Di Tengah Tantangan Global, OJK Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2018 Capai 5,2%
OJK memberikan paparan terbarunya melalui Outlook Ekonomi dan Politik 2018 serta Dampak Pemilu 2019. Makroekonomi Indonesia tahun 2018 meningkat
Penulis: Nirmala Kurnianingrum
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan paparan terbarunya melalui Outlook Ekonomi dan Politik 2018, serta Dampak Pemilu 2019 di Batam pada Desember 2018.
OJK menyampaikan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia tahun 2017 sebesar 3,15%, tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
OJK menerangkan bahwa sejak krisis keuangan tahun 2009, pertumbuhan PDB dunia bertahan di atas 2% setiap tahun, dengan engine pertumbuhan utamanya dari emerging market.
Selain dari emerging market, ekonomi United States (US)/Amerika Serikat (AS) juga cukup berperan khususnya sejak tahun 2013.
• OJK Paparkan Dampak Pemilu 2019 terhadap Ekonomi Indonesia, dari Sisi Positif dan Negatif
Meskipun PDB dunia tahun 2017 merupakan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir, tetap saja dunia masih harus menghadapi tantangan global yang ada.
Seperti adanya kebijakan proteksionisme Donald Trump sejak awal tahun, sehingga perang harga diperkirakan masih akan terus berlanjut.
Bank sentral Amerika Serikat, The Fed, telah 3 kali menaikkan rentang target Federal Funds Rate (FFR) sepanjang tahun dan diekspektasikan masih meningkat sekali lagi pada akhir tahun 2018.
Namun, persepsi akan kenaikan FFR menurun pasca kemenangan Partai Demokrat di Pemilu Sela AS (Parlemen) sehingga diperkirakan memengaruhi kebijakan proteksionisme Trump ke depan.
Terakhir, Yield US Treasury Bond 10 yrs meningkat dan telah mencapai level 3%, sehingga tekanan nilai tukar di emerging countries berlanjut akibat repatriasi dana ke US (flight to quality).

Di tengah tantangan global tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2018 mengalami peningkatan.
OJK memperkirakan, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2018 akan mencapai 5,2%, lebih baik dari tahun sebelumnya, yakni 2017 dan 2016.
Pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,07% dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2016 sebesar 5,03%.
"Engine pertumbuhan spasial adalah Jawa, Sumatera dan yang tertinggi adalah Maluku, Papua," tulis OJK.
• Susi Pudjiastuti Bertemu Wakil Menteri Ekonomi Maritim dan Navigasi Darat di Polandia
OJK juga menyampaikan hal terkait nilai rupiah, yakni rupiah terdepresiasi 6,7% ytd per 23 November 2018 dan cenderung moderat dibandingkan dengan peer group.
Sejalan dengan upaya stabilisasi nilai tukar oleh BI, hingga Oktober 2018 cadangan devisa tercatat tergerus 11,55% (ytd) menjadi USD 115 Miliar dengan dibarengi kenaikan BI7DRR sebesar 175 bps selama tahun 2018.