Pemuda Katolik Komda Lampung: Empat Prinsip Harus Dipegang agar Organisasi Bermartabat
Ada empat prinsip yang harus dipegang agar Pemuda Katolik menjadi ormas yang berbuah bagi masyarakat dan bermartabat karena berintegritas.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Hal ini disebabkan karena setiap anggota oramas harus memiliki cara berfikir yang terbuka, inklusif, inovatif dan transformatif.
Sementara cara berfikir yang sempit, tertutup dan bersikap “menang sendiri” hanya akan membuat dan menjadikan orang lain kerdil dan bodoh.
• Balas Cuitan Andi Arief soal Isu Mahar, Dahnil Anzar: Harusnya Dimasukkan ke Ranah Hukum
“Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi konsensus karena para pendiri bangsa serta negara pada waktu itu memiliki cara berpikir yang terbuka, tidak sempit dan tidak ingin menang sendiri.
Sudah semestinya, para generasi penerus juga membuka diri atas perubahan yang terjadi dengan tetap berpijak pada empat konsensus dasar nasional tersebut,” tegas Kurniawan Jati.

Pertemuan Pemuda Katolik dan Alumnus Lemhannas: - Rm. Y. Kurniawan Jati (baju merah, PPRA LVI – Lemhannas RI), Ketua Pemuda Katolik Pemuda Katolik Marcus Budi S (tengah) dan AM. Putut Prabantoro (berbaju hitam, PPSA XXI - Lemhannas RI ) (IST)
Sementara Putut Prabantoro dalam dalam diskusi terbatas yang dipimpin Ketua Pemuda Katolik Komda Lampung, Marcus Budi S, menegaskan bahwa Pemuda Katolik harus belajar sejarah karena dari situlah semangat ketika organisasi ini didirikan tetap akan menyala.
Organisasi yang didirikan 15 November 1945 harus terus menggelorakan semangat juang untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan didirikannya negara Indonesia.
“Untuk mewujudkan cita-cita dan Tujuan negara Indonesia, Pemuda Katolik tidak bisa berdiri sendiri. Kalian harus bekerjasama dengan semua pihak.
Tidak penting apakah kelak akan menjadi orang penting atau pejabat, namun yang harus dipahami kalian berkarya bukan untuk kekuasaan tetapi untuk mewujudkan cita-cita dan mencapai Tujuan didirikannya negara Indonesia ini,” tegas Putut Prabantoro yang juga Ketua Presidium Bidang Komunikasi Politik ISKA (Ikatan Sarjana Katolik Indonesia).
• Dahnil Anzar: Laku Mempersoalkan Keturunan dan Orangtua Jokowi adalah Politik Primitif dan Rendahan
Selain itu, Putut mengingatkan bahwa Indonesia membutuhkan orang yang memiliki integritas, yang tidak asal berbicara, asal berdebat.
Serta, Indonesia membutuhkan pemikir yang memiliki rasionalitas dalam berbicara agar tidak menimbulkan hoax.
Oleh karena itu, sebagai organisasi, Pemuda Katolik harus memperkuat bidang Litbang dan menguasai kemajuan teknologi informasi.
“Berbicaralah menggunakan data yang benar. Data salah, cara menganalisanya benar, hasilnya tetap salah. Data benar, cara menganalisasnya salah, hasilnya masih salah.
Yang benar adalah, data yang digunakan valid dan benar, cara pengambilan analisanya juga benar. Hasil dari kajian tersebut bisa diserahkan kepada pemerintah sebagai sumbangsih,” jelas Putut Prabantoro. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)