Pilpres 2019
Sikap Partai Demokrat setelah Sejumlah Kadernya Ungkap Alasan Mundur dari Barisan Prabowo-Sandi
Sejumlah elite Partai Demokrat merasa geram atas pernyataan netizen di media sosial.
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Sejumlah elite Partai Demokrat merasa geram atas pernyataan netizen di media sosial.
Kegeraman itu karena Ani Yudhoyono, istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, yang sedang menderita kanker darah disudutkan.
Tiga bulan terakhir, Ani Yudhoyono menjalani perawatan di National University Hospital, Singapura. Selama itu pula, SBY selalu mendampingi Ani di sana.
Kondisi ini membuat SBY tidak bisa banyak turun selama tahapan pemilu baik Pilpres maupun Pileg 2019.
Di Twitter, sejumlah netizen menyebut sakit yang diderita Ani Yudhoyono hanya sebuah modus atau pura-pura. Hal ini membuat SBY tidak bisa maksimal membantu Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.
Pernyataan para warganet ini pun ditanggapi oleh sejumlah elite Demokrat yang aktif di media sosial Twitter, salah satunya Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon.
Jansen mengatakan, serangan terhadap Ani Yudhoyono sangat tidak patut.
• Karena Ani Yudhoyono, Sejumlah Elite Demokrat Ini Putuskan untuk Mundur dari Koalisi Prabowo-Sandi
"Tuduhan Ibu Ani pura-pura sakit atau merekayasa dirinya pura-pura sakit itu benar-benar menurut kami biadab. Politik itu memang keras, tapi kan tidak harus mencabut jiwa kemanusiaan kita," ujar Jansen ketika dikonfirmasi, Minggu (19/5/2019).
Jansen mengatakan, serangan terhadap Ani sama saja tidak menghargai perjuangan Partai Demokrat untuk memenangkan Prabowo-Sandiaga.
Meski tidak ada SBY, kata Jansen, kader Partai Demokrat lainnya tetap berjuang untuk Prabowo-Sandiaga.
"Ibu Ani ini posisinya sudah seperti ibu kandung kami seluruh kader Demokrat. Dengan kejadian Beliau dituduh tuduh sakit rekayasa ini sungguh telah menyakiti hati saya dan hati seluruh kader Demokrat," kata Jansen.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean. Ferdinand mengatakan politik seharusnya tidak boleh menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Akhir-akhir ini Demokrat sering diserang terkait sikap politiknya yang dinilai "abu-abu". Partai tersebut dicurigai ingin bergabung dengan koalisi petahana.
Ferdinand mengatakan, selama ini kader Demokrat tidak pernah memusingkan tuduhan itu dan tetap ikut berjuang bersama koalisi Prabowo-Sandiaga.
"Kami tidak begitu mengambil pusing dengan kritikan itu karena kami paham politik. Tetapi kalau sudah masuk ke ranah kemanusiaan, tidak bisa ditolerir," ujar Ferdinand.