HPN 2018, Fadli Zon: Rangkap Posisi antara Pemilik Media dan Politisi Menyulitkan Pers Kita
Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2018, Fadli Zon menyoroti soal dwifungsi pengusaha-politisi.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional pada Jumat (9/2/2018), Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zom menyoroti beberapa hal.
Dilansir TribunWow.com dari akun Twitter Fadli Zon, menurutnya pers haruslah independen.
Jika pers tak independen maka pengetahuan dan informasi yang dimilikinya rawan disalahgunakan.
Fadli Zon juga menyoroti rangkap posisi antara pemilik media dan politisi.
Menurutnya hal tersebut bisa menyulitkan posisi pers di Indonesia.
Berikut ini sederet catatannya mengenai pers.
Baca berita ini: Twitter dan Situs Dewasa Ini Larang Video Deepfakes yang Pakai Wajah Artis untuk Adegan Panas
@fadlizon: Jumat, 9 Februari, kita memperingati Hari Pers Nasional.
Tantangan yg dihadapi oleh pers di tengah iklim demokrasi jauh berbeda dgn tantangan zaman otoritarian.
@fadlizon: Kita sekarang hidup di tengah demokrasi multipartai.
Iklim demokrasi yg kita nikmati hari ini telah mengubah tantangan yg dihadapi oleh industri media.
@fadlizon: Kini, masalah yg dihadapi pers Indonesia bukan lagi represi, sensor, atau kontrol kekuasaan, tapi kendali dan pemihakan dari para pemilik media.
@fadlizon: Jadi, jika dulu demokrasi diintervensi oleh pemerintah, maka hari ini demokrasi telah dipermainkan oleh ‘dwifungsi pengusaha-politisi’.
@fadlizon: Rangkap posisi antara pemilik media dan politisi itu telah menyulitkan posisi pers kita.
Baca: Halus tapi Menohok, Mantan Mahasiswa Kirim Surat Terbuka dari Jepang untuk Ketua BEM UI: Duh Dek
Sensor terhadap para jurnalis bukan lagi berasal dari kekuasaan, tapi dari para pemilik media.
@fadlizon: Dalam situasi tsb, pers kemudian tak lagi mudah mempertahankan independensinya.
Jika tak lagi independen, pers tentu akan kehilangan kredibilitasnya sebagai juru terang masyarakat.
@fadlizon: Saya ingat kata-kata Mark Twain yg disitir Presiden Soekarno saat ia meresmikan pembukaan Jurusan Publisistik di Universitas Indonesia.
@fadlizon: Meminjam kata-kata Mark Twain, Bung Karno bilang, ‘There are only two things, which can throw light upon things here on earth. Two things, one is the sun in heaven, and the second one is the press here on earth’.
@fadlizon: Jadi, pers adlh matahari di bumi, juru terang bagi masyarakat.
Itu sebabnya, seorang jurnalis harus memiliki pengetahuan umum yg luas serta sudut pandang yang jernih.
Baca: Beredar Rumor Segera Diluncurkan, Xiaomi Mi MIX 2S Bawa Snapdragon 845?
@fadlizon: Dan, di atas semua itu, seorang jurnalis harus independen.
Sebab jika tak independen, pengetahuan dan informasi yg dimilikinya rawan disalahgunakan.
@fadlizon: Tugas pers bukanlah menyanjung-nyanjung pemerintah, melainkan jadi corong rakyat, menyuarakan kebenaran.
Insan pers mestinya bisa belajar dari figur-figur jurnalis masa lampau, seperti Mochtar Lubis atau bahkan Tirtoadisoerjo.
@fadlizon: Dulu Mochtar Lubis disebut sbg ‘wartawan jihad’ krn keberaniannya bersikap kritis terhadap kekuasaan.
Baik terhadap Presiden Soekarno maupun kemudian terhadap Presiden Soeharto, ia selalu bersikap kritis.
@fadlizon: Jihadnya sbg jurnalis adlh selalu bicara kebenaran dan berusaha memerangi kejahatan, siapapun pelakunya. Termasuk, ketika pelakunya adlh penguasa sekalipun.
@fadlizon: Pada masa pergerakan nasional, pers memang erat bersinggungan dengan politik. Tapi politiknya adlh politik kebangsaan, bukan politik partisan.
@fadlizon: Dulu, misalnya, Mohammad Hatta mendirikan Majalah Daulat Ra’jat, atau Soekarno memimpin Fikiran Ra’jat dan Soeloeh Indonesia Moeda.
Media-media itu digunakan sbg alat perjuangan, untuk membela kepentingan rakyat banyak, bukan kepentingan para pemilik modal.
Baca berita ini: Gaji PNS Muslim Dipotong untuk Zakat, Mahfud MD: Gajinya Hampir Habis Buat Utang, Kasihanilah Mereka
@fadlizon: Jangan sampai kita kembali lagi kpd zaman keemasan pers kolonial dulu, yg sepenuhnya dikendalikan oleh para pemilik modal.
@fadlizon: Pada awal abad ke-20, Surat Kabar AID de Preanger Bode, misalnya, adalah juru bicaranya para pemodal yang menguasai perkebunan teh, karet, dan kina.
@fadlizon: Sementara, Soerabajaasch Handelsblad, adlh corongnya para pemodal yg menguasai industri gula.
Jadi, semua media merupakan juru bicara dari para pemilik modal. Tentu kita tak ingin mengulang lagi semua itu.
@fadlizon: Di hari pers ini, saya ingin mengajak insan pers Indonesia untuk mengingat kembali khittahnya.
Para jurnalis harus kembali ke barak dan menjaga diri terhadap hegemoni kekuasaan.
@fadlizon: Rekan-rekan jurnalis harus menjaga kehormatan penanya. Karena sesungguhnya pena jurnalis jauh lebih tajam dari sebilah pedang!.
@fadlizon: Selamat Hari Pers Nasional, semoga di tahun politik, pers menjadi oase yang mengawal demokrasi dengan profesional dan independen. (*)
Baca juga: Gaji PNS Muslim Dipotong untuk Zakat, Fadli Zon: Nanti Potongan Gajinya Dipakai Buat Bangun Beton