Kasus Terorisme
Kesaksian Ibu Terduga Teroris, Laporkan Anaknya ke Polisi hingga Pingsan saat Tahu Anaknya Rakit Bom
"Malah dia jawab bilang, jangan takut sama undang-undang gitu. Ya saya bilang sama suami. Terus kami cerita sama Bhabinkamtibmas," ujar DM.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
Beber Saiung, Bom baru ditemukan setelah tim Gegana turun.
"Jadi bomnya itu ketemu enggak lama setelah gegana datang, ditaruh di atas genteng tetangga, kebetulan posisi rumah di depan halaman rumahnya, kan rumah tetangganya di bawanya rumahnya," jelasnya.
Saiung mengatakan, bom baru dibawa sekitar pukul empat pagi subuh tadi.
"Saya enggak tahu bentuknya seperti apa, hanya ada tas warna hitam biasa satu," tandasnya.

Menurut Saiung, RS dari sejak kecil kurang bersosialisasi dan pendiam.
"Dia itu pendiam, enggak pernah menegur siapa pun di jalan baik kawan muda dan dan orang tua. Main selonong boy," ungkapnya.
Kata Saiung, RS tidak punya teman di Kampung Penengahan.
"Dia enggak ada temen namanya enggak pernah menyapa," ucapnya.
• Minta Putus, Seorang Pria Pasang Baliho dengan Foto Pacar di Tengah Kota karena Diselingkuhi
Tak hanya itu, Saiung mengatakan RS tidak suka melihat organ tunggal.
"Jadi dia pernah nimpuk rumah orang, ya yang main organ, itu sebelum pergi ke Banten, ya hanya sekali," tuturnya.
Lanjut Saiung, selama dua puluh hari setelah dari Palu, RS tidak pernah keluar rumah.
"Awalnya sih sering keluar ke masjid, tapi setelah dari Palu di rumah saja," sebutnya.
"Di Banten itu kira-kira sebulan, baru ke Palu," tambahnya.
Beber Saiung, RS pulang setelah ia mimpi bersimpuh di kaki ibunya.
"Alasan pulang mimpi nyium kaki maknya, pulang ke sini enggak ada ongkos akhirnya jual HP," jelasnya.
Lihat video lainnya:
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)