Kasus Terorisme
Kesaksian Ibu Terduga Teroris, Laporkan Anaknya ke Polisi hingga Pingsan saat Tahu Anaknya Rakit Bom
"Malah dia jawab bilang, jangan takut sama undang-undang gitu. Ya saya bilang sama suami. Terus kami cerita sama Bhabinkamtibmas," ujar DM.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
"Dalam hati, ada apa ini? Yasudah saya diam saja. Sudah itu, dua orang ini pergi berdua, pagi jam 8 pas," imbuhnya.
"Saya curiga ada apa ini. Jangan-jangan anak saya ada yang enggak bener. Saya mikir juga. Ini densus bakal ciduk ini," ungkapnya.
Dikatakannya, tak lama berselang, pada siang hari personel Bhabinkamtimas meneleponnya untuk memberi kabar.
"Bilang, katanya (RS) mau ditangkap. Kalau enggak ditangkap akan menjalar kemana-mana. Saya bilang, 'silakan, pak'. Intinya anak saya itu semenjak pulang pergi pulang pergi sifatnya berubah. Entah apa perbuatannya dia. Entah saya enggak tahu. Saya serahkan ke Bapak," ungkap DM.
• Tanggapi Kasus Ahmad Dhani, Fadli Zon: Ini Kesannya seperti Dipaksakan, Dia Kan Bukan Teroris
Setelah mendapat kabar tersebut, DM mengaku rumahnya digerebek oleh polisi.
"Pas diserbu di dalam (rumah), ada yang nanya, 'Taruh di mana bomnya?' Saya denger itu langsung pingsan. Habis itu kok ada bom. Ya saya kaget. Kok ono (ada) bom. Sedangkan di mana-mana (sudut rumah) enggak ada," akunya.
Sementara saat penangkapan, Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Ariyanto membenarkan RS ditangkap oleh Densus 88.
Saat ditangkap Densus 88, dari hasil pengamanan, ditemukan barang yang diduga Bom dengan campuran Potasium Klorat, Switching On Off.
RS (23) alias PS, diduga belajar merakit bom di Serang dan Palu.
Bom tersebut ternyata disimpan di atas loteng rumah tetangga dengan inisial L.
Diduga bom tersebut rencanaya digunakan untuk Amaliyah Bom di markas kepolisian Lampung dan Jakarta oleh kelompok Medsos Abu Hamzah.
• Oknum Kepala Sekolah Diduga Cabuli Siswinya di Dalam Kelas, Rayu Korban dengan Beri Roti
Sedangkan saat ditangkap, RS sempat berteriak penghianat.
Hal ini diungkapkan, ketua RT 3 LK II Gang Suhada Penengahan Raya Kecamatan Kedaton, Saiung Siswomulyono.
"Kalau enggak salah sehabis isya dia (RS) dibawa oleh polisi," ungkapnya, Minggu, (10/3/2019).
"Dia enggak ngamuk, tapi nanya gertak kasar, bilang gini, 'siapa yang ngelaporin saya, penghianat!," seru Saiung menirukan suara RS.