HPN 2018, Fadli Zon: Rangkap Posisi antara Pemilik Media dan Politisi Menyulitkan Pers Kita
Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2018, Fadli Zon menyoroti soal dwifungsi pengusaha-politisi.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
@fadlizon: Dulu, misalnya, Mohammad Hatta mendirikan Majalah Daulat Ra’jat, atau Soekarno memimpin Fikiran Ra’jat dan Soeloeh Indonesia Moeda.
Media-media itu digunakan sbg alat perjuangan, untuk membela kepentingan rakyat banyak, bukan kepentingan para pemilik modal.
Baca berita ini: Gaji PNS Muslim Dipotong untuk Zakat, Mahfud MD: Gajinya Hampir Habis Buat Utang, Kasihanilah Mereka
@fadlizon: Jangan sampai kita kembali lagi kpd zaman keemasan pers kolonial dulu, yg sepenuhnya dikendalikan oleh para pemilik modal.
@fadlizon: Pada awal abad ke-20, Surat Kabar AID de Preanger Bode, misalnya, adalah juru bicaranya para pemodal yang menguasai perkebunan teh, karet, dan kina.
@fadlizon: Sementara, Soerabajaasch Handelsblad, adlh corongnya para pemodal yg menguasai industri gula.
Jadi, semua media merupakan juru bicara dari para pemilik modal. Tentu kita tak ingin mengulang lagi semua itu.
@fadlizon: Di hari pers ini, saya ingin mengajak insan pers Indonesia untuk mengingat kembali khittahnya.
Para jurnalis harus kembali ke barak dan menjaga diri terhadap hegemoni kekuasaan.
@fadlizon: Rekan-rekan jurnalis harus menjaga kehormatan penanya. Karena sesungguhnya pena jurnalis jauh lebih tajam dari sebilah pedang!.
@fadlizon: Selamat Hari Pers Nasional, semoga di tahun politik, pers menjadi oase yang mengawal demokrasi dengan profesional dan independen. (*)
Baca juga: Gaji PNS Muslim Dipotong untuk Zakat, Fadli Zon: Nanti Potongan Gajinya Dipakai Buat Bangun Beton