Tsunami di Banten dan Lampung
Cerita Kepanikan 9 Korban Tsunami Banten dan Lampung, Terjebak di Selokan hingga Terseret ke Laut
Bencana tsunami di Selat Sunda menerjang pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.Beriikut penuturan saksi yang selamat.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Di penghujung tahun 2018, Indonesia kembali berduka.
Pada Sabtu, (22/12/2018) malam, bencana tsunami di Selat Sunda menerjang pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.
Hingga Minggu (23/12/2018) pukul 16.00 WIB, korban meninggal berjumlah 222 orang.
Sedangkan jumlah korban luka-luka juga bertambah menjadi 28 orang, Minggu (23/12/2018).
Sementara 28 orang masih dinyatakan hilang.
Beriikut TribunWow.com rangkum penuturan saksi dan korban tsunami yang selamat.
1. Air laut surut jam 7 malam
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, seorang saksi mata bernama Kamila Aprianti (18), yang merupakan warga setempat, membagikan kesaksiannya.
Ia menuturkan saat itu melihat sekitar pukul 19.00 WIB, pantai di belakang Hotel Marina Anyer sempat surut.
"Ombak dari sore sudah besar, tapi pas jam 7 malam itu sempat menghilang dan air laut surut banget, saya sih belum berpikir macam-macam saat itu," cerita Kamila, Minggu ( 23/12/2018) dini hari.
Kemudian malamnya ombak besar datang dan mengguyur daratan.
• Jadi Korban Tsunami Banten, Aa Jimmy Ternyata Bawa Istri dan 3 Anaknya, Begini Kondisinya
Ombak besar itu terus naik hingga ke pekarangan hotel.
Kamila menceritakan saat itu ia berhamburan keluar bersama belasan pengunjung lainnya.
Ia juga mengatakan kala itu telah banyak wisatawan lain panik dan saling berteriak ada tsunami.
"Saya lihat di jalan sudah ramai sekali warga dan wisatawan lain, ada teriakan tsunami-tsunami, semua panik, jalan raya sudah tergenang air setinggi tumit saya, banyak yang berlarian dan bawa kendaraan masing-masing menuju arah bukit," kata dia.