Kabar Tokoh
Kekecewaan Gatot Nurmantyo soal Ketiga Seniornya Jadi Tersangka Dugaan Makar: Sangat Menyakitkan
Mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo menyatakan kekecewaannya terhadap ketiga seniornya yang menjadi tersangka dugaan makar dalam aksi 22 Mei
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo menyatakan kekecewaannya terhadap ketiga seniornya yang menjadi tersangka dugaan makar dalam aksi kerusuhan 21-22 Mei di Jakarta.
Diketahui ketiga tokoh yang ditetapkan menjadi tersangka oleh aparat yakni mantan Staf Kepala Kostrad Mayjen (purn) Kivlan Zen, mantan Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Sunarko mantan Kapolda Metro Jaya Komjen (Purn) Mochammad Sofyan Jacob.
Melalui acara 'Kabar Petang' di tvOne, Gatot menjelaskan bahwa ketiganya merupakan seniornya yang memiliki dedikasi tinggi untuk negara, Selasa (11/6/2019).
"Itu senior-senior saya yang saya tahu persis," jelas Gatot.
"Mereka adalah orang-orang yang punya dedikasi," sambungnya.
• Penetapan Tersangka Mantan Jenderal TNI-Polri, Gatot Nurmantyo Sebut Makar Bisa Dihukum Mati
Gatot megungkapkan, separuh kehidupan Kivlan Zen, Soenarko, dan Sofyan Jacob sebelumnya untuk mengabdi kepada bangsa.
Namun demikian, ia mengaku kecewa jika ketiganya sampai menjadi tersangka atas kasus dugaan makar.
Menurutnya, mendengar kabar tersebut terasa menyakitkan bagi seorang patriot.
"Sebagian hidupnya disumbangkan untuk negara," ungkap Gatot.
"Tiba-tiba hanya karena komunikasi nah ini dikatakan makar."
"Ini kan bagi seorang patriot sangat menyakitkan sekali."
"Makar kan mengkhianati negara, padahal dia membela mati-matian seumur hidupnya untuk negara, ini yang sangat menyakitkan."
"Maka selalu didiskusikan karena sangat menyakitkan gitu lo," tandasnya.
• Cerita Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang Dapat Penolakan dari 5 Perwira hingga Buat Terharu
Di kesempatan yang sama, sebelumnya Gatot juga mengatakan jangan sampai ada pihak yang mendiskreditkan institusi tertentu dalam menanggapi kasus tersebut.
"Saya melihatnya, tolong dalam kasus-kasus semacam ini, kita seharusnya memerlukan persatuan dan kesatuan," jelas Gatot.