Kasus Terorisme
Kesaksian Ibu Terduga Teroris, Laporkan Anaknya ke Polisi hingga Pingsan saat Tahu Anaknya Rakit Bom
"Malah dia jawab bilang, jangan takut sama undang-undang gitu. Ya saya bilang sama suami. Terus kami cerita sama Bhabinkamtibmas," ujar DM.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
Ia mengaku pasrah dan menyerahkan anaknya kepada polisi.
"Bukan apa-apa. Saya takut salah. Lebih baik ke polisi saja. Semua sudah saya serahkan ke polisi, dari awal laporan sampai penangkapan (RS) sampai menghilang juga. Saya enggak tahu. Pokoknya saya kaget," ungkap DM sembari geleng-geleng kepala.
Namun, DM menegaskan, pihak keluarga tidak tahu sejak kapan putranya merakit bahan peledak.
"Saya gak tahu kapan anak saya ini ngerakit bom," ungkapnya.
Meski demikian, DM mengaku sempat menaruh curiga kepada anaknya saat awal-awal kembali ke rumah.
"Saya sempat curiga. Tapi, saya enggak pernah menemukan barang itu (bom)," tambahnya.
"Saya tanya bawa apa? Dia bilang, 'Enggak bawa apa-apa kok. Saya cuma bawa baju dan roti'. Terus saya minta tasnya dibongkar. Memang cuma ada roti," ucapnya.
• Kecelakaan Maut Bus Bima Suci di Tol Cipularang, 7 Orang Tewas
Meski demikian, DM mengaku setiap hari selalu mencari dan mengecek setiap sudut ruangan.
"Takut. Jadi tiap pulang kerja, saya cariin barang entah apa itu (yang mencurigakan). Enggak ada, dan saya telepon (cerita) Bhabinkamtibmas karena beban," tandasnya.

Kronologi Penangkapan RS
Seusai melaporkan keanehan putranya, DM mengaku rumahnya diintai oleh beberapa orang selama empat hari.
Bahkan DM mengira Detasemen Khusus 88 Antiteror sebagai sales barang elektronik.
"Kayak buser. Empat hari keliling. Terakhir pagi kemarin jam 8 ke sini (rumah)," cerita DM, Minggu, (10/3/2019).
DM awalnya tidak menaruh curiga terhadap dua pria yang datang ke rumahnya.
"Saya nanya, 'Ada apa, Pak? Promo apa, Pak?' Dari Colombus ya?' Saya bilang gitu. Tapi saya lihat lagi, kok ini (kerah baju) sudah ada lambang bendera," kata DM.