HPN 2018, Fadli Zon: Rangkap Posisi antara Pemilik Media dan Politisi Menyulitkan Pers Kita
Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2018, Fadli Zon menyoroti soal dwifungsi pengusaha-politisi.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
@fadlizon: Dalam situasi tsb, pers kemudian tak lagi mudah mempertahankan independensinya.
Jika tak lagi independen, pers tentu akan kehilangan kredibilitasnya sebagai juru terang masyarakat.
@fadlizon: Saya ingat kata-kata Mark Twain yg disitir Presiden Soekarno saat ia meresmikan pembukaan Jurusan Publisistik di Universitas Indonesia.
@fadlizon: Meminjam kata-kata Mark Twain, Bung Karno bilang, ‘There are only two things, which can throw light upon things here on earth. Two things, one is the sun in heaven, and the second one is the press here on earth’.
@fadlizon: Jadi, pers adlh matahari di bumi, juru terang bagi masyarakat.
Itu sebabnya, seorang jurnalis harus memiliki pengetahuan umum yg luas serta sudut pandang yang jernih.
Baca: Beredar Rumor Segera Diluncurkan, Xiaomi Mi MIX 2S Bawa Snapdragon 845?
@fadlizon: Dan, di atas semua itu, seorang jurnalis harus independen.
Sebab jika tak independen, pengetahuan dan informasi yg dimilikinya rawan disalahgunakan.
@fadlizon: Tugas pers bukanlah menyanjung-nyanjung pemerintah, melainkan jadi corong rakyat, menyuarakan kebenaran.
Insan pers mestinya bisa belajar dari figur-figur jurnalis masa lampau, seperti Mochtar Lubis atau bahkan Tirtoadisoerjo.
@fadlizon: Dulu Mochtar Lubis disebut sbg ‘wartawan jihad’ krn keberaniannya bersikap kritis terhadap kekuasaan.
Baik terhadap Presiden Soekarno maupun kemudian terhadap Presiden Soeharto, ia selalu bersikap kritis.
@fadlizon: Jihadnya sbg jurnalis adlh selalu bicara kebenaran dan berusaha memerangi kejahatan, siapapun pelakunya. Termasuk, ketika pelakunya adlh penguasa sekalipun.
@fadlizon: Pada masa pergerakan nasional, pers memang erat bersinggungan dengan politik. Tapi politiknya adlh politik kebangsaan, bukan politik partisan.