Pilpres 2019
Sebut Tudingan 'Propaganda Rusia' Sebuah Kesalahan, BPN Prabowo-Sandi: Nenek-nenek Ompong Juga Tahu
BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan bahwa tudingan Jokowi bahwa tim suksesnya menggunakan propaganda Rusia termasuk kesalahan.
Penulis: Laila Zakiyya Khairunnisa
Editor: Lailatun Niqmah
"Bukan itu poin saya. Poin saya, tim sukses itu ada di mana-mana, tapi jelas yang dimaksud Pak Jokowi adalah tim sukses pendukung kami. Cuma tidak disebut," kata Riza menerangkan.
"Tapi kalau yang namanya tim sukses, aturannya pasti yang resmi. Bukan disebut relawan, konstituen, simpatisan, dan sebagainya. Okelah, itu satu poin," sambungnya kemudian.
• TKN Tuding Akun Anonim yang Kerap Buat Hoaks Adalah Milik 02, Rachland Nashidik: Ini Terlalu Lancang
Lebih lanjut, Riza mengungkapkan jika untuk menjaga hubungan antar negara, sebaiknya pihak pemerintah tak mengaitkan nama sebuah negara dengan hal-hal yang berbau negati layaknya propaganda.
"Poin kedua, saya kira kalau disebut 'Propaganda Rusia', kan belakangan diklarifikasi, itu cuma sebutan saja. Tapi kan, ya harusnya presiden memahami. Jangan sebut Rusia, suatu negara, yang hubungannya baik," tutur Riza melanjutkan.
Ia menyayangkan penyebutan nama Rusia dalam propaganda tersebut lantaran yang menyebutkan adalah Jokowi yang notabene masih berstatus sebagai kepala negara.
"Ya sebut aja yang lain. Istilah lain, katakanlah propaganda lainnya. Jangan menyebut negara. Apalagi dihubungkan dengan pilpres Amerika. Itu kan jadi membuka celah komunikasi diplomatik kita. Kan itu Presiden, bukan Budiman, bukan Riza yang menyampaikan," jelasnya kemudian.
• Tanggapan Sandiaga Uno saat Disambut Spanduk Mohon Maaf Pilihan Kami Sudah Tetap Jokowi-Maruf
Sementara itu, anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Budiman Sudjatmiko menyebutkan bahwa penyebutan kata 'Propaganda Rusia' tidak mengganggu hubungan diplomatis antar kedua belah pihak.
Justru Budiman menuturkan bahwa belum lama ini pihak Rusia yang diwakilkan oleh duta besar Rusia di Indonesia memberikan sanjungan atas pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Yang jelas, baru-baru saja kemarin Dubes Rusia di Indonesia bikin pernyataan memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apapun itu konteksnya. Tapi bahwa seorang duta besar Rusia yang mengatakan seperti itu, tentu dia punya pertanggungjawaban obyektif untuk mengatakan apresiasinya," kata Budiman.
Budiman menjelaskan bahwa pihak Rusia sesungguhnya telah mengetahui dengan maksud digunakannya sejumlah nama-nama negara dalam sebuah pengistilahan.
"Dengan demikian, kekhawatiran Bung Ariza, thanks untuk kekhawatiran bangsa kita semua ya, tidak terjadi. Rusia juga tahu bahwa saat dulu kita menyebut flu Spanyol, kita berbicara soal macam-macam penyakit yang dihubungkan dengan sebuah bangsa, yang kemudian dia menjadi sebuah perbincangan tidak resmi tentang pengistilahan tertentu," jelasnya.
• Andi Wijayanto Analogikan Isu 'Propaganda Rusia' dengan Strategi Makelar Jual Beli Rumah
Hal itulah yang kemudian membuat hubungan antar Indonesia-Rusia menjadi baik-baik saja, walaupun kepala negaranya sempat menyebutkan kata 'Propaganda Rusia'.
"Terminologi itu ternyata tidak diikuti dengan memburuknya sesuatu seperti itu."
"Yang jelas hari ini ada CEO satu bank di Rusia sedang ada di Indonesia, misalnya seperti itu, dan mantan Menteri Ekonomi Rusia ada di Indonesia, kemudian kemarin duta besar Rusia mengatakan bahwa memuji dan mengapresiasi pertumbuhan ekonomi kita."
"Jadi apa yang dikatakan kekhawatiran itu tidak terjadi," ujarnya menjelaskan.