Pilkada Serentak 2018
Soal Quick Count, Said Didu Beberkan Potensi Kesalahan hingga Rekayasa Survei
Dalam unggahannya, Said Didu membahas mengenai potensi kesalahan hingga rekayasa sebuah survei demi kepentingan subyektif pelaku survei.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Astini Mega Sari
Banyak buku yg membahas cara penetapan sampel.
15. #Survey. Persyaratan penetapan sampel yg tapi adalah bhw harus mewakili karasteristik perilaku populasi.
Terhadap populasi yg homogen maka penetapan sampel dilakukan dengan sistem acak bebas, bisa lewat cara “undi” thdp nomor atau kode populasi.
16. #Survey. Thdp populasi yg tdk homogen maka dilakukan klasifikasi populasi yg dianggap homogen dan setelah itu baru dilakukan penentuan sample secara acak pada masing-masing kelompok klasifikasi populasi.
Jumlah sampel masing2 klasifikasi berdasarkan proporsionalitas populasi.
• Faizal Assegaf Sebut Kekalahan di Pilgub Jabar Buat PKS Gagal Usung Cawapres
17. #Survey. Hal yg mempengaruhi jumlah klasifikasi dan jumlah sampel utk survey pemilihan (pilpres, pileg, atau pilkada) tergantung pada hal2 : 1) jumlah, 2) perdebatan wilayah, 3) perbedaan kultural, 4) perbedaan tingkat pendidikan, 5) perbedaan ekonomi, 6) “panutan”.
#Survey. Karakteristik populasi seperti untuk survey pemilihan menggunakan mekanisme “stratified sampling” - jangan kagum thdp istilah canggih tsb krn bisa sangat rawan kesalahan atau sangat rawan penyimpangan subyektivitas peneliti.
18. #Survey. #Survey. Karakteristik populasi seperti untuk survey pilpres, pileg, dan pilkada menggunakan mekanisme “stratified sampling” - jangan kagum thdp istilah canggih tsb krn bisa sangat rawan kesalahan atau sangat rawan penyimpangan subyektivitas peneliti.
19. #Survey. Kredibilitas survey/peneliti dinilai dari seberapa besar ketepatan hasil survey perilaku sampel dengan hasil perhitungan ril (perilaku seluruh populasi) - bukan dari seberapa kesesuaian predikisi Pemenang pilkada.
20. #Survey. Kita sering disajikan marjin Error. Marjin error dalam statistik biasa disebut galat. Artinya ketepatan bias ke atas dan ke bawah dari titik perkiraan hasil survey sampel. Marjin error hasil sampling tdk otomatis sama dengan dengan angka hasil akhir pilkada.
• Reaksi Fahri Hamzah saat Hasil Polling Pilgub Jabar yang Pernah Dia Buat Kembali Diungkit
21. #Survey. Angka marjin error baru ada gunanya jika memang proses rancangan penelitian, rancangan pertanyaan, proses sampling betul2 menggunakan kaidah2 ilmu statistik yg prudent dan dilakukan secara obyektif. Jika tidak maka semua hasil survey adalah KEBOHONGAN.
22. #Survey. Terdapat 3 penyebab terjadinya bisa anatara hasil survey dg hasil perhitungan: 1) “perkayasaan” metode survey, 2) kesalahan metodologi yg tdk disengaja, dan 3) perubahan perilaku populasi yg sangat drastis setelah survey dilaksanakan.
23. #Survey. “Perkeyasaan” hasil survey dilakukan dg seakan ilmiah dg cara mengarahkan rancangan penelitian, rancangan pertanyaan, dan sampel yg dipilih untuk menguntungkan pihak yg “memesan” survey. Cara inilah yg murni KEBOHONGAN gunakan statistik sebagai alat.
24. #Survey. Bias jenis kedua bisa terjadi adalah kesalahan rancangan penelitian, rancangan pertanyaan, dan pengambilan sampel yang salah. Bias yg seperti ini disebut KEBODOHAN lembaga survey atau peneliti. Ini merugikan semua pihak.
25. #Survey. Bias jenis ketiga adalah terjadinya perubahan drastis prilaku populasi setelah dilakukan survey. Ini sangat mungkin terjadi. Jika ini terjadi maka surveyor harus membuka asumsi2 yg digunakan saat survey dilakukan apakah mmg terjadi perbedaan signifikan.
26. #Survey. Untuk menilai profesionalisme lembaga survey dilihat seberapa jauh kemampuan menghindari bias jenis 2 dan 3. Sedangkan KREDIBILITAS dilihat seberapa jauh surveyor atau peneliti untuk tidak melakukan rekayasa penelitian - bisa 1