Pilpres 2019
Sebut Tudingan 'Propaganda Rusia' Sebuah Kesalahan, BPN Prabowo-Sandi: Nenek-nenek Ompong Juga Tahu
BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan bahwa tudingan Jokowi bahwa tim suksesnya menggunakan propaganda Rusia termasuk kesalahan.
Penulis: Laila Zakiyya Khairunnisa
Editor: Lailatun Niqmah
Untuk memperjelas, Budiman kemudian menerangkan awal-mulanya istilah 'Propaganda Rusia' digunakan.
"Tapi saya harus terangkan gini, 'Propaganda Rusia' itu adalah sebuah terminologi yang digunakan pertama kali untuk menganalisis, yang dikatakan Andi bagus tadi analoginya, untuk kasus perang. Yaitu ketika terjadi perang atau konflik antara Rusia dan Ukraina memperebutkan Crimea," terangnya.

• Sindir Jokowi soal 'Propaganda Rusia', Rachland Nashidik: Presiden tapi Tak Mengerti Adab Diplomatik
Menurutnya, propaganda yang dimaksud adalah menyebarkan isu-isu sebagai sebuah senjata untuk melemahkan lawan.
Hingga kemudian propaganda tersebut diterapkan selama referendum Inggris dengan menggunakan media sosial.
"Namun, tipe propaganda perang itu kemudian dipakai pertama di Brexit, referendum Inggris. Yaitu mengambil sentimen di sosial media, Facebook. Dimana 58 juta orang Inggris dengan sampel Facebook-nya dipindai otaknya. Di-scan dari perilaku sosial medianya," ucap Budiman.
Dari proses itulah kemudian didapatkan data yang kemudian hal-hal negatif yang didapat dari data tersebut disematkan kepada pihak lawan.
"Ketahuan yang dibenci oleh orang Inggris adalah kebab, yang ditakuti oleh orang Inggris adalah orang Pakistan, tapi yang paling dibenci dan ditakuti sekaligus adalah orang Turki."
"Dikumpulin tuh data itu. Kemudian yang paling disukai oleh orang Inggris itu apa, dikumpulin. Nah sudah kekumpul, yang dibenci, dipakailah, disematkan ke lawan. Bener enggak bener pokoknya. Pokoknya yang jelek-jelek ada di kamu, yang baik-baik ada di aku," ungkapnya.
• Tanggapi Kasus Dahnil Anzar, Fadli Zon: Kriminalisasi Ini Sudah Keterlaluan
Budiman kemudian menambahkan bahwa 'Propaganda Rusia' yang awalnya dipakai untuk peperangan, kemudian diterapkan di berbagai pertempuran politik.
Negara yang menggunakan 'Propaganda Rusia' dalam pertempuran politiknya antara lain adalah Amerika serta Inggris.
Drajad Wibowo, anggota BPN Prabowo-Sandiaga kemudian menanggapi pertanyaan yang dilontarkan Rosi terkait apakah tim sukses capres dan cawapres nomor urut 02 bisa melakukan hal semacam itu.

Ia menuturkan pengalamannya saat bertemu dengan tim riset Presiden yang ternyata menggunakan metode yang salah untuk mencari data.
"Ya saya justru malah merasa kasihan dengan Bapak Presiden. Karena kok berkali-kali mendapat masukan yang salah, terus kemudian menyampaikan dengan ucapan yang salah. Terus akhirnya sampai di bilang grasa-grusu oleh Menkeu-nya sendiri."
"Jadi saya punya satu pengalaman, Bapak Presiden pernah mengatakan ekonomi meroket, kemudian kemudian yang membuat analisis itu sempat ketemu sama saya, saya tanya 'gimana kok bisa sampai keluar sperti itu? Saya lakukan seperti ini mas', lha ya salah. 'Sampeyan itu njlomprongke (kamu itu menyesatkan) Pak Presiden', saya bilang begitu," kata Drajad mengungkapkan.
• Fadli Zon Tulis Permintaan Maaf soal 'Propaganda Rusia': Sehubungan dengan Pernyataan Presiden Kami
Dari pengalamannya tersebut, kemudian Drajad menyimpulkan bahwa mungkin saja terkait 'Propaganda Rusia' ini, Jokowi juga mendapatkan sumber yang salah.