Breaking News:

Pemuda Katolik Komda Lampung: Empat Prinsip Harus Dipegang agar Organisasi Bermartabat

Ada empat prinsip yang harus dipegang agar Pemuda Katolik menjadi ormas yang berbuah bagi masyarakat dan bermartabat karena berintegritas.

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Fachri Sakti Nugroho
IST
(dari kiri ke kanan): Matius Joko Dwi Yono (Komcab Lamsel), Martinus Sutarno (Komcab Tanggamus), Hadi Sutowo (Komcab Pringsewu), Antonius Novianto (Bendahara Komcab Pringsewu), Marcus Budi S (Ketua Komda Lampung), Robertus Didik Budiawan. C (Ketua Komcab Pringsewu), Ignatius Widiyono (Komcab Tanggamus), Thomas Sumaryadi (Ketua Komcab Tanggamus), Purwanto (Komcab Lamsel), Agus (Komcab Lamsel) 

TRIBUNWOW.COM - Pertemuan para kader Organisasi Pemuda Katolik dari Komisariat Daerah (Komda) Provinsi Lampung menghadirkan nasasumber Romo Kurniawan Jati.

Kurniawan Jati yang juga merupakan alumnus dari Lemhannas RI PPRA LVI (56) ini menyampaikan diskusi terbatas bersama AM Putut Prabantoro yang merupakan alumnus Lemhannas RI PPRA XXI (21) di Hotel Arinas, Bandar Lampung, Sabtu (11/8/2018).

Dalam diskusi tersebut, Organisasi Pemuda Katolik harus terus bertumbuh dan sekaligus berakar pada masyarakat yang pada akhirnya harus berbuah bagi masyarakat yang didasarkan pada local wisdom (kearifan lokal).

Oleh karena itu, ada empat prinsip yang harus dipegang agar Pemuda Katolik menjadi ormas yang berbuah bagi masyarakat dan bermartabat karena berintegritas.

Empat prinsip itu adalah konsisten cara berpikir, cara berkerja, cara berelasi dan dalam perubahan perilaku menuju kesempurnaan.

Ajakan Menteri Susi Pudjiastuti bagi yang Libur di Tanggal 19 Agustus 2018

Sementara untuk memberikan prestasi bagi masyarakat, Pemuda Katolik harus memegang teguh dan bahkan menjadi garda terdepan empat konsensus dasar nasional yang merupakan hasil pemikiran para pendiri bangsa.

Empat konsensus itu adalah Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945.

Namun, organisasi Pemuda Katolik merupakan organisasi masyarakat (ormas) yang tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus bekerjasama dengan para pemangku kepentingan yakni pemuka agama, TNI-Polri, pelaku usaha, ormas lain dan pengambil keputusan.

Menurut Kurniawan jati, seluruh ormas Katolik termasuk Pemuda Katolik, harus memperjuangkan kepentingan masyarakat, rakyat dan umum.

Ia menjelaskan ada 2 perjuangan yang harus dilakukan oleh Pemuda Katolik untuk menegaskan bahwa kaum muda adalah generasi pengubah (agent of change).

Perjuangan pertama adalah perjuangan pembangunan martabat manusia dan kedua adalah perjuangan perwujudan keadilan sosial.

Sri Mulyani Angkat Bicara soal Pemberitaan Dirinya yang akan Menjual Daerah Bali demi Utang Negara

“Perjuangan pembangunan martabat manusia meliputi upaya terpenuhinya hak dasar, anti korupsi dan menjadikan bumi sebagai rumah bersama.

Bumi adalah ibu kehidupan seluruh manusia tanpa membedakan agama, suku ataupun ras.

Maka setiap warga negara harus menjadikan Indonesia sebagai rumah bersama. Perjuangan kedua adalah perjuangkan terwujudnya keadilan sosial termasuk di dalamnya ikut mewujudkan kesejahteraan umum, membela kaum tertindak, yang kecil, lemah, miskin, perempuan serta anak-anak dan mereka yang terbaikan,” ujar Kurniawan Jati.

Namun, untuk melakukan perjuangan itu, Kurniawan Jati mengatakan jika tidaklah mudah untuk mencapainya.

Hal ini disebabkan karena setiap anggota oramas harus memiliki cara berfikir yang terbuka, inklusif, inovatif dan transformatif.

Sementara cara berfikir yang sempit, tertutup dan bersikap “menang sendiri” hanya akan membuat dan menjadikan orang lain kerdil dan bodoh.

Balas Cuitan Andi Arief soal Isu Mahar, Dahnil Anzar: Harusnya Dimasukkan ke Ranah Hukum

“Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi konsensus karena para pendiri bangsa serta negara pada waktu itu memiliki cara berpikir yang terbuka, tidak sempit dan tidak ingin menang sendiri.

Sudah semestinya, para generasi penerus juga membuka diri atas perubahan yang terjadi dengan tetap berpijak pada empat konsensus dasar nasional tersebut,” tegas Kurniawan Jati.

Pertemuan Pemuda Katolik dan Alumnus Lemhannas: -  Rm. Y. Kurniawan Jati (baju merah, PPRA LVI – Lemhannas RI), Ketua Pemuda Katolik Pemuda Katolik Marcus Budi S (tengah) dan AM. Putut Prabantoro (berbaju hitam, PPSA XXI -  Lemhannas RI )
Pertemuan Pemuda Katolik dan Alumnus Lemhannas: - Rm. Y. Kurniawan Jati (baju merah, PPRA LVI – Lemhannas RI), Ketua Pemuda Katolik Pemuda Katolik Marcus Budi S (tengah) dan AM. Putut Prabantoro (berbaju hitam, PPSA XXI - Lemhannas RI ) (IST)

Sementara Putut Prabantoro dalam dalam diskusi terbatas yang dipimpin Ketua Pemuda Katolik Komda Lampung, Marcus Budi S, menegaskan bahwa Pemuda Katolik harus belajar sejarah karena dari situlah semangat ketika organisasi ini didirikan tetap akan menyala.

Organisasi yang didirikan 15 November 1945 harus terus menggelorakan semangat juang untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan didirikannya negara Indonesia.

“Untuk mewujudkan cita-cita dan Tujuan negara Indonesia, Pemuda Katolik tidak bisa berdiri sendiri. Kalian harus bekerjasama dengan semua pihak.

Tidak penting apakah kelak akan menjadi orang penting atau pejabat, namun yang harus dipahami kalian berkarya bukan untuk kekuasaan tetapi untuk mewujudkan cita-cita dan mencapai Tujuan didirikannya negara Indonesia ini,” tegas Putut Prabantoro yang juga Ketua Presidium Bidang Komunikasi Politik ISKA (Ikatan Sarjana Katolik Indonesia).

Dahnil Anzar: Laku Mempersoalkan Keturunan dan Orangtua Jokowi adalah Politik Primitif dan Rendahan

Selain itu, Putut mengingatkan bahwa Indonesia membutuhkan orang yang memiliki integritas, yang tidak asal berbicara, asal berdebat.

Serta, Indonesia membutuhkan pemikir yang memiliki rasionalitas dalam berbicara agar tidak menimbulkan hoax.

Oleh karena itu, sebagai organisasi, Pemuda Katolik harus memperkuat bidang Litbang dan menguasai kemajuan teknologi informasi.

“Berbicaralah menggunakan data yang benar. Data salah, cara menganalisanya benar, hasilnya tetap salah. Data benar, cara menganalisasnya salah, hasilnya masih salah.

Yang benar adalah, data yang digunakan valid dan benar, cara pengambilan analisanya juga benar. Hasil dari kajian tersebut bisa diserahkan kepada pemerintah sebagai sumbangsih,” jelas Putut Prabantoro. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Tags:
Pemuda KatolikLampungAM Putut PrabantoroRomo Kurniawan Jati
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved