Pilkada Serentak 2018
Soal Quick Count, Said Didu Beberkan Potensi Kesalahan hingga Rekayasa Survei
Dalam unggahannya, Said Didu membahas mengenai potensi kesalahan hingga rekayasa sebuah survei demi kepentingan subyektif pelaku survei.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Astini Mega Sari
27. #Survey. Setiap pengumuman hasil survey selalu disajikan : 1) jumlah sampel, 2) metode sampling, 3) hasil survey, 4) marjin error, 5) kata2 : jika pemilihan dilakukan hari ini maka hasilnya ...... inilah salah satu cara disclaimer lembaga survey
• Rupiah Tergerus hingga Rp 14.284 Per Dollar AS, Suryo Prabowo: Yakin Pingin Dua Periode?
28. #Survey. Semua pengumuman tersebut tdk bisa membuka apakah survey tersebut dilakukan secara obyektif atau krn pesanan atau tujuan subyektif krn survey yg direkayasa atau tidak metode statistiknya seakan sama saja - cuma beda dalam rancangan dan proses samplingnya.
29. #Survey. Dalam demokrasi kapitalis atau istilah saya #demokrasicukong, terdapat 4 faktor penentu kemenangan : 1) pemodal, 2) lembaga survey, 3) Media Massa, dan 4) pemilih. Pemilih bisa diarahkan lewat faktor 1, 2, 3 dan/atau lewat kekuasaan.
30. #Survey. Dengan posisi spt itu, banyak pihak yg bersedia membayar lembaga survey yg bisa direkayasa untuk digunakan sbg : 1) mencari cukong, 2) mengarahkan pemilih, 3) membangkitkan semangat tim, 4) “mengancam” penyelenggara agar sejarah dg hasil survey.
31. #Survey. Yang manjadi masalah utama adalah bhw tidak sedikit lembaga survey bertindak sebagai konsultan politik calon. Jika ini terjadi maka sangat sulit dipercaya bhw lembaga survey tsb bersifat obyektif dan netral.
32. #Survey. Jika ada lembaga survey lebih bangga mengumumkan kesesuaian perkiraan kemenangan calon hasil survey dg hasil perhitungan nyata maka dapat diduga bhw lembaga tersebut lbh berperan sebagai konsultan politik bertopeng lembaga survey.
33. #Survey. Hasil survey yg ramai dibicarakan setelah pilkada adalah perbedaan sangat jauh antara hasil survey lembaga survey sblm pilkada dengan hasil Quick count di Jawa Tengah dan Jawa Barat khusus by perolehan suara pasangan SS-IF (Jateng) dan pasangan Asyik (Jabar).
34. #Survey. Pembelaan para lembaga survey atas terjadinya SUPERBIAS adalah bhw terkaget dengan hasil tersebut. Sebagai lembaga dan peneliti profesional, alasan tersebut tidak cukup. Kalaupun ada perubahan prilaku dalam hitungan bbrp hari sblm pilkada hrs bisa dijelaskan.
• Khofifah Unggul di Quick Count, Ashanty: Jawa Timur Dipimpin Orang Hebat
35. #Survey. Beberapa hasil Survey lembaga Survey dan @hariankompas bbrp hari sblm pilkada menunjukkan bhw perolehan suara pasangan SS-IF hanya belasan % - hasil QC lbh 40%. Thdp pasangan Asyik diperkiran di bawah 10% - hasil QC lbh 30%. Apa masalahnya ?
36. #Survey. SUPERBIAS bisa terjadi krn 3 kemungkinan : 1) survey rekayasa/pesanan, 2) kesalahan metodologi, 3) kepentingan subyektif lembaga survey, dan 4) terjadi perubahan drastis perilaku pemilih. Apapun jadi penyebabnya KREDIBILITAS lembaga survey perlu dipertanyakan.
36. #Survey. SUPERBIAS bisa terjadi krn 4 kemungkinan : 1) survey rekayasa/pesanan, 2) kesalahan metodologi, 3) kepentingan subyektif lembaga survey, dan 4) terjadi perubahan drastis perilaku pemilih. Apapun jadi penyebabnya KREDIBILITAS lembaga survey perlu dipertanyakan.
37. #Survey. Tidak salah menggunakan lembaga survey dalam pilpres, pileg, dan pilkada yang masalah adalah jika lembaga survey menggunakan metode statistik tidak sesuai dengan kaidah dasar penggunaan ilmu statistik yaitu KEJUJURAN, PROFESIONALISME, dan ETIKA lembaga survey.
38. #Survey. KEJUJURAN dibangun dg tdk merekayasa rancangan penelitian, pertanyaan, dan sampling utk menguntungkan pihak yg didukung dan sebaliknya. PROFESIONALISME dibangun bhw pelaksanaan sesuai kaidah2 penelitian uraian hasil survey tdk ada tambahan penafsiran di luar hasil.
39. #Survey. ETIKA dibangun dari kemampuan mejaga batasan profesi sebagai lembaga atau surveyor dan tidak merangkap sebagai konsultan politik. Ini penting sebagai cara untuk menjaga obyektifitas penggunaan metode statistik.
40. #Survey. Sebagai penutup agar semua pihak menyadari pesan Guru Besar Ilmu Statistik IPB utk hindari berlindung BERBOHONG dibalik bungkus metode statistik dan pesan salah seorang PM Inggeris bhw salah satu sumber KEBOHONGAN bisa berasal dari statistik. Smg bermanfaat," tulis Said Didu.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)