Temuan Kerangka di Banyumas
8 Fakta soal 4 Tengkorak di Banyumas, Dibunuh Bergantian, 5 Tahun Bungkam hingga Penantian sang Ibu
Penemuan empat tengkorak dipastikan sebagai korban pembunuhan, ini fakta-fakta yang ditemukan polisi, dari dugaan warga hingga reaksi saudara.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Penemuan empat tengkorak di Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (24/8/201), telah dipastikan sebagai korban pembunuhan oleh anggota keluarganya sendiri.
Bak sinetron, penemuan kasus empat tengkorak ini merupakan pembunuhan yang didasari perebutan harta waris.
Jasad empat tengkorak ini juga dibunuh di hari yang sama secara bergantian.
Berikut sejumlah fakta yang telah TribunWow.com rangkum, dari kronologi, dugaan tetangga hingga reaksi sang ibu:
1. Kronologi
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Selasa (27/8/2019), awal mulanya kerangka ditemukan, oleh Rasman (63), warga setempat saat sedang membersihkan kebun di belakang rumah warga bernama Misem, Kamis (22/8/2019).
Cangkul yang digunakan Rasman mengenai kain dan tengkorak.
Karena masih ragu dan belum yakin telah menemukan tengkorak manusia, Rasman baru bercerita kepada keluarganya pada Sabtu (24/8/2019) pukul 06.30 WIB.
• Fakta Terbaru Kasus Penemuan Kerangka di Banyumas, Jasad Korban Ditumpuk di Kamar sebelum Dikubur
Selanjutnya temuan itu dilakukan ke kepala dusun diteruskan ke polisi.
Sedangkan empat kerangka itu, ditemukan dalam sebuah lubang dengan panjang 1,5 meter, lebar 1,2 meter dan kedalaman hanya sekitar 40 sentimeter.
Polisi lalu melakukan tes DNA dengan melibatkan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri dan Polda Jawa Tengah.
Sedangkan identitas korban diketahui, tiga anak Misem, yakni Supratno alias Ratno (51), Sugiono alias Yono (46), dan Heri Sutiawan alias Heri (41) dan anak dari Ratno yaitu Vivin Dwi Loveana alias Pipin (22).
2. Korban Pembunuhan 5 tahun Lalu
Polisi lalu melakukan penyelidikan dan menemukan fakta bahwa kejadian sadis ini merupakan pembunuhan yang terjadi 9 Oktober 2014 silam, pada siang hari, dikutip TribunWow.com dari TribunJateng.com, Selasa (27/8/2019).
Pelaku utama merupakan Saminah atau Minah (53), anak kedua Misem.