Breaking News:

Terkini Internasional

Monkeypox atau Cacar Monyet Ditemukan di Singapura, Berikut Penjelasan, Gejala, hingga Pengobatan

Apa itu sebenarnya Monkeypox atau Cacar Monyet, Gejala, Penyebaran penyakit hingga cara mengobatinya?

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Claudia Noventa
Laman resmi WHO/CDC Public Health Image Library
Gambar orang yang terkena Monkeypox atau cacar monyet 

TRIBUNWOW.COM - Singapura baru saja dihebohkan dengan adanya kabar seorang warga Nigeria yang positif terkena cacat monyet atau penyakit monkeypox.

Bahkan dikutip dari The Strait Times, Sabtu (11/5/2019), sejumlah 23 orang yang terlibat kontak dengan pasien turut dikarantina demi mencegah menyebarnya penyakit tersebut.

"Mereka yang terlibat kontak dekat dengan pasien telah dinilai oleh NCID dan diberi vaksin, yang dapat mencegah penyakit atau mengurangi gejala," jelas pihak Kementerian Kesehatan Singapura (MOH).

"Dan sebagai tindakan pencegahan, mereka akan dikarantina dan diawasi selama 21 hari sejak hari pertama mereka terlibat kontak dengan pasien," imbuhnya.

Efek Kesehatan dari Terlalu Banyak Menggunakan Earphone dan Headphone

Lalu, apa itu sebenarnya Monkeypox atau Cacar Monyet, Gejala hingga cara mengobatinya?

1. Apa Itu Monkeypox

Dikutip The Strait Times dari laman resmi WHO, Monkeypox adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh hewan ke manusia.

Virus ini muncul secara sporadis (tidak merata) di bagian tengah dan barat hutan hujan tropis Afrika.

Sejak 1970, telah ada laporan tentang manusia yang terinfeksi monkeypox dari 10 negara Afrika.

Sepuluh negara itu antara lain, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Pantai Gading, Liberia, Sierra Leone, Gabon dan Sudan Selatan.

Laporan pertama adanya kasus Monkeypox di luar Afrika, terjadi di Amerika Serikat pada 2003.

Sedangkan, pada tahun lalu terdapat tiga kasus monkeypox yang dua diantaranya di Inggris dan satu kasus di Israel.

Waspadalah, Bulan Sabit Berwarna Putih di Kuku Tunjukkan Kondisi Kesehatan Anda, Simak Rinciannya

2. Alasan Diberi Nama Monkeypox atau Cacar Monyet

Penyakit tersebut disebut dengan cacar monyet atau monkeypox lantaran pertama kali ditemukan di laboratorium monyet pada tahun 1958.

3. Gejala Monkeypox

Orang-orang yang terinfeksi monkeypox biasanya mengalami demam, sakit kepala, sakit otot, sakit tubuh, pembengkakan kelenjar getah bening serta adanya ruam pada kulit.

Dalam beberapa kasus, penyakit itu dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia (paru-paru basah), radang otak dan infeksi mata.

Menurut Departemen Kesehatan Singapura, penyakit Monkeypox biasanya dapat sembuh sendirinya.

Sebagian besar pasien monkeypox pulih dalam dua hingga tiga minggu.

Kasus kematian akibat penyakit monkeypox dapat bervariasi di antara epidemi. 

Penyakit ini lebih rentan menyerang anak-anak. 

10 Tips untuk Memelihara Kesehatan Mentalmu agar Bisa Hadapi Masa-masa Sulit

Gambar orang yang terkena Monkeypox atau cacar monyet
Gambar orang yang terkena Monkeypox atau cacar monyet (Laman resmi WHO/CDC Public Health Image Library)

4. Penyebaran Monkeypox

Penularan virus biasanya terjadi ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi, seperti tikus, maupun akibat mengonsumsi daging bush atau bushmeat

Bushmeat sendiri merupakan daging hewan liar hasil perburuan, misalnya daging tupai, daging tikus hingga daging primata.

Bushmeat biasanya dijual untuk makanan sehari-hari.

Bushmeat juga menjadi sumber protein yang populer pada beberapa bagian negara Afrika.

Penyebaran virus terjadi terutama melalui pernapasan, tetesan, dan biasanya memerlukan kontak tatap muka yang berkepanjangan.

8 Manfaat Kopi bagi Kecantikan dan Kesehatan Kulit, Atasi Jerawat hingga Hilangkan Mata Panda

5. Diagnosa Monkeypox dan Cara Perawatan Pasien Monkeypox

Virus ini didiagnosis di laboratorium di mana virus diidentifikasi oleh sejumlah tes yang dilakukan di laboratorium khusus.

Tidak ada perawatan khusus atau vaksin yang tersedia untuk infeksi monkeypox, tetapi vaksinasi cacar terbukti 85 persen efektif dalam mencegah infeksi virus.

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

WOW TODAY:

Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved