Pilpres 2019
Ini yang Didapat Relawan 01 saat Tawarkan Rp 100 Miliar pada BPN untuk Buktikan Kecurangan
Ditawarkan Rp 100 miliar oleh relawan Jokowi-Ma'ruf, begini respons BPN Prabowo-Sandi.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Ketua Muslim Cyber Army pasangan calon Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin Diki Chandra memberikan tawaran Rp 100 miliar secara langsung kepada Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Hal ini disampaikan Diki saat menjadi narasumber di acara Metro Siang, Minggu (19/5/2019).
Tawaran tersebut diberikan relawan Jokowi-Ma'ruf untuk membuktikan kecurangan soal pemilihan presiden.
Namun, hingga ditutupnya tawaran itu, Diki Cahandra mengaku tidak ada yang melapor dugaan kecurangan.
Mulanya, pembawa acara Wahyu Wiwoho bertanya soal tidak adanya respons tersebut.
"Pak Diki 100 miliar rupiah enggak ada yang ngambil satu bulan ini?," tanya Wahyu.
• Tanggapi Dugaan Makar di Lingkaran Prabowo-Sandi, Amien Rais: Hati-hati, Kita Tak Takut Sama Sekali
Diki lalu menjawab ada upaya yang telah dilakukan pihaknya agar kubu dari Prabowo-Sandi mau mengungkap kecurangan itu.
"Kami sudah menunggu, kami sudah menyebar handphone, kami sudah memberikan handphone ke beberapa orang BPN tapi tidak ada (yang melapor)," ujar Diki.
"Oh langsung bahkan diberikan nomor telepon ke kubu 02 gitu ya?," tanya Wahyu lagi.
Walaupun sudah menyebar nomor hp hingga secara langsung bertanya ke beberapa orang BPN, Diki mengaku BPN hanya membaca pesan yang ia kirimkan.
"Ya langsung nomor hp saya ke beberapa orang BPN. Cuman diread saja, dibaca saja," kata Diki lagi.
"Oh cuman diread saja? Jadi selama satu bulan ini apa yang dilakukan oleh tim relawan Jokowi Maruf sambil menunggu yang berani menerima tantangan 100 miliar rupiah," tanya Wahyu lagi.
• Sikap Partai Demokrat setelah Sejumlah Kadernya Ungkap Alasan Mundur dari Barisan Prabowo-Sandi
Menurutnya, jika memang benar ada laporan yang masuk, tim relawan Jokowi-Ma'ruf harus menganalisa terlebih dahulu.
Hasilnya, kasus yang dianggap kecurangan tersebut hanya sebesar 0,7 persen dari total keseluruhan.
"Karena kami juga harus mempersiapkan ini, jika betul ada yang maju kepada kami untuk menyerahkan bukti-bukti itu 5 persen kecurangan, tentu kami juga menganalisa," kata Diki.