadi, saya belum berkomunikasi secara langsung, artinya menurut saya kemampuannya sesungguhnya memungkinkan untuk melacak itu semua," jelas Nurul.
• Kata Sri Sultan soal OTT KPK di Yogyakarta: Harapan Saya Ini yang Pertama dan Terakhir
Meski belum bisa memastikan, Nurul percaya bahwa Polri bisa mengungkapnya berdasarkan penanganan tindak terorisme selama ini.
"Tapi saya belum bisa memastikan karena belum bisa dengan pihak penyidik."
"Sangat memungkinkan beberapa tindak terorisme saja yang sulit dibuktikan diungkapkan dengan melacak nomor rangka mobil bisa terungkap, apalagi yang seperti ini relatif lebih mudah diungkapkan," terang Nurul.
Lihat videonya mulai menit ke 10:21:
Mata Najwa Undang 20 Capim KPK, namun Hanya 2 yang Datang:
Program acara Mata Najwa di Trans7 mengundang 20 calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk datang di program acara mereka.
Kendati telah mengundang 20 Capim KPK, Najwa Shihab menggatakan hanya ada dua yang bersedia datang.
Hal itu disampaikan Najwa Shihab sebagai pembawa acara di acara Mata Najwa dengan tema 'Hidup Mati KPK pada Rabu (28/8/2019).
Najwa Shihab mengawali dialog dengan menjelaskan bahwa sejumlah Calon Pimpinan (Capim) KPK tersandung dugaan pelanggaran.
"Proses seleksi KPK tengah berlangsung saat ini dan memang ada sejumlah catatan kontroversial yang menjadi sorotan dari penunggak LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) hingga terduga penerima suap dan pelanggar etik yang disebut lolos dalam seleksi," ungkap Najwa Shihab dikutip TribunWow.com dari channel Youtube Najwa Shihab pada Kamis (29/8/2019).
• Kata Sri Sultan soal OTT KPK di Yogyakarta: Harapan Saya Ini yang Pertama dan Terakhir
"Malam ini Mata Najwa mengundang 20 Calon Pimpinan KPK tapi hanya dua yang berani datang ke Mata Najwa," ungkap Najwa.
Dua sosok itu yakni Roby Arya dan Nurul Ghufron.
"Hanya dua yang berani, karena yang lain alasannya macam-macam," ungkap Najwa kemudian.
Kemudian, Najwa bertanya pada kedua Capim KPK mengapa mau memenuhi undangan acara Mata Najwa.
"Ya ini bagian dari akuntabilitas pada publik atau tidak," jawab Nurul Gufron.
"Jadi Anda berani untuk diuji juga?," tanya Najwa.
"Silahkan," jawab Nurul Gufron lagi.
"Saya tidak akan menguji sebetulnya hanya ingin bertanya lebih jauh," ungkap Najwa.
• KPK Lakukan Operasi Tangkap Tangan di Yogyakarta, Siapa Saja yang Diciduk?
Kedua Capim KPK tersebut masih aktif sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Khusus Roby Arya, ia merupakan sosok yang cukup dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pasalnya, Roby Arya selama ini bertugas di Sekretariat Kabinet.
"Yang jelas Anda berdua ini PNS? Pak Robby Anda bekerja di Sekretariat Kabinet mmm menjadi PNS berapa lama?" tanya Najwa.
Roby Arya mengaku sudah 25 tahun menjadi PNS dengan berpindah-pindah lembaga.
"Sekitar 25 tahun."
"Pernah di Komnas HAM, pernah di UKP3R, sebelum UKP4 itu UKP3R, sekarang di Sekretariat Kabinet di bawah Pak Pramono Anung (Menteri Sekretaris Negara)," kata Roby.
Lihat videonya mulai menit awal:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
WOW TODAY: