Breaking News:

Kabar Tokoh

Tak Dendam Jadi Target Pembunuhan, Yunarto Wijaya Minta Demokrasi Jangan Dicampur Ujaran Kebencian

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya meminta supaya demokrasi jangan sampai dicampur dengan ujaran-ujaran kebencian.

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Astini Mega Sari
Tribunnews.com/Imanuel Nicolas Manafe
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya 

Hal tersebut seperti tampak dalam video yang diputar pihak kepolisian yang menggelar konferensi pers terkait kerusuhan 21-22 Mei di Kantor Menkopolhukam, Selasa (11/6/2019).

Dalam video tersebut, Irfansyah membeberkan soal pertemuannya dengan Kivlan Zen, yang kini juga terjerat kasus kepemilikan sejata api ilegal dan juga makar.

Irfansyah mengaku, dirinya sempat diminta untuk bertemu dengan Kivlan Zen pada bulan April, yaitu sekitar 2 hari setelah proses pencoblosan berlangsung.

"Pada bulan April sehabis pemilu 2 hari saya ditelpon untuk bertemu Pak Kivlan Zen di masjid, lalu keesokan harinya saya bertemu Yusuf," papar Irfansyah.

"Kita berangkat esok harinya mengendarai mobil Yusuf ke Pondok Indah."

"Lalu saat itu masuk sambil minum kopi dan makan, tak lama datang Pak Kivlan dan Eka supirnya, Pak Kivlan datang salat Ashar sebentar, setelah salat Ashar lalu memanggil saya masuk di dalam mobil Pak Kivlan, karena Pak Kivlan di dalam mobil sendiri," ungkapnya.

BPN Prabowo-Sandi akan Beri Bantuan Hukum Kivlan Zen dan Soenarko, Gerindra Bicarakan Jaminan

Tersangka kasus kerusuhan di aksi 21-22 Mei, Irfansyah mengaku bahwa Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya juga menjadi target pembunuhan kelompok aksi 21-22 Mei.
Tersangka kasus kerusuhan di aksi 21-22 Mei, Irfansyah mengaku bahwa Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya juga menjadi target pembunuhan kelompok aksi 21-22 Mei. (Capture Youtube BeritaSatu)

Dalam pertemuan tersebut, cerita Irfansyah, Kivlan Zen meminta dirinya untuk mengeksekusi Yunarto.

"Pak Kivlan mengeluarkan hp dan menunjukkan alamat serta foto Pak Yunarto lembaga quick count, dan mengatakan pada saya coba kamu cek alamat ini nanti kamu foto dan videokan," papar Irfansyah.

Irfansyah mengaku menyanggupi permintaan Kivlan Zen itu.

Setelahnya, Kivlan Zen lantas menyatakan akan memberikan uang operasional.

Kivlan Zen bahkan menjanjikan akan memberikan jaminan kepada keluarga dan istri, serta liburan ke manapun bagi siapapun yang berhasil mengeksekusi Yunarto.

"Beliau berkata kembali nanti saya kasih uang operasional Rp 5 juta cukuplah untuk bensin makan dan uang kendaraan, lalu saya jawab siap," ujar Irfansyah.

"Lalu Pak Kivlan berkata lagi kalau nanti ada yang bisa eksekusi nanti saya jamin keluarga dan istrinya serta liburan ke manapun."

Setelah pembahasan tersebut, ungkap Irfansyah, dirinya langsung disuruh untuk keluar dari mobil.

"Lalu Beliau memerintahkan Eka untuk mengambil uang operasional Rp 5 Juta," ungkap dia.

Prabowo-Sandi Minta Pendukung 02 Tak Perlu Hadir di Sekitar MK pada Sidang Perdana Gugatan BPN

Tak hanya Irfansyah, tersangka lain, HL alias I yang diketahui sebagai leader dan juga eksekutor mengaku bahwa senjata yang dimilikinya memiliki keterkaitan dengan Kivlan Zen.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
Yunarto WijayaCharta PolitikaKivlan Zen
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved