Breaking News:

Kasus Terorisme

Kesaksian Ibu Terduga Teroris, Laporkan Anaknya ke Polisi hingga Pingsan saat Tahu Anaknya Rakit Bom

"Malah dia jawab bilang, jangan takut sama undang-undang gitu. Ya saya bilang sama suami. Terus kami cerita sama Bhabinkamtibmas," ujar DM.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
Tribun Pekanbaru
Tim Densus 88 Membawa Barang Bukti ke Mobil Gegana 

Ia mengaku pasrah dan menyerahkan anaknya kepada polisi.

"Bukan apa-apa. Saya takut salah. Lebih baik ke polisi saja. Semua sudah saya serahkan ke polisi, dari awal laporan sampai penangkapan (RS) sampai menghilang juga. Saya enggak tahu. Pokoknya saya kaget," ungkap DM sembari geleng-geleng kepala.

Namun, DM menegaskan, pihak keluarga tidak tahu sejak kapan putranya merakit bahan peledak.

"Saya gak tahu kapan anak saya ini ngerakit bom," ungkapnya.

Meski demikian, DM mengaku sempat menaruh curiga kepada anaknya saat awal-awal kembali ke rumah.

"Saya sempat curiga. Tapi, saya enggak pernah menemukan barang itu (bom)," tambahnya.

"Saya tanya bawa apa? Dia bilang, 'Enggak bawa apa-apa kok. Saya cuma bawa baju dan roti'. Terus saya minta tasnya dibongkar. Memang cuma ada roti," ucapnya.

Kecelakaan Maut Bus Bima Suci di Tol Cipularang, 7 Orang Tewas

Meski demikian, DM mengaku setiap hari selalu mencari dan mengecek setiap sudut ruangan.

"Takut. Jadi tiap pulang kerja, saya cariin barang entah apa itu (yang mencurigakan). Enggak ada, dan saya telepon (cerita) Bhabinkamtibmas karena beban," tandasnya.

Rumah RS (23) alias PS, terduga teroris asal Lampung yang ditangkap Densus 88 Antiteror, di Jalan Sam Ratulangi, Gang Suhada, Kelurahan Penengahan Raya, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung.
Rumah RS (23) alias PS, terduga teroris asal Lampung yang ditangkap Densus 88 Antiteror, di Jalan Sam Ratulangi, Gang Suhada, Kelurahan Penengahan Raya, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung. (Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)

Kronologi Penangkapan RS

Seusai melaporkan keanehan putranya, DM mengaku rumahnya diintai oleh beberapa orang selama empat hari.

Bahkan DM mengira Detasemen Khusus 88 Antiteror sebagai sales barang elektronik.

"Kayak buser. Empat hari keliling. Terakhir pagi kemarin jam 8 ke sini (rumah)," cerita DM, Minggu, (10/3/2019).

DM awalnya tidak menaruh curiga terhadap dua pria yang datang ke rumahnya.

"Saya nanya, 'Ada apa, Pak? Promo apa, Pak?' Dari Colombus ya?' Saya bilang gitu. Tapi saya lihat lagi, kok ini (kerah baju) sudah ada lambang bendera," kata DM.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Tags:
TerorismeBomLampung
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved