Terkini Daerah
Pria Diduga Curi Helm Tewas Dianiaya di Unimed, Istri Ungkap Kondisi Suami saat Pertama Ditemukan
Istri dari Joni Fernando Silalahi (30) mengungkapkan kondisi suaminya saat pertama kali bertemu setelah dianiaya oleh sejumlah massa di Unimed.
Penulis: Laila Zakiyya Khairunnisa
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Friska Purnama Sari Silaban (26), istri dari Joni Fernando Silalahi (30), mengungkapkan kondisi suaminya saat pertama kali ditemukan, setelah dianiaya oleh massa lantaran diduga melakukan pencurian helm di Universitas Negeri Medan (Unimed).
Dikutip TrbunWow.com dari Tribun Medan, Jumat (22/2/2019), Friska mengungkapkan bahwa saat ia menghampiri lokasi kejadian penganiayaan, untuk melihat suaminya dan Stefan Sihombing (21) yang saat itu juga menjadi korban dalam keadaan yang mengenaskan.
Pengakuan itu diungkap Friska saat ditemui di rumah mertuanya yang berada di Jalan Tangkul I, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung.
"Waktu itu saya lihat di pos satpam kondisi suami saya sudah berlumuran darah keluar dari kepala, hidung dan mulut," ungkap Friska.
Melihat kondisi suaminya yang sudah bercucuran darah, emosi Friska pun memuncak.
"Saya ngamuk, ini kenapa siapa yang bisa menjelaskan, tapi para satpamnya malah kabur," akunya.
• Polisi Tangkap 4 Terduga Pelaku Penganiayaan yang Menewaskan 2 Orang di Unimed
Saat menanyakan kepada petugas keamanan setempat terkait helm, yang diduga dicuri oleh suaminya, para petugas keamanan tak mampu langsung menunjukkan.
"Pas aku tanya siapa yang curi helm, mereka (satpam) malah sibuk cari helm untuk membuktikan helm itu curian," ujar Friska.
"Tapi mereka enggak bisa buktikan kalau suamiku mencuri helm. Mereka juga enggak bisa buktikan suamiku curi sepeda motor, karena tidak ada sepeda motor yang hilang," lanjutnya.
Setelah itu, datanglah seorang lelaki berperawakan tinggi besar yang mengaku sebagai oknum polisi.
"Saya polisi," tutur Friska menirukan ucapan lelaki itu.

• Anaknya Tewas Dianiaya karena Diduga Curi Helm di Unimed, Ayah Stefan Sebut Tak Bisa Tidur Dua Hari
Tak peduli, Friska justru mengecam lelaki tersebut lantaran membiarkan aksi main hakim sendiri itu terjadi.
"Jadi kalau kau polisi, kau biarkan mereka main hakim sendiri," kata Friska geram.
Bahkan ia mengaku lelaki tersebut hendak menggunakan cara kekerasan kepadanya.
"Sempat aku mau ditonjok, tapi karena ada yang halangi tidak jadi. Tapi saya kasih saja nah kalau berani," ungkapnya.
Ia menyayangkan sikap para petugas keamanan yang bukannya mendamaikan keadaan, justru turut andil dalam penganiayaan itu.
"Jujur saya sangat kecewa kali, sangat kali, melihat perlakuan main hakim sendiri terhadap suami saya. Satpam kan seharusnya mengamankan bukan ikut mengeroyok sampai tewas," jelasnya.
• Viral Video Dua Pemuda Tewas Dianiaya Massa karena Diduga Curi Helm di Unimed, Warga Hanya Menonton
Sempat Larang Suami Keluar Rumah
Friska mengaku sempat melarang sang suami untuk keluar bepergian.
Namun ia menuturkan bahwa dirinya tak memiliki firasat apa pun tentang kematian suaminya.
"Tapi pas dia mau keluar untuk terakhir kali waktu itu, sempat saya larang. Karena kami tinggal berdua biar ada yang jaga kami dirumah," ucap Friska.
Mirisnya, pertemuan itu merupakan pertemuan terakhirnya dengan sang suami.
Friska menuturkan bahwa semasa hidup, Joni dikenal sebagai sosok bapak yang mencintai anaknya.
"Anaknya enggak bisa lepas dari dia sangat dekat kali sama dia," sebutnya.
• Suaminya Viral Dianiaya Massa karena Diduga Curi Helm, Akun Facebook Istri Ramai Ucapan Duka
Namun hingga kini, ia mengatakan bahwa putranya belum menyadari bahwa sang ayah telah tiada.
"Biasanya dia manggil-manggil papa. Tapi sampai hari ini belum ada di kecarian. Enggak tahulah satu atau dua hari lagi," jelasnya.

Wanita yang kini tengah hamil dengan usia kandungan berjalan empat bulan lebih itu meminta, agar petugas berwenang memberikan hukuman yang adil bagi para pelaku penganiayaan.
"Saya cuma minta semoga kasus ini cepat diproses. Para satpam itu dihukum seberat-beratnya," ungkapnya.
• Viral Video Penganiayaan Diduga Pelaku Pencuri Helm di Unimed, Begini Kronologinya
Lebih lanjut, dirinya tak pernah membayangkan jika ia harus melahirkan dengan kondisi suaminya tak dapat menemani proses persalinan.
Apalagi setelah kematian suaminya, ia harus hidup sendiri dan mengasuh anak yang masih berusia 1 tahun 3 bulan.
Ia menyebutkan bahwa dirinya dan sang suami telah menjalani rumah tangga selama tiga tahun lamanya.
Kini, ia juga harus berjuang mencari nafkah untuk menghidupi dirinya serta anak-anaknya.
Kronologi Penganiayaan
Dikutip dari Tribun Medan, Kamis (21/2/2019) penganiayaan tersebut terjadi di Unimed yang berlokasi di Jalan Selamat Ketaren/Pasar V Timur Desa Medan Estate, Kecamatan Percutseituan, pada Selasa (19/2/2019) sore.
Terdapat 2 video yang beredar di sosial media, satu video dengan durasi 7 detik dan satu video berdurasi 30 detik.
Dalam kedua video tersebut tampak terduga pelaku dihantam dengan brutal oleh warga yang tengah berkerumun.
Para terduga pelaku tampak sudah tak sadarkan diri dan tak mampu melawan.
Namun kerumunan massa yang melampiaskan amarahnya tak mau tahu, dan sesekali masih memberikan tendangan kepada tubuh terduga pelaku.
Dalam video yang beredar tampak pula sejumlah petugas keamanan berseragam yang turut menghakimi terduga pelaku.
Kedua terduga pelaku dalam posisi tengkurap serta tangan yang diikat ke belakang tubuhnya.
Di tengah massa yang diliputi amarah tersebut ada pula seorang wanita yang berusaha melerai penganiayaan tersebut.
• Enggan Dimintai Tolong Urus Bayinya yang Baru Lahir, Pria di Kudus Aniaya dan Bunuh Istri
Namun usaha wanita tersebut tak dihiraukan oleh pelaku penganiayaan.
Penganiayaan tersebut kemudian menjadi bahan tontonan sejumlah warga yang ada di lokasi.

Kejadian tersebut awalnya bermula saat seorang mahasiswa dan mahasiswi Unimed, yang baru selesai melakukan kegiatan olahraga di kawasan lapangan kampus memutuskan untuk kembali ke rumahnya.
Namun saat sampai di area parkir sepeda motor, keduanya tak menemukan kedua helm yang awalnya ditaruh di atas sepeda motor tersebut.
Kemudian keduanya memutuskan untuk melaporkan hal tersebut ke petugas keamanan.
Oleh seorang pria, mahasiswa dan mahasiswi itu diarahkan menuju pos sekuriti.
Pria tersebut mengarahkannya ke pos sekuriti, lantaran di pos tersebut terdapat dua orang pelaku terduga pencurian helm yang tengah dihakimi oleh massa.
Identitas para korban penganiayaan akhirnya diketahui.
Keduanya adalah Joni Pernando Silalahi (30) dan Steven Sihombing (21).
• Fakta dan Kronologi Kasus Penganiayaan yang Menyeret Sekda Papua: Bukti Pemukulan & Permintaan Maaf
Mereka tercatat sebagai warga di Jalan Tangkul I Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung.
Setelah kejadian penganiayaan tersebut, keduanya diketahui meninggal dunia.
Sementara itu, setelah kabar penganiayaan beredar luas, pihak kepolisian dari Reskrim Polsek Percutseituan langsung menuju lokasi kejadian.
Kedua terduga pelaku tersebut sempat dibawa ke Rumah Sakit Haji untuk diberikan sejumlah perawatan medis.
Namun keduanya ternyata telah dinyatakan meninggal dunia saat tiba di RS Haji.
Jenazah keduanya lalu dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk dilakukan autopsi.
Polisi kemudian melanjutkan penyelidikan dengan memeriksa mahasiswa dan mahasisiwi yang kehilangan helm-nya.
"Untuk kedua korban, M Arif Gunawan Siregar dan Riana Pratiwi sudah dimintai keterangannya," ujar Kapolsek Percutseituan Kompol Faidil Zikri, seperti dikutip dari Tribun Medan pada Rabu (20/2/2019).
Tudingan yang diberikan kepada kedua korban hingga dianiaya tersebut juga belum tampak jelas.
Ada yang menyebut keduanya dianiaya lantaran mencuri helm, adapula yang menyebut para korban penganiayaan tak membawa STNK kendaraan yang ditumpangi saat itu sehingga diduga mencuri motor.
Hingga kini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
Lihat video selengkapnya di sini:
(TribunWow.com/Laila Zakiyya)