Breaking News:

Tsunami di Banten dan Lampung

Cerita Kepanikan 9 Korban Tsunami Banten dan Lampung, Terjebak di Selokan hingga Terseret ke Laut

Bencana tsunami di Selat Sunda menerjang pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.Beriikut penuturan saksi yang selamat.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
Twitter/@jamesmassola
Kondisi bangunan di tepi Pantai Anyer yang sudah porak poranda pasca diterjang tsunami. 

“Saya lihat jendela terbuka, langsung saja saya keluar dari jendela dan lari menjauh. Astaghfirullah,” cerita Jumilah saat ditemui di kediamannya, Minggu (23/12/2018).

Tetapi secara tiba-tiba pula, kata Jumilah, pintu yang biasanya tak sulit untuk dibuka, menjadi susah terbuka.

Ia pun memutuskan untuk keluar melalui jendela.

1 dari 3 Jenazah KKB yang Ditemukan Tim Gabungan TNI-Polri Dibakar Kelompoknya untuk Hilangkan Jejak

Jumilah juga mengaku sempat tergulung ombak setinggi hampir dua meter.

Bahkan, Jumilah mengaku sempat dua kali meminum air ombak yang masuk ke rumahnya.

“Begitu keluar, saya langsung lari ke gunung. Sebenarnya sebelumnya sempat saya dengar sebelum mau tidur itu, di atap rumah ada suara seperti dilempari batu. Makanya sembari menutup pintu, saya lihat. Ternyata tidak ada apa-apa. Pas mau masuk lagi ke dalam kamar, ya itu tiba-tiba saya diseret air,” papar Jumilah.

5. Ditolong tetangga

Seorang warga Desa Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan (Lamsel), Sulis (32) menuturkan tidak akan melupakan musibah tsunami yang ia alami tersebut, dikutip oleh TribunLampung.

Sulis yang tengah hamil enam bulan, hendak beranjak tidur bersama kedua anaknya.

Kemudian air menerjang, ia pun sempat terjatuh dan terendam air laut yang menerjang.

Beruntung, ia diselamatkan oleh tetangganya.

Sulis bersama sang suami menyelamatkan diri ke kaki Gunung Rajabasa.

“Waktu hendak menyelamatkan diri, saya sempat jatuh. Suami saya menyelamatkan anak. Beruntung, ada tetangga yang menarik tangan saya. Saya sempat sudah terendam luapan air,” kata dia, Minggu (23/12/2018).

“Sewaktu balik, bagian depan rumah saya sudah roboh. Juga, warung soto saya. Saya bersyukur anak-anak saya selamat,” kata dia.

Kondisi bangunan di tepi Pantai Anyer yang sudah porak poranda pasca diterjang tsunami.
Kondisi bangunan di tepi Pantai Anyer yang sudah porak poranda pasca diterjang tsunami. (Twitter/@jamesmassola)

6. Berpegang batu

Seorang remaja bernama Teguh (18), warga Merambung Desa Pandan, Kalianda, Lampung Selatan, sedang berada di tepi Pantai PPI Bom bersama temannya Sahroni, dikutip dari TribunLampung.

Tiba-tiba, gelombang tinggi datang.

Teguh dan Sahroni berlari untuk menyelamatkan diri.

“Gelombang datang tiga kali. Pertama, merobohkan motor yang kita pakai. Kita kemudian lari. Tapi, gelombang kedua dan ketiga datang,” beber Teguh.

Teguh sempat berpegang pada batu saat gelombang datang, ia kemudian kehilangan jejak Sahroni.

“Saya nggak tahu dia kebawa ombak apa nggak. Tapi, saya masih belum menemukan dia,” ujar Teguh.

Begini Kondisi Daerah Pantai Carita Banten, Mobil dan Peti Kemas Berhamburan Diterjang Tsunami

7. Tergulung ombak sambil peluk anak

Nasoha (45) warga Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, tak menyangka gemuruh yang didengarnay merupakan ombak besar.

Nasoha saat itu sedang bersama anaknya.

Saat ombak pertama datang, kata Nasoha, ia sempat keluar rumah dan mencari sumber suara.

"Pas keluar, ternyata air sudah naik ke rumah setinggi lutut. Saya cepat masuk lagi ke rumah narik anak untuk keluar," cerita Nasoha, Minggu.

Nasoha sempat mengira air yang memasuki rumahnya hanyalah ombak pasang air laut.

Istrinya Hilang di Hari Ulang Tahun, Ifan Seventeen: Aku Mau Ucapin Langsung, Cepet Pulang Sayang

Tetapi, lanjut Nasoha, ombak kedua setinggi empat meter lebih datang, dan langsung menghantam rumahnya.

"Saya nggak sempat ngapa-ngapain lagi. Sama anak cuma bisa pelukan saja. Terus dalam sekejap saya sudah tergulung ombak," tutur Nasoha.

Nasoha mengalami luka robek di lengan kanan dan telinga kanan, serta memar di pelipis mata kiri.

"Tapi syukur, saya masih bisa selamat. Tapi rumah saya rata, tidak berbentuk lagi," ucap Nasoha.

8. Kakek 80 tahun lari 2 km

Mbah Sutina (80) ikut lari menyelamatkan diri saat tsunami menerjang.

Ia merupakan warga Gudang Lelang, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung.

Kerabat mbah Sutina menuturkan Sutina kelelahan setelah berlari sejauh 2 Kilometer.

“Mbah ini kecapaian karena tadi malam pas kejadian air pasang ikut lari, ngungsi juga,” kata Wagiah, kerabat Mbah Sutina, saat ditemui di lokasi pengungsian, Minggu.

Mbah Sutina (berkopiah) ikut mengungsi ke Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, Minggu, 23 Desember 2018.
Mbah Sutina (berkopiah) ikut mengungsi ke Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, Minggu, 23 Desember 2018. ((Tribun Lampung/Romi Rinando))

Menurut Wagiah, saat kejadian, suaminya ikut bersama warga lainnya berjalan kaki dari rumah guna mencari tempat aman.

Mereka menempuh jarak sejauh dua kilometer untuk mencapai Kantor Pemprov Lampung.

“Katanya tsunami, kita panik. Semua pada lari, termasuk Mbah Sutina. Kalau dari rumah sampai sini kan lumayan jauh. Ada sekitar dua kilometer,” jelas Wagiah.

9. Panik hingga terpisah dari anak

Yuli (40) warga Gudang Lelang, Telukbetung, lari dengan panik saat dengar suara gemuruh.

"Semalam jam setengah sepuluh, ada suara gemuruh, saya langsung lari dari Gudang Lelang sampai Masjid Al-Furqon ini. Nggak kerasa saking takutnya," ungkapnya, Minggu.

Saat peristiwa tersebut, Yuli mengaku sudah tidak bisa lagi berpikir jernih.

Hal yang ada dalam pikirannya hanya lari ke tempat yang tinggi.

"Yang penting aman dulu. Barang-barang nggak diurusi. Yang penting selamat badan dulu. Sampai ini, saya belum kumpul sama anak saya. Satu hilang ke mana saya nggak tahu," sebutnya.

Yuli pun semakin galau lantaran Pemerintah Kota Bandar Lampung meminta warga pulang ke rumah.

"Ini disuruh pada pulang. Padahal, tadi pagi cuaca masih serem. Takut saya, masih trauma suara gemuruh," tandasnya. (TribunWow.com)

Tags:
Korban Tsunami di Banten dan LampungTsunami di Banten dan LampungUpdate jumlah korban tsunami di Banten dan Lampung
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved